Puisi.

5.5K 789 264
                                    

Mohon perhatian
Cerita ini mengandung humor yang mungkin bisa membuat jangkrik berbunyi. Jadi jangan memprotes apabila  cerita ini tak bisa membuat kalian tertawa.
.
.
Happy reading
.
.

Hari ini merupakan hari senin. Hari yang konon katanya menjadi hari terseram diantara ketujuh hari lainnya. Keseraman hari senin terbukti adanya. Kelas 3-1 yang biasanya ramai, mendadak hening. Hampir semua penghuni kelas memasang tampang suram.

"Bro Kuroo, lu kok suram."

"Berisik kau anak adam. Gue lagi buat puisi nih."

"Oh puisi."

"Lu udah?"

"Udah dong, dan ini puisi gue dijamin bikin orang terharu. Temanya tentang ibu."

"Yaudah, mending lu pergi sana. Gue susah mikir kalo lo ada dideket gue."

Dikarenakan diusir Kuroo. Bokuto terpaksa mencari korban lain untuk di ganggu. Dan akhirnya dia pun menemukan dua korban baru, Sugawara dan Sawamura. "Hey bro, udah bikin puisi?"

Sebenarnya tak usah ditanya. Sawamura dan Sugawara ini tipikal anak rajin, jadilah kalau ditanya soal tugas, mereka pasti akan menjawab sudah mengerjakan.

"Liat puisi kalian dong, ntar gue liatin balik puisi gue."

"Nanti juga lu tau puisi kita. Kan ntar dibacain didepan kelas," sahut Sawamura dengan nada ramah.

"Puisi gue temanya ibu loh." songong sekali Bokuto ini.

"Harus siap tisu nih, puisi macem gitu biasanya bikin sedih." Sugawara ini memang mulutnya lemes buat muji. Dan sungguh tidak tahu malunya yang dipuji, bukannya berterimakasih. Bokuto malah semakin sombong.

Sawamura menyenggol lengan Sugawara. "Lain kali jangan suka muji Bokuto. Ntarnya jadi nggak tahu diri," bisik Sawamura pelan.

Sementara itu, Bokuto malah tergelak dengan lagak sombongnya. Sugawara merinding sendiri mendengar tawa Bokuto yang mampu mengalahkan toa yang biasa dipakai orasi.

"Berisik kampret!"

Dan detik berikutnya, sebuah buku sejarah yang tebalnya bikin nyebut, mendarat dengan mulus dimuka Bokuto.

Mari tebak siapa pelakunya. Jika anda salah menebak jangan risau, karena anda tidak akan mendapat hukuman. Dan jika anda menebak dengan benar, tak perlu cemas, karena tidak akan ada hadiah.

Jawabannya adalah Kuroo Tetsurou. Lelaki yang sedang fokus membuat puisi itu terganggu oleh suara Bokuto. Karena darahnya sudah naik dua kali lipat, akhirnya ia memutuskan memakai cara kasar untuk menghentikan Bokuto.

Tentu saja saudara Bokuto tidak tinggal diam diperlakukan begitu. Bokuto langsung memasuki mode hulknya. "Kuroo... "

Melihat sohibnya mengamuk sama sekali tidak membuatnya risau. Ia malah semakin fokus menuangkan imajinasi dalam bentuk puisi.

"Eh Bokuto ngamuk tuh." Sugawara bersuara.

"Kasih aja tiga permen loli milkite."

"Nanti bakal diem?"

"Nggak, ntarnya malah tambah ngamuk."

"Kur, lu pernah di pukul pedang Excalibur berbalut amaterasu nggak?"

*

"Selamat pagi." Guru aduhai dan cantik, harusnya jadi kebahagian bagi para siswa, tapi kali ini tidak. Mereka justru ketar-ketir tak karuan begitu melihat guru tersebut memasuki kelas.

𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang