Cuma mau ngasih tahu. Kalo chapter ini, panjang bet.
Dah gitu aja#
Kuroo sibuk membagi fokusnya antara menahan bau dan menutup pintu. Ya, sekarang doi lagi nungguin Bokuto boker didalam toilet.
"Brokuto! Katanya ee lo wangi!"
"Iya kur. Wangi ee."
"Itu bau woy!"
"Dahlah jangan ajak gue ngobrol. Gue mau fokus melahirkan bayi-bayi gue nih!"
Sebenarnya, kali ini Bokuto kurang bersemangat buat boker. Badannya tiba-tiba nggak enak. Jadi panas dingin gitu. Terus juga dari tadi tubuhnya banjir keringat. Padahal hari ini nggak terlalu panas. Apa karena dia lagi berduaan sama Kuroo didalam kamar mandi, jadi tiba-tiba saja terasa begitu panas hmm...
"Ekhemm...ekhemm..."
"Khenafa loh? Lagi cek mhik?" Tanya Kuroo yang idungnya dijepit pake jepitan jemuran.
"Nggak bro. Tiba-tiba aja tenggorokan gue kering gitu terus agak sakit juga."
"Esss terusss..."
"Dahlah berisik! Ini perut gue udah mulai berkontraksi lagi nih!"
Perut Bokuto sakit. Sakitnya melebihi kebelet ee biasa. Lama kelamaan, ia rasa perutnya macem di pukul-pukul dari dalem. "Argh...."
"Apa to? Eenya gede ya? Jadi susah."
"Argh.... Sakit!" Sekarang rasa sakitnya bukan cuma terasa diperut. Tapi seluruh tubuh. Bokuto terus mengerang kesakitan. Sementara Kuroo acuh. Doi pikir Bokuto cuma lagi ngeden biasa.
"Kur!"
"Apasih to! Dahlah fokus aja —to, kok badan lo mulai agak hijau!" Kuroo panik.
"Kur, keknya gue bakal berubah jadi macem mereka deh." Bokuto tersenyum lemah. "Kur, gue minta tolong buat yang terakhir kalinya. Tolong bunuh gue sekaramg juga."
"Nggak to!" Ditahan susah payah pun percuma. Karena akhirnya air mata Kuroo tetep keluar. Ingusnya pun pen keluar, tapi karena di idungnya di capit jepitan jemuran. Ingusnya jadi tertahan. Kasian, padahal pengen menghirup udara segar.
"Kur, pliss... Kur... Gue nggak mau berakhir jadi makhluk amoral kayak mereka."
"Tapi to... Sekarang juga lo nggak bermoral."
"Plis kur. Ini permohonan gue sebagai sahabat lo."
"To, gue nggak bisa."
"Gue mohon kur. Gue nggak akan marah. Gue justru seneng. Kalo lo nggak tega, tutup aja mata lo. Bayangin gue sapi buat kurban hari raya."
"Gue bukannya nggak tega..." Kuroo tarik napas. "Gue cuma nggak mau berdosa karena bunuh lo. Kalo gue berdosa kan gue masuk neraka. Kalo masuk neraka, siapa yang nolongin gue buat masuk surga. Lo? Nggak mungkin, lo jugakan bakal masuk neraka."
"Asem."
"Udah to, lo bunuh diri aja."
"Nggak kuat nahan sakitnya kur!"
"Gue punya cara ampuh to," kata Kuroo. "Lo tahu nggak cerita terkutuknya bang Hoshiumi Kouroy Kiyoshi, alumni sma ini. Katanya, lo bakal mati begitu selesai baca ceritanya dia."
"Hah serius, lo udah coba?"
"Bagong! Kalo gue coba, gue mati dong!"
"Eh iya. Duh, menjelang ajal kok gue baru nyadar kalo gue agak bego."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲ū! ❝ Welcome To HQ Senior Highschool❞
Fanfictionཻུ۪۪⸙͎╰─►❝Selamat datang di SMA HQ. SMA yang katanya bisa membuat anda migrain sekaligus tergelak. Jangan di buat serius, nanti anda sekalian frustasi. Santai, ...