🌍Marah🌞

160 17 6
                                    

Bel pulang sekolah sudah berdering. Siswa- SMA Pandawa berhamburan untuk pulang. Tika sedang duduk diam dibangkunya ditemani ketiga sahabatnya. Sedangkan, sepupu sialan itu entah berada dimana.

"Tik. Kalo lo terus ngelamun kaya gini. Kita gabis apa-apa. Lo harus jelasin ke kita. Dateng-dateng ke kelas mata lo sembab semua kaya gini." kata Hana.

"Halloo haii pacar aku tersayang...." kata seseorang kemudian masuk kedalam kelas Tika. Jika kalian meebak orang itu adalah, kalian benar. Dia datang dengan cerianya.

Tapi tak ada yang tahu, dibalik keceriaannya terdapat banyak luka didalamnya.

"Tik? Lo masih marah sama gue?" Tika hanya diam.

"Maafin gue. Please." Tika hanya diam.

"Thik. Ada apa sih? Jelasin ke kita-kita." kata Belva menengahi.

"Iya. Tika kenapa?"

"Bacot lo! Diem dulu anjing!" Arthik yang terselut emosi pun membentak ketiga teman Tika. Tika berdiri dari duduknya. Ia melengang pergi meninggalkan ketiga temannnya dan Arthik begitu saja.

"Ini ada apa sih sebenernya?" tanya Caca kesal.

"Gue nggak bisa jelasin sekarang. Gue harus kejar Tika." kata Arthik lalu menyusul Tika.

Tika berjalan dengan terburu-buru. Sesekali ia menyeka air matanya yang baru lolos dari matanya. Baginya sulit sekali. Melihat pacar sendiri berpelukan dengan sepupu sendiri.

Tika segera meninggalkan SMA Pandawa. Ia berjalan ke halte. Untungnya, ada taksi yang lewat disana. Ia langsung memberhentikan taksi tersebut lalu masuk dengan terburu-buru.

Arthik yang melihat aksi Tika sontak berlari dan mengetok-ngetok kaca jendela taksi.

"Tika. Buka. Please. kasih gue kesempatan. Gue bisa jelasin. Ini semua salah paham." kata Arthik sambil terus mengetuk kaca taksi. Taksi yang dinaiki Tika pun berhenti.

"Jalan Pak." kata Tika dingin yang langsung dituruti oleh supir taksi tersebut.

🌍🌞

Tika memasuki rumah dengan terburu-buru. Ia langsung menuju kamarnya. Ia menjatuhkan diri di tempat tidurnya dan menangis sejadi-jadinya.

"Tari.... Tari kenapa sayang?" tanya seseorang di luar kamar. Ia tahu, itu suara ibunya. Ia mengetuk-ngetuk pintu kamar Tika. 

"Nggak papa Ma." kata Tika berusaha menetralkan suaranya tanpa membukakkan pintu untuk Mamanya.

"Gapapa kok tadi lari-lari?" tanya Zahra khawatir.

"Nggak kok Ma. Cuma kebelet pipis." bohong Tika. Ia tak mau membuat ibunya khawatir.

"Yaudah. Kalo ada apa-apa cerita ya sayang." kata Zahra lalu beranjak dari depan kamar Tika.

Tika kembali menangis saat Mamanya pergi dari depan kamarnya. Ia memukul-mukul guling disampingnya. Baru kali ini ia pacaran, baru kali ini juga ia di sakiti.

"Sepupu sialan!" umpat Tika lalu beranjak dari tempat tidurnya dan mengganti baju.

🌍🌞

Zahra sedang menonton televisi. Ia khawatir akan keadaan putrinya yang seharian dikamar. Setiap ia bertanya, Tika akan menjawab tidak apa-apa. Tiba-tiba keponakannya, Fely duduk disampingnya.

"Hai Tante. Bengong aja." kata Fely sembari duduk di samping Zahra.

"Eh Fely. Ada apa? Kamu nggak belajar?" kata Zahra terkejut dengan keberadaan Fely.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang