Hari ini Sakusa lelah. Doi nggak sanggup lagi main bareng Noya and friends. Jiwa dia bener-bener terguncang, rasa malunya benar-benar dikoyak. Rasanya Sakusa pengen pindah aja. Tapi nggak enak ngomong ke orang tua. Doi baru aja pindah kesini sehari.Alasan doi masuk sini. Katanya, dulu ayahnya juga pernah sekolah disini. Dan sekolah ini lumayan bagus. Sakusa nggak meragukan fasilitas dan prasaran sekolah, memang lengkap, sangat lengkap malah. Yang jadi masalah itu penghuni sekolah ini.
Temen sekelasnya juga aneh, ada yang mantan terong-terongan, ada yang kalo nggak nyinyir sejam aja badannya pada gatel, ada yang bisa ngomong tapi males ngomong. Dan siapa sangka orang aneh bukan cuma ada dikelasnya, dikelas lain juga ada. Kembar gagal siam yang kerjaannya ribut mulu, bocah lemes yang obsesi buat naikin bobot cacing padahal badan sendiri kurus kering, terus duo bacot yang seleranya janda. Pening kepala Sakusa, kalo inget mereka.
Sambil ngelamun Sakusa terus jalan. Dia nggak tahu dah mau menuju kemana. Kekelas, jelas nggak mau. Dia lagi ngehindar antek-anteknya Noya.
Yaudah lah biarkan kaki Sakusa yang menuntunnya pergi.
Doi kaget, tiba-tiba aja dia sampai dideket gedung kepsek terdahulu.
Dideket situ, doi ketemu orang yang kemarin ngasih tahu kenapa para guru sma ini harus diungsikan. Sakusa terus ngeliatin orang itu. Dan tiba-tiba orang tersebut ngeliat balik ke Sakusa. Cie... Saling tatap-tatapan.
'Orang yang kemarin,' batin Sakusa.
'Orang normal!' Orang itu juga ikutan ngebatin.
"Halo!"
Sakusa awalnya ragu buat bales. Tapi ujung-ujungnya doi malah ikut duduk disamping orang itu. Nggak tahu kenapa, Sakusa ngerasa orang ini berbeda dari anak-anak hq lainnya.
"Lo anak baru?" Tanyanya. Sakusa cuma ngangguk singkat. "Gue Akaashi. Anak kelas dua." Akaashi nyodorim tangan.
Mata Sakusa negilirik tangan Akaashi. Kukunya pendek, dan bersih, bagus. Cuma tangannya keringetan. "Gue Sakusa. Dan maaf, gue nggak mau salaman."
"Oh iya nggak apa-apa." Akaashi cuma senyum kecil. "Btw, gimana rasanya?"
"Rasa? Gue nggak makan apa-apa."
"Maksud gue, gimana rasanya masuk sma hq."
Sakusa langsung ngehela napas. "Sulit dijelasin dengan kata-kata. Tapi yang jelas hari ini gue lelah banget." Nggak biasanya Sakusa terbuka begini, apalagi sama orang asing. Doi sendiri terkejut.
"Sabar," kata Akaashi sambil nepuk punggung Sakusa.
"Lo nggak lelah apa? Udah dua tahun disini, dikelilingi orang-orang kayak gitu."
"Capek. Apalagi angkatan kelas dua nggak ada yang bener. Sengklek semua. Kalo di angkatan kelas tiga sih ada beberapa orang yang bener."
Sakusa ngelirik Akaashi. Doi ngerasa kasian sama Akaashi.
"Tapi agak seru juga sih," tambah Akaashi.
"Btw lo lagi ngapain disini?"
"Lagi istirahat. Gue lagi ada projek dance cover buat lomba."
"Cuma lo sendiri, yang lain pada kemana?"
Akaashi nunjuk kearah teras mantan ruang kepsek. Disana ada Iwaizumi yang sedang memijat lebih tepatnya ngehancurin punggung Oikawa. Ada juga Bokuto sama Kuroo yang saling pijat memijat. Dan Sugawara yang sukarela memijat badan berotot Ushijima. Dahi Sakusa mengernyit. "Latihannya pasti berat banget ya," kata Sakusa.
"Nggak kok. Kita baru mulai sekitar lima menit terus udahan."
Lemah, pikir Sakusa. Baru juga latihan sebentar masa langsung pada pijit-pijit badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞
Fanfictionཻུ۪۪⸙͎╰─►❝Selamat datang di SMA HQ. SMA yang katanya bisa membuat anda migrain sekaligus tergelak. Jangan di buat serius, nanti anda sekalian frustasi. Santai, ...