🌍Pelukan🌞

178 17 4
                                    

Tika berjalan menuruni anak tangga dengan gontai. Ia segera menuju ruang UKS untuk mencari kotak P3K. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, ia kembali melangkahkan kakinya menuju rooftop. Perlahan ia membuka pintu rooftop. Disambut dengan angin yang langsung menerbangkan rambutnya karena tidak diikat.

Kosong. Itulah yang ditemukan Tika saat ia membuka pintu rooftop. Ia tak menemukan siapapun disini. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Tak ia temukan. Arthik sudah tak ada di rooftop. Apa dia marah pada Tika? Pikiran-pikiran buruk mulai menghantui Tika.

"Mau apa lo kesini?" terdengar suara berat milik Arthik di telinga Tika dengan jelas. Suara itu membuat Tika berbalik dan mendapati Arthik berdiri di depan pintu rooftop.

"Ngobatin lo." kata Tika datar.

"Buat apa? Bukannya lo tadi pergi? Lo udah nggak peduli lagi kan sama gue?" tanya Arthik sembari berjalan dan duduk di sofa.

"Gue tadi pergi buat ambil kotak P3K buat lo." kata Tika sambil duduk di samping Arthik. Dengan sigap, Tika membuka kotak P3K tersebut. Dan meneteskan cairan alkohol pada kapas. Ingin mengoleskannya pada bagian wajah Arthik yang terluka. Dengan sigap, Arthik menepis tangan Tika.

"Gausah sok peduli lo." kata Arthik sambil berdiri dari duduknya. Sontak Tika yang terkejut pun ikut berdiri.

"Luka lo harus diobatin Arthik." kata Tika.

"Udahlah gausah."

"Duduk." perintah Tika.

"Nggak."

"Duduk gue bilang!" bentak Tika karena Arthik tak mau menuruti kata-katanya. Perintah itu, sontak membuat Arthik terkejut dan terduduk kembali. Tika yang melihat respon Arthik pun langsung kembali duduk dan membersihkan luka Arthik.

"Galak amat sih Beb." kata Arthik sambil menatap Tika yang tengah serius mengobati luka Arthik.

"Emang lo kalo nggak gue galakin, mau diobatin kaya gini?" tanya Tika.

"Jangan galak-galak dong sweetheart. Kalo galak gue cium loh." kata Arthik dengn senyum mesumnya.

"Cium.... aja yang ada di pikiran lo. Kayanya lo harus dikuras deh pikirannya. Biar jernih, nggak mesum." geleng-geleng Tika mengahada pacarnya.

"Mesum? Mesum apa sih?" kata Arthik tak paham.

"Tiap kali lo ngancem gue mau dicium. Itu kan mesum namanya." jelas Tika.

"Astaga Tika... itu cuma cium. Gitu aja lo bilang mesum. Gimana kalo gituan?" gumam Arthik.

"Gituan apa maksud lo?" tanya Tika penuh selidik.

"Udah deh lupain. Lo nggak bakal ngerti. Lo kan masih suci." kata Arthik dingin. Ia tidak mau Tika bertanya lebih banyak.

"Udah selesai. Gue balik dulu ke kelas ya." kata Tika sambil menutup kotak P3K.

"Temenin gue disini." kata Arthik menahan tangan Tika yang akan pergi.

"Nggak bisa Thik. Gue harus balik ke kelas. Lo juga balik gih ke kelas lo." kata Tika menolak secara halus.

"Pelajaran udah mulai. Percuma juga gue ke kelas. Ujungnya juga diusir sama guru." kata Arthik menolak Tika yang mengajak ke kelas.

"Lo juga paling nanti disuruh keluar sama guru karena telat. Mending lo disini temenin pacar lo yang ganteng ini." kata Arthik sambil mengerlingkan matanya.

"Iya juga ya." kata Tika sambil berpikir. Kenapa dia bilang begitu?? Virus bolos Arthik sudah menular ke Tika. Ya ampunn. Dosa apa tidaknya bolos seperti ini?

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang