Arthik mulai meneguk 1 gelas. Ia masih dalam keadaan sadar. Ia masih sadar seratus persen. Arthik bukan tipe orang cepat mabuk. Arthik pun melarang teman-temannya untuk minun terlalu banyak. Dengan alasan, jika mereka mabuk bersama, siapa yang akan mengantar mereka pulang nantinya?
"Thik. Lo lagi ada masalah apa sih?" tanya Daffa sambil memegangi bahu kanan Arthik.
"Alah bangsat cokk. Anjing!" Arthik sudah tak tahan dengan semuanya. Mungkin sekarang, hubungannya dan Tika akan ditentang oleh orang tua Tika. Padahal, Arthik tak pernah sama sekali menghasut Tika untuk menjadi buruk.
"Eh udah dong bro. Kenapa sih? Kenapa? Jelasin dulu sama gue." kata Daffa menenangkan. Keberadaan Adit dan Rizky tak terlihat disitu. Persetan dengan mereka berdua. Mereka sedang enak-enakan berjoget ria di tengah kerumunan orang tang sibuk meliuk-liukkan badannya.
"Gue dibilang jadi pengaruh buruk bagi Tika." lirih Arthik.
"Siapa yang bilang begitu?"
"Mamanya."
"Mamanya Tika maksut lo?" Pertanyaan tersebut langsung dijawab anggukan oleh Arthik.
"Kok bisa?"
"Gara-gara perempuan sialan itu lah. Siapa lagi?!"
"Anjing lo!" umpat Daffa sambil menjitak kepala Arthik.
"Apasi dancok?"
"Lo ngatain Mamanya Tika sialan? Calon mantu nggak bener lo."
"Matamu Dancuk. Bukan Mamanya Tika. Perempuan yang gue maksud itu sepupunya Tika." jelas Arthik.
"Yang anak baru itu?" tanya Daffa meyakinkan.
"Iyalah. Siapa lagi."
"Emang dia ngapain?"
"Dia tuh kalo didepannya Mamanya Tika tuh sok-sok polos gitu anjing. Jadi, Tika yang terus-terusan disalahin. Gue jadi kasihan kalo terus-terusan kaya gini."
"Gue mendingan mundur aja deh. Kasian Tika, nanti dia dimarahin gara-gara gue." lirih Arthik.
"Lo yakin mau korbanin hati lo?" tanya Daffa tak yakin.
"Daff. Mamanya Tika aja sekarang udah idupin lampu merah."
"Thik. Positive thinking lah. Harusnya lo buktiin ke mereka kalo lo nggak bawa pengaruh buruk buat Tika."
"Gue tau, tapi bakalan susah Daff."
"Eh bangsat. Lo dulu sama Tika gimana cuk? Berantem kok tiap hari tiap waktu," kata Daffa sambil menjitak pelan kepala Arthik, "sekarang? Lo udah saling terikat Thik sama dia."
"Bener juga lo. Tapi, gue nggak bisa."
"Terserah lo. Gue udah nasehatin lo."
"Udahlah. Anterin gue balik sekarang." kata Arthik dengan suara tegasnya.
"Lo masih sadar. Lo masih minum satu gelas. Pulang aja sendiri." balas Daffa.
"Ck. Males gue. Buruan ah."
"Iya. Sabar. Itu dua bekantan kemana coba?" keluh Daffa.
"Nggak tau. Coba lo cari di dance floor." jawab Arthik sambil melirik kearah dance floor.
"Yaudah tunggu sini. Gue mau berburu bekantan dulu."
"Cepetan. Ngantuk gue."
"Banyak bacod. Bisanya perintah doang." omel Daffa dengan suara kecil namun masih bisa terdengar oleh Arthik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Teen FictionAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...