Aksi kebut-kebutan yang dilakuakan oleh Arthik membuat Tika yang berada di boncengannya merinding.
"Gila lo ya?!" Ujar Tika setengah berteriak.
"Kenapa ngebut kek gini?! Gue takut!""Bacot lo! Tinggal diem aja susah amat. Biar cepet ini!" Jawab Arthik sambil terus fokus pada jalan raya.
"Biar cepet ketemu Tuhan maksut lo?! Gue nggak mau! Pelanin motornyaaa." Ujar Tika sambil menarik-narik jaket Arthik.
"Udah diem! Jangan bacot! Ngebut-ngebut gini gue masih utamain keslamatan!" Ujar Arthik.
"Utamain keslamatan apanya kek gini! Orang ngebut kok utamain keslamatan." Tika pun hanya ngedumel ngedumel nggak jelas sendiri.
"Eh! Eh! Eh! Perasaan kita dari tadi cuma muter-muter aja deh!" Ujar Tika serata mendekatkan wajahnya ke bahu Arthik agar bisa mendengar.
"Gimana nggak muter-muter lo nggak kasih tau gue, dimana rumah lo. Gimana gue mau nganterin lo balik. Ini simpang ada banyak!" Jawab Arthik sambil terus melajukan motornya.
"Kenapa lo nggak nanya?" Tanya tika gemas.
"Itu kesitu." Kata Tika sambil menunjuk salah satu simpang. Kemudian Arthik membelokkan motornya kearah simpang tersebut.
Selang beberapa menit...
Akhirnya Arthik dan Tika sampai di depan gerbang rumah Tika. Tika turn dengan perlahan.
"Makas---" ujarnya terputus karena Arthik sudah melajukan dengan cepat.
"Ish... rese' banget sih!" Umpat Tika sambil melihat Arthik yang mulai menjauh. Dengan tertatih, Tika berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Assalamualaikum Ma... Tari pulang..." Salam Tika ketika masuk rumah dan langsung di sambut hangat oleh Zahra sang Mama.
"Loh... loh... Tari... lutut kamu kenapa?" Tanya Zahra khawatir.
"Enggak Ma... cuma jatuh aja. Tadi Tari jalannya nggak liat-liat." Ucap Tari berbohong. Tika tak mau membuat orang tua nya khawatir.
"Kalo jalan hati-hati dong sayang..." Kata Zahra sambil membantu Tika berjalan.
"Iya Ma. Tadi Tari buru-buru soalnya."
"Eh iya Ma! Tadi tuh Tari minta jemput Kak Rey, eh... malah katanya masih ada matkul."
"Ya mungkin aja Kak Rey emang masih ada matkul."
"Ishh Mama ah."
🌏🌞
Ketika Ia sampai di rumahnya, Ia langsung menuju ke gazebo yang berada di taman belakang rumahnya. Sudah ada Adit, Daffa, dan Rizky disana karena ia sudah menyuruh mereka untuk ke rumahnya terlebih dahulu. Mereka memang sering berkumpul bersama. Dan orang-orang di rumah Arthik juga sudah mengenal mereka.
"Eh Pak Boss... udah nganterin calon Bu Boss nya?" Tanya Rizky ketika Arthik sampai di gazebo taman belakang.
"Calon Bu Boss?" Tanya Arthik bingung sampai menaikan salah satu alisnya.
"Itu... si Tika..." ujar Rizky sambil menaik turun kan alisnya.
"Calon Bu Boss pale lo meletus!" Ujar Arthik sambil duduk di gazebo dan menoyor kepala Rizky hingga menghantam kayu gazebo.
"Hahahahahhaa....." Tawa ketiganya pun menggelegar.
"Sukurin lo! Salah lo ngapa sih lo goda si Arthik." Ujar Daffa sambil memegang perut yang kesakitan karena tertawa.
"Iya. Salah lo juga sih Kik!" Tambah Adit sambil memukul-mukul pahanya karena tak kuat tertawa.
"Sakit atuh bosqu..." Keluh Rizky sambil mengelus kepalanya yang menghantam kayu gazebo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Dla nastolatkówAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...