Penantian tang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Waktu sudah menunjukan pukul 14.00 dan bel pulang sekolah sudah berbunyi. Dan guru pun sudah menutup pelajarannya. Pertandingan basket antar Tika dan Arthik akan dimulai pada pukul 14. 30. Mereka sudah menyepakati waktunya. Jam 14.30 adalah waktu yang tepat. Sekolah sudah tidak begitu ramai dan tidak banyak guru yang ada di sekolah.
🌏🌞
"Akhirnya... gue gasabar banget pingin tanding sama tuh anak!" Ucap Tika sambil menutup buku pelajarannya dan memasukannya ke dalam tas.
"Inget Tik. Jangan sombong. Kalo nanti lo sombong di depan Arthik dan lo udah pede banget buat menang, pasti lo bakal nyepelein si Arthik. Lo nggak tau gimana dia main." Ucap Hana mengingatkan.
"Eh... Han. Lo kok ngomong gitu sih?" Tanya Tika heran mengapa sahabatnya mengatakan hal itu.
"Eh... Tik jangan salah paham dulu... maksut gue nggak gitu. Gue tau elo itu atlet basket. Dan gue tau lo itu jago banget main basketnya, cuman gue nggak mau aja elo sombong dan ngeremehin si Arthik. Elo belum tau gimana cara dia main. Gue takutnya, kalo elo sombong dan ngeremehin dia, nanti elo yang bakal kena. Elo yang kalah." Kata Hana menjelaskan.
"Gue nggak mau aja elo kalah dan nurutin apa yang Arthik mau. Gue nggak rela sahabat gue jadi babunya si Arthik." Tambah Hana.
"Hmm iya... gue tau kok maksut lo... gue tau maksut lo itu bagus. Gue seneng ada yang ngingetin gue kayak gini. Makasih ya Han. Lo udah ingetin gue. Gue seneng dan bersyukur banget punya sahabat sebaik elo." Ucapan Tika tiba-tiba bergetar.
"Ih... kalian jahat ya... kita nggak dianggep." Ucap Caca yang sedang berangkulan dengan Belva dan memanyunkan bibirnya.
"Ih... iya... iya... deh. Kalian itu.... emang sahabat terbaik gue. Gue seneng banget punya kalian di dalam hidup gue. Kalian udah nemenin gue didalam suka dan duka gue." Ucap Tika bergetar.
"Itu gunanya sahabat... kita bakalan selalu ada buat suka maupun duka." Tambah Hana yang sudah menitihkan air mata.
"Sampe kapanpun... kita bakalan kaya gini kan?" Tanya Belva tiba-tiba.
"Iya lah Bel. Kita bakalan kayak gini terus. Sampe kapanpun. Sampe kita jadi nenek-nenek." Ucap Caca menitihkan air mata haru.
Keempat sahabat itu menitihkan air mata haru dan saling berpelukan. Mereka menangis haru.
"Udah ah... ngapain sih kita nangis-nangis kaya gini?" Ucap Caca sambil menghapus air matanya dan melepaskan pelukan mereka.
"Hahaha...." Tawa mereka menggema tetapi masih saja menitihkan air mata haru.
"Eh... gue mau ganti baju dulu deh..." Ucap Tika sambil mengusap air matanya.
"Iya. Yaudah ayok kami anterin." Ucap ketiga sahabat Tika bersamaan.
"Eh... barengan kita..." Celetuk Caca.
"Yaudah... yaudah... ayok... udah jam dua lebih sepuluh menit nih..." Celetuk Tika sambil mengambil jersey basketnya.
🌏🌞
Ketiga sahabat Tika pun mengantar Tika ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dengan jersey basket bertuliskan Pandawa dan bernomorkan 04.
Setelah 5 menit, Tika pun keluar dan sudah memakai jersey basketnya. Dan menguncir rambutnya.
🌍🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Teen FictionAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...