🌏Maaf🌞

299 25 3
                                    

Setelah kejadian tadi, Tika langsung di bawa ke kelasnya untuk ditenangkan oleh teman-temannya. Semenjak kejadian tadi, dikelas Tika hanya termenung saja. Padahal sudah sejak dari tadi teman-temannya menenangkannya.

"Tik udah Tik! Lo jangan diem gitu dong... nyeremin tau nggak?" Kata Caca sembari menggoncangkan bahu Tika dari samping.

"Iya Tik. Udahlah Tik udah." Ucap Hana menenangkan Tika juga.
Namun keduanya nihil. Tika belum juga mau berbicara dan hanya terus termenung dan melamun. Sebelumnya Tika tak pernah seperti ini. Baru kali ini sahabat-sahabatnya melihat Tika seperti ini.

"Tika... udah Tik. Jangan ngelamun ntar kesambet baru tau rasa lo!" Ucap Belva yang membuat Tika menenggelamkan wajahnya di tangannya yang ditekuk diatas meja dan menangis. Hana pun menyikut Belva karena akan menyinggung perasaan Tika yang sekarang sedang tidak karuan menjadi tambah tidak karuan.

"Tik udah Tik... toh juga Arthik nggak jadi nampar lo. Untung aja ada Daffa yang tadi nahan Arthik biar enggak nampar lo." Ucap Caca. Perkataan Caca justru membuat Tika semakin terisak dalam tangisannya. Caca pun diberi peringatan oleh Hana lewat gidikan pelan dan tatapan mata.

"Gue....ngerasa...malu... bangett." Ucap Tika terisak-isak.

"Iya Tik gue tau... udah... udah... jangan nangis lagi..." Ucap Hana menenangkan Tika.

"Mending sekarang lo cuci muka. Ya? Ya? Ayo cuci muka yok." Kata Caca membujuk Tika agar tidak menangis lagi dan bisa bercerita apa yang Tika rasakan. Tika hanya mengangguk dan masih tetap manangis.

🌏🌞

Setelah Tika mencuci mukanya, Tika tetap saja masih menitihkan air mata walaupun tidak sebanyak tadi.
"Han... kok gue jadi nggak pede ya, buat... tanding basket nanti. Gue nggak yakin gue bakal menang. Gue malu banget sama Arthik. Gue nggak bisa tanding kalo perasaan gue ada yang ngeganjel. Gue salah sama Arthik."

"Udah... mungkin itu cuma perasaan lo. Gue doain semoga nanti tanding basket lo menang." Ucap Hana menenangkan Tika.

"Iya Tik. Mana Tika yang dulu... mana Tika yang jago main basket. Sampe dapet juara pemain basket terbaik. Mana itu Tika?" Ucap Belva untuk meyakinkan dan membuat semangat Tika kembali muncul.

"Iya Tik. Lo kan jago banget main basket. Masa lo mau nyerah gitu aja?" Ucap Caca untuk membangkitkan semangat Tika juga.

"Gue nggak enak sama Arthik. Gue harus gimana?" Ungkap Tika lesu.

"Yaudah gini aja, sebelum lo tanding basket, lo temuin dulu si Arthik. Lo minta maaf sama dia." Kata Hana memberi saran.

"Hah? Idih... minta maaf? Sama dia? Ogah banget gue..." jawab Tika malas.

"Lo gimana si? Lo itu udah salah Atlantika.... lo udah ngehina Arthik..." kata Caca mulai serius dengan ucapanya.

"Iya Tika... lo harus minta maaf ke Arthik..." ucap Belva pula.

"Emangnya elo mau nama lo jelek? Atlantika Matahari Putri pemain basket putri terhebat berhasil dikalahkan oleh Arthik Bumi Dirgantara. Emangnya lo mau kaya gitu?" Ucap Caca menakut-nakuti.

"Astaghfirullah... ihhh.... amit-amit jangan sampe lahh."

"Lah itu elo nggak mau kan?" Ucap Hana yang membuat Tika mengangguk lemah.

"Udah deh Tik elo minta maaf aja."

"Iya,iya, iya deh gue minta sama si Arthik." Ucap Tika mengalah.

"Tapi..."

"Tapi, kenapa?" Tanya Hana.

"Gue... gue... gue malu mau minta maaf." Ungkap Tika resah.

"Astaga Tika... ngapain malu sih??" Tanya Belva bingung.
"Biasanya juga malu-maluin." Tambah Belva sambil tertawa.

"Isshhh... apaan sih. Udah deh. Lagi serius ini..." Jawab Tika sambil menyikut lengan Belva dan memanyunkan bibirnya.

"Iya... iya..." jawab Belva.

"Aduhh... gimana yaa..." Kata Tika mulai resah.

"Ayo minta maaf biar kami yang anter. Udah gapapa Tik. Dari pada elo kaya gini terus kan malah elo yang malu karena lo kalah dari si Arthik." Saran Hana lagi.

"Emm.... tapi kalian juga harus bantuin gue ngomong..." Jawab Tika.

"Iya kami bantuin kok..." ucap Caca.

"Janji ya?" Tanya Tika meyakinkan.

"Iya kami janji." Kata Belva, Caca, dan Hana secara bersamaan sambil mengacungkan dua jarinya. Yaitu jari telunjuk dan jari tengahnya. Dan tersenyum.

"Ayo cepetan sebelum masuk nih..." kata Tika sambil berdiri. Diikuti oleh ketiga temannya.

🌎🌞

Tika dan ketiga sahabatnya sudah memantau Arthik dari kejauhan. Arthik sedang bersama teman-temannya. Ia sedang duduk di tangga untuk ke lantai dua. Terlihat ia sangat bahagia bersama teman-temannya.

"Tuh Tik si Arthik. Sana!" Kata Belva sambil menyenggol lengan Tika.

"Ihh....  temenin...." rengek Tika seperti anak kecil.

"Udah... udah... ayok!" Ajak Hana sambil menarik tangan Tika.

Sampailah Tika tepat di depa tangga yang sedang di duduki oleh Arthik dan teman-temannya.

"Eh... si anak sombong dateng lagi nih..." Ejek Arthik ketika Tika datang dihadapannya.
"Mau apa lagi lo kesini? Mau nyombongin diri dan ngejek gue lagi? Hah?" Tambah Arthik lagi.

"Eh jangan sok ya kalian! Kita kesini baik-baik ya!" Ucap Belva naik darah.

"Udah Bel." Ucap Hana.

"Gue... kesini... cuman mau minta maaf sama lo. Gue tau gue salah. Gue nggak bisa tenang kalo masalah gue belum selesai. Mau ngapa-ngapain juga nggak bisa fokus. Dan akibatnya... tanding basket gue sama lo entar sore... bakalan kalah." Ucap Tika panjang lebar.

"Hahahaha... harusnya elo nggak usah minta maaf. Biar tanding basket entar sore... gue yang menang." Ucap Arthik sambil turun dan menghampiri Tika.

"Eh elo tuh ya! Gue masih mending mau minta maaf sama lo! Elo tuh kenapa sih? Gue tuh heran ya sama orang kaya lo! Orang minta maaf. Buat niat baik. Malah lo kayak gini! Udah lah terserah lo!" Kata Tika yang mulai naik darah.
"Udahlah ayok! Nggak usah ngomong sama orang stres kaya dia!"
Tika dan teman-temannya pun berlalu pergi. Tampak di wajah Tika, ia sangat kesal dengan Arthik.

"Eh Thik! Elo kok kaya gitu sih sama dia? Kenapa lo?" Tanya Daffa setelah  Tika dan teman-temannya pergi.

"Ya... emang kenapa sih? Gue sengaja ngelakuin tadi, abisnya... dia ngeselin banget sumpah. Gue gedek benget sama tuh anak."

"Eh... eh... mas bro... jangan emosi dong..." kata Rizky sambil berdiri dan menepuk pundak Arthik sebanyak dua kali.

"Udahlah gak usah bahas cewek tadi lagi. Nggak penting juga!" Kata Adit melumerkan masalah.

"Yaudah ah yok ah ke kelas. Udah males gue." Ajak Arthik seperti anak kecil.

🌍🌞

Setelah ajakan Arthik tadi, mereka pun langsung menuju ke kelasnya. Mereka langsung duduk di bangku paling pojok. Berkumpul bersama, bercanda tawa, dan melakukan hal-hal yang bisa membuat mereka senang.

***

Maaf ya...kalo aku updatenya lama...🙇 dan maaf banget kalo kalian nunggunya lama...
Jangan lupa follow, vote, and comment😊 senyum terus yaa😊

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang