Bumi VS Matahari

🌎Berubah🌞

Sore sudah berganti petang. Tika masih saja dikamarnya. Menguruh diri dan terus saja menangis. Berkali-kali ia mengirimkan pesan pada kekasihnya. Pesan itu hanya dibaca. Tak ada balasan dari Arthik. Tiba-tiba ada pesan masuk pada handphonenya. Ia langsung mengeceknya, nomor tak dikenal.

+6285678903xxx

save
ini gw Kevin

y

gmn dirumh? msh dimarahin?

iy

Arthik?

gtw. gw chat cmn dibaca

klo mau cerita sm gw ya:"
gw tau berat jd lo
gmn keluarga lo?
mereka support lo atau?

mama marah
kakak gw jg ikut marah²
gw gtw hrs apa

sabar adlh kunci terpentingnya

iy. mksh y Kak
mau lanjut dulu

lanjut? lanjut ngapain?

lanjut nangis. hehe:)

jngn nangis dg. kn ad gw

hm

🌎🌞

Tika beruntung. Masih ada orang yang mempercayainya saat ini. Rey, orang yang paling Tika harap untuk membelanya malah ikut terhasut oleh ular itu. Sial, bisa ular itu sudah menyebad kemana-mana.

Rey tiba-tiba menggedor pintu kamar Tika. Tadi Rey marah, namun hanya lewat telepon.

"Tari! Buka! Kakak mau ngomong!" Dengan langkah gontai akhirnya Tika membykakan pintu untuk Rey. Setelah membuka, Tika kembali ke tempat tidurnya.

"Kakak mau apa? Mau marahi Tari juga?" tanya Tika dingin.

"Iya."

"Anjing~" batin Tika.

"Kenapa?"

"Kenapa apa?" tanya Tika tak paham.

"Kenapa kamu dorong Fely?"

"asww asww. Capek gue jawabnya. Paling juga nggak percaya." batin Tika.

"Kalo ada orang tanya tuh dijawab! Bukan diem!"

"Percuma. Kakak juga nggak bakalan percaya."

"Makanya jelasin dulu. Biar Kakak percaya."

"Tari nggak dorong Fely." kata Tika.

"Gimana bisa kamu nggak dorong Fely? Kata Mama----"

"Tuhkan! Kakak pasti bakal percaya sama Mama. Udahlah sana pergi!" kata Tika frustasi.

"Sana pergi! Tari mau sendiri! Belain aja terus! Sana!! Tari capek Kak!"

"Gue itu Kakak lo. Gue berhak nasehatin lo kalo lp salah! Gue pengen tau keadaan adek gue! Lo maunya apa sih?" Rey tk pernah menggunakan bahasa seperti iru sebelumnya. Tika yang mendengar pun terkejut. Namun ia hanya biarkan.