🌍Tantangan🌞

493 34 23
                                    

Pada jam istirahat seperti biasa, Tika, Belva, Caca, dan Hana sedang berjalan menuju kantin. Mereka selalu bersama-sama ke kantin. Mereka berjalan sambil bersenda gurau riang. Mereka sedang melewati lapangan basket tempat dimana Arthik dan sahabat-sahabatnya bermain basket.

Dan pada saat itu juga Arthik, Daffa, Rizky, dan Adit sedang bermain basket di lapangan. Mereka memainkan bola dengan lihainya. Melempar kesana-kemari.

Tiba-tiba....
Bukk

"Auh...." rintihan sakit dari Tika pun seketika keluar secara otomatis dari mulut Tika.
"Woi siapa sih yang nimpuk bola basket ke gue?" Tika langsung berdiri dan berteriak.

"Tik? Lo nggak papa?" Belva langsung membantu Tika berdiri dengan cekatan.

"Gue nggak papa kok. Siapa sih yang nimpuk gue?"

"Gue. Kenapa?" suara lantang, songong, tengil, dan sombong itu datang dari belakang punggung Tika.

"Ohh... jadi elo yang nimpuk gue? Hah? Berani banget lo?"

"Ya berani lah. Ngapain gue takut sama cewek lemah kayak lo? Harusnya lo yang takut sama gue?!" kata-kata Arthik benar-benar membuat Tika naik darah.

"Apa?! Takut?! Sama lo?! Kalo gue takut, kenapa gue berani bicara teriak-teriak ama lo?" Tika menjawab dengan susah payah karena ia takut kehabisan kata-kata.

"Dasar cewek! Main basket aja nggak bisa! Sok-sokan berani ama gue." lirih Arthik.

Ngomong apa lo?!" Tika yang mendengar pun langsung terasa panas.

"GUE BILANG... CEWEK TUH NGGAK BISA MAIN BASKET! APALAGI CEWEK KAYA LO!" Arthik sengaja membesarkan suaranya.

"Jadi, lo ngeremehin gue?!" Tanya Tika berkacak pinggang.

"Oke. Kalo gitu gue tantangin lo! Main basket nanti pulang sekolah!" seketika kata-kata itu terucap dari mulut Tika. Memang Tika adalah atlet basket yang sangat handal. Sifatnya yang tomboy menjadi cocok untuknya menjadi atlet basket.

"Main basket? Siapa takut? Gue jabanin tantangan lo!" Arthik pun menjawab enteng.

Semua sahabat Tika maupun Arthik tak berani melerai mereka berdua. Karena jika mereka berusaha mengusiknya sedikit saja, mereka seperti singa yang lepas. Bahkan tak dilerai pun sudah menjadi singa lepas. Namun bukan sahabat Tika namanya jika tak membantu sahabatnya.

"Tik! Udah Tik! Ayo! Lo nggak malu diliatin orang banyak kayak gini?" Hana mengusap bahu Tika dan ingin mengajaknya pergi.

Karena Tika masih mempunyai rasa malu, maka dia menuruti peemintaan Hana.

"Inget ya lo? PULANG SEKOLAH!" Tika yang ingin beranjak pergi, tak lupa mengancam Arthik sebelum pergi.

"Oke! Gue tunggu lo disini!" jawab Arthik dengan menaruh kedua tangannya di depan dada.

🌍🌞

"Lo ngapain sih Tik? Tantangin si Arthik itu main basket?" Belva yang sebal langsung memarahi Tika.

"Iya tau nih Tika." Caca menimbali.

"Udah-udah. Lo berdua ni ya? Udah tau Tika mau tanding basket sama si Arthik. Harusnya disemangatin dong." kini Hana yang mengomel.

"Seratuss buat lo Han! Ngapain gue takut sama si cowok tengil itu? Kesel banget gue sama dia. Emang nggak liat apa kalo gue lagi lewat? Matanya kemana sih tuh orang!" Tika malah mengomel-omel sendiri tentang Arthik.

"Emang lo udah siap Tik buat tanding nanti?" Belva bertanya ragu pada Tika.

"Siaplah. Ngadepin si cowok tengil itu mah kecil buat gue..." kini Tika malah menyombongkan dirinya.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang