Arthik berjalan cepat menuju markas ia dan teman-temannya. Ya, rooftop. Ia menaiki tangga demi tangga dengan terburu-buru. Raut wajahnta menegang. Matanya tajam dan penuh dengan aura kemarahan. Ia tak menemukan teman-temannya di kelas. Jadi, ia putuskan untuk mencari teman-temannya di rooftop.
Arthik membuka pintu rooftop dengan kasar membuat ketiga temannya terkejut.
"Monyet! Kaget gue bangsat!" ceplos Rizky.
"Bangsat! Anjing cok! Bangke!" kata Arthik membalikkan badannya dan menonjok-nonjok pintu rooftop.
"Anjirr setres dia." kata Adit.
"Kena ama Arthik, abis lo." kata Daffa mengingatkan.
"Eh iya."
"Lo kenapa sih Thik?" tanya Daffa sambil memegang tangan Arthik yang berdarah.
"Udah sini lo." kata Daffa menarik Arthik dan duduk di sofa.
"Lo jangan bertindak gila, kenapa sih?" kata Adit melihat tangan Arthik terluka.
"Lo kenapa sih? Cerita ngapa? Biasanya juga lo cerita. Bokap gue gini lah. Nyokap gue gitu lah. Bang Jefan lo kek anak kecil lah." cerocos Rizky.
"Kalian kesel nggak sih kalo misal kalian liat cewek kalian lagi bete sama kalian. Dan kalian tuh susah amat buat dia ngemaafin kalian. Dan kalian malah ngeliat cewek kalian ketawa-ketawa sama cowok lain."
"Jadi, Tika lagi ketawa-ketawa sama siapa?" tanya Daffa karena langsung nyambung dengan omongan Arthik.
"Kenapa nggak lo tonjok tuh cowok. Kasih lah dia perhitungan." kata Adit bersemangat.
"Jancok! Kurang ajar banget tuh cowok." kata Rizky.
"Kalo gue cerita, mungkin kalian nggak akan percaya."
"Lagian, gue bingung."
"Siapa sih? siapa? Kasih tau ke gue. Biar gue abisin tuh cowok." ujar Rizky sambil menonjok-nonjokkan tangannya di tangan sebelahnya.
"Bang Kevin."
"Yakin lo mau abisin dia?" ujar Arthik sambil menaikkan satu alisnya.
"Hah?! Bang Kevin?!" ketiganya terkejut karena ucapan Arthik.
"Serius lo Thik?" tanya Daffa memastikan.
"Emang muka gue keliatan muka-muka bo'ong gitu?" tanya Arthik sambil tersemyum miring.
"Anjing. Nggak nyangka gue bangsat." umpat Adit tak percaya.
"Asyuu. Mundur gue kalo Bang Kevin bosquu." Rizky menanggapi sambil cengengesan.
"Yakin lo, kalo itu Bang Kevin?" Daffa masih tak percaya dengan ucapan Arthik. Kevin tak mungkin menikung Arthik.
"Eh kunyuk! Emang mata gue rabun apa?" ketus Arthik karena Daffa masih saja tak percaya.
"Saran gue nih ya. Lo minta penjelasan aja sama Tika." Daffa memang bijak jika diantara teman-temannya yang lain.
"Orang dia aja masih marah sama gue karena salah paham waktu itu."
"Lo paksa aja buat dia balik bareng ama lo nanti."
"Nanti gue basket."
"Kalo lo basket, kan Tika juga basket, dodol."
"Oh iya. Lupa Anjing."
"Semua aja lo lupain." cibir Adit.
"Ada yang nggak gue lupain." tukas Arthik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Ficção AdolescenteAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...