Gara-gara kerja bakti kemarin. Sma hq menjadi sorotan. Bahkan sempet viral. Para guru yang ngelihat itu, berpikir murid-muridnya udah berevolusi menjadi normal. Jadi mereka langsung kembali ngajar. Tapi ternyata mereka salah, murid-murid mereka masih belum berevolusi.Akibat kejadian itu. Sakusa langsung direkrut osis buat jadi anggota. Di kelas pun kastanya naik. Bukan lagi murid biasa, Sakusa sekarang jadi seksi kebersihan. Anak-anak 2-5 nyesel parah gara-gara jadiin Sakusa seksi kebersihan. Aturan piket yang longgar jadi ketat banget. Kelas harus benar-benar bersih, nggak boleh ada debu sebutir pun. Terus lagi, kalo mau masuk kelas semua anak wajib cuci tangan dan lepas sepatu. Bukan cuma anak-anak, guru yang mau ngajar juga gitu. Kalo misalnya kaos kakinya bau, terpaksa mereka harus cuci kaos kakinya dulu sebelum masuk.
Ok, cukup bahas Sukasanya. Chapter kali ini memang tidak dibuat untuk bang Sukasa soalnya.
Masih inget sama grup dance cover? Kalo masih inget syukur. Kalau nggak inget, coba baca ulang chapter 'anak baru.'
Geng dance cover ini lagi pada kebingungan. Biasanyakan mereka latihan di ruang kepsek. Tapi karena semua guru dan staff sekolah udah pada come back, mereka nggak bisa pakai tempat itu lagi.
Ushijima usul di mimbar. Akaashi nggak keberatan sih, kalo misalnya gerakan mereka udah kompak dan pada hapal. Nah ini, masalahnya kompak belum, hapal juga kagak. Apalagi Bokuto, dia paling susah ngapalin gerakan. Bokuto cuma ingat gerakan pas bagian reff doang.
"Gimana nih?" Setelah lama saling diem-dieman akhirnya Sugawara angkat bicara.
"Gimana apanya?" Jawab Oikawa yang lagi live ig.
"Ngga tahu," jawab Ushijima.
Akaashi ngehela napas. Para seniornya ini nggak bisa diandelin banget. "Ada yang rumahnya luas nggak?" Tanya Akaashi.
"Ada!" Seru Bokuto. "Rumah tetangga gue luas banget! Ada kolam renangnya juga! Mereka holka anj!"
"Kalo bisa rumah kalian ya. Jangan rumah keluarga, saudara, teman, musuh, apalagi pejabat negara dan artis. Tolong banget." Akaashi mencoba tetap sabar.
"Rumah gue halamannya sempit," jawab Oikawa. "Rumah Iwa-chan juga sempit."
"Bang Ushijima gimana?" Sengaja Akaashi nanya nya ke Ushijima. Soalnya doi pernah denger, kalo seniornya yang satu ini lumayan tajir.
"Nggak," jawab Ushijima. "Gue nggak punya rumah."
"Lah terus selama ini lo tinggal dimana? Kolong jembatan?" Tanya Kuroo.
"Gue tinggal di rumah ibu gue."
"Rumah ibu lo luas?" Tanya Sugawara.
"Iya."
"Lah si bambang! Kenapa nggak ngomong dari tadi." Hebat ya Iwaizumi, meskipun lagi emosi masih aja sempet nyemilin cireng.
"Akaashi kan bilang, jangan rumah anggota keluarga. Itu rumah kan punya ibu gue."
Ushijima bener. Tapi kok Akaashi kesel. "Bang, kita boleh latihan disitu nggak?" Tanya Akaashi, mencoba sesopan mungkin biar dibolehin.
"Gue tanya ibu gue dulu." Ushijima pun pamit undur diri guna meminta ijin pada ibunya via telepon.
"Serius rumah Ushijima gede?" Oikawa masih nggak percaya.
"Gue juga nggak tahu. Tapi emang bang Ushijima tuh keliatan macem holkay sih," kata Akaashi.
"Pernah juga waktu itu, si Ushijima dianterin pake mobil kece." Kuroo ikut nimbrung.
"Katanya, keluarga Ushijima itu ternak sapi." Bokuto nggak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞
Fanfictionཻུ۪۪⸙͎╰─►❝Selamat datang di SMA HQ. SMA yang katanya bisa membuat anda migrain sekaligus tergelak. Jangan di buat serius, nanti anda sekalian frustasi. Santai, ...