Ketika Arthik sudah pulang, Tika masih duduk-duduk diruang TV bersama Mama dan Kakaknya. Mereka bercerita banyak hal. Dan gelakan tawa memenuhi ruangan tersebut.
"Arthik tuh orangnya humoris ya." kata Zahra.
"Bukan humoris Ma. Tapi gila." kata Tika.
"Sembarangan kamu itu."
"Eh iya. Mama baru inget, Mama mau ngomong penting sama kalian." kata Zahra teringat sesuatu.
"Apa Ma?" tanya keduanya.
"Kamu tau, Fely? Itu, anaknya Tante Vita. Tau nggak?" tanya Zahra serius.
"Ohh. Yang katanya seangkatan sama Tari itu?" tanya Tika meyakinkan.
"Iya."
"Dia mau pindah kesini." kata Zahra."Tante Vita mau pindah ke daerah sini Ma?"
"Enggak Sayang. Cuma Fely. Kamu tau kan keadaan rumah tangga Tante Vita kayak apa? Karena itu, Fely tinggal bareng kita dan sekolah bareng kamu."
"Kok gitu sih Ma?" tanya Reynan.
"Ya gimana lagi? Mama mau nolak juga nggak enak. Kasihan juga sama Fely nya. Dia jadi korban broken home. Kalian ikhlas aja ya?" kata Zahra.
"Iya Ma. Tari ikhlas kok. Kaya gitu kan sama aja kita beramal. Lagian, Tari seneng. Nanti kalo di sekolah jadi ada temennya. Bisa berangkat bareng sama dia." kata Tika tulus. Ia memang benar-benar ikhlas untuk membantu.
"Makasih ya."
"Emang rencana dia pindah kesini kapan?" tanya Reynan.
"Rencananya sih dia mau terbang dari Malang minggu depan. Nanti kita jemput di bandara ya." jawab Zahra.
"Yaudah lah. Mau gimana lagi. Nolak juga nggak enak." kata Reynan. Entah mengapa Reynan kurang suka dengan kedatangan Fely. Tetapi, Tika enjoy-enjoy saja dengan kedatangan Fely.
🌍🌞
Pagi yang cerah. Pagi-pagi sekali, Tika sarapan ditemani oleh Reynan dan Mamanya. Tiba-tiba ada suara deru motor yang berhenti di depan rumahnya. Tika sangat mengenali suara deru motor itu. Ia menatap kearah Kakak dan Mamanya bergantian.
"Bukain. Malah diem aja. Suruh masuk sarapan." perintah Zahra.
"Siap Ma." kata Tika beranjak dari meja makan.
Ia segera berjalan keluar dan membukakan pintu untuk Arthik. Dia kira Arthik sudah menunggu di depan pintu. Namun pemandangan yang ia lihat, Arthik masih duduk manis diatas motornya. Ia sudah melepas helm nya.
"Ngapain masih disitu?" tanya Tika didepan pintu.
"Nungguin lo." kata Arthik.
"Kenapa nggak ketok pintu?"
"Gue nggak ketok pintu juga lo udah keluar. Ini buktinya." kata Arthik cengengesan.
"Emang lucu? Udah buruan masuk. Ditungguin Mama. Diajak sarapan." kata Tika datar lalu segera masuk kembali kedalam rumahnya diikuti Arthik.
"Assalamualaikum Tante." sapa Arthik lalu mencium punggung tangan Zahra.
"Wa'alaikum salam. Duduk, ayo kita sarapan." ajak Zahra lalu di balas anggukan oleh Arthik dan duduk di samping Tika.
"Kalau nanti Fely udah kesini, Rey punya tugas tambahan." kata Zahra.
"Kok Rey sih Ma?" protes Reynan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Fiksi RemajaAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...