Pulang sekolah, jika ia ada ekskul basket, Tika terbiasa tidak pulang. Karena jika dia sudah pulang, tak ada yang mengantarkannya ke sekolah lagi. Kecuali jika Kakaknya tak kuliah. Lagi pula, banyak anak-anak basket yang sengaja tidak pulang. Tak tahu mengapa.
"Nes. Jajan dulu yok. Laper gue." Kata Tika pada teman satu ekskul nya. Agnes. Putri Agnesia. Salah satu teman dekat Tika ketika ia mengikuti ekskul basket.
"Yaudah ke warung depan aja." Saran Agnes. Memang di depan SMA Pandawa terdapat sebuah warteg yang dinamakan Warteg Bu sri.
"Iya. Tapi gue mau jajan yang ringan-ringan juga."
"Yaudah ayo. Gue juga laper." Kemudian Tika dan Agnes berjalan keluar sekolah melewati gerbang depan. Seperti biasa, banyak pedagang-pedagang yang mangkal di depan SMA Pandawa. Banyak juga kerumunan siswa-siswi yang akan pulang.
"Lo mau jajan apa Nes?"
"Lo?"
"Gue beli cilok aja deh." Kata Tika.
"Ngikut." Kata Agnes sambil mengejar Tika yang berjalan menuju tukang cilok.
"Mang cilok tiga ribu!" Kata Tika sambil memberikan uang tiga ribu.
"Lo mau nggak Nes?" Tanya Tika yang dijawab anggukan oleh Agnes.
"Mang cilok tiga ribuan dua ya." Kata Tika sambil memberikan uang Agnes.
"Ini neng."
"Makasih ya Mang."
"Oke siap." Kata sang Mamang.
Kemudian mereka berdua berjalan menuju pinggir jalan. Warteg Bu Sri terletak di seberang jalan sekolah mereka. Jadi, jika mereka akan ke Warteg Bu Sri, mereka harus menyeberang jalan raya dahulu. Karena jalanan depan SMA Pandawa ini ramai, jadi masih terdapat satpam yang bertugas menyeberangkan siswa siswi.
"Mas. Cepetan dong." Kata Tika pada Bang Rizal. Salah satu satpam di SMA Pandawa. Dia dipanggil Bang karena umurnya masih terlihat muda.
"Kamu nggak liat tuh ada motor kenceng banget?" Kata Bang Rizal.
"Yaudah iya." Kata Tika.
Priiiitt
Peluit Bang Rizal telah di tiup. Tanda siswa-siswi SMA Pandawa boleh menyeberang. Tika langsung menuju warung Bu Sri yang sudah terdapat beberapa siswa SMA Pandawa disana.
"Buu. Nasi rames satu ya." Pesan Tika.
"Iyak sayang." Kata Bu Sri dengan logat tegalnya.
"Buu. Nasi rames juga satu." Pesan Agnes pula.
"Minumnya apa sayang." Tanya Bu Sri.
"Aku es teh aja." Jawab Tika.
"Aku juga es teh." Kata Agnes.
"Itu es teh duak." Kata Bu Sri pada salah satu pelayannya agar membuatkan es teh.
Tika dan Agnes pun menunggu si bangku yang kosong. Tak lama kemudian, nasi rames dan es teh yang mereka pesan sudah datang.
"Ini yak sayang." Kata Bu Sri sambil mempersilahkan.
"Iya bu. Makasih ya."
"Eh Tik. Si Arthik jadi masuk tim basket?" Tanya Agnes ketika Bu Sri sudah pergi.
"Jadi." Jawab Tika yang dibalas anggukan oleh Agnes.
🌍🌞
Waktu sudah menunjukan pukul setengah tiga. Tika dan Agnes sudah mengganti seragam mereka menjadi jersey basket SMA Pandawa. Sudah lumayan banyak anak-anak ekskul basket yang mulai berdatangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Teen FictionAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...