🌏Hukuman 4🌞

171 17 23
                                    

Malam itu, rasanya Tika ingin marah sekali. Mendengar Mamanya menjodoh-jodohkannya dengan Arthik. Tika memang sensitif akan hal ini. Walaupun mungkin niat Mamanya hanya bercanda semata. Tapi Tika selalu begitu. Menangis ketika dituduh sudah punya pacar.

Malam itu Tika langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat. Ia sangat marah pada Mamanya. Tika langsung menjatuhkan badannya di kasur dan terisak dengan menutup mulutnya dengan bantal.

Tika selalu begitu. Ia akan menangis secara diam-diam dan tidak bersuara sedikitpun. Ia akan membekap mulutnya dengan bantal atau benda apapun. Meskipun menangis tanpa suara itu lebih menyakitkan, tapi Tika tetap akan menangis tanpa suara.

Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang mengetuk kamarnya. Membuat Tika berhenti menangis dan mendongak kearah pintu. Namun ia tetap diam.

"Sayang... kamu marah ya sama Mama? Maafin Mama sayang... harusnya Mama tau, kalo kamu itu sensitif kalo Mama tanya kaya gitu. Maafin Mama sayang..." Suara itu berasal dari depan pintu kamar Tika.

"Nggak! Mama mendingan pergi. Mama jahat. Mama kan udah tau Ma. Tari tau Mama mungkin bercanda. Tapi itu sama aja menyinggung perasaan Tari Ma. Kalo Tari bilang enggak ya enggak. Mama nggak usah bahas begituan lagi. Lagian kalo Tari punya pacar, Tari bakal jujur kok sama Mama." Kata Tika sambil sesenggukan dan memeluk bantal.

"Tari? Kamu nangis sayang? Sayang maafin Mama nak.... Tari sayang..."
Mendengar Mamanya berkali-kali meminta maaf Tika tak kuasa. Ia tambah menangis sesenggukan.

"Mama nggak bermaksud---" Belum sempat Zahra melanjutkan percakapannya, Tika sudah membuka pintu dan memeluk sang Mama. Tika pun menangis dalam pelukan Zahra. Begitu juga Zahra, menamgis dalam pelukan Tika.

🌏🌞

Pagi-pagi sekali, Tika sudah sarapan ditemani oleh Zahra. Tak lama berselang, Rey pun turun.

"Ciee... udah baikan nih? Kapan nih baikannya? Kok Rey nggak tau?" Goda Reynan sambil duduk di samping Tika.

"Yee... Kak Rey sih... nggak liat episode drama korea tadi malem..."

"Kok drama korea sih Tari?"

"Ya iya. Tadi malem itu Aku sama Mama kaya drama korea tau nggak?" Kata Tika sambil memakan rotinya.

"Huh. Dasar perempuan. Alay." Kata Rey sambil memakan roti yang baru saja diberikan sang Mama.

"Eh Kak Rey jangan remehin perempuan. Kak Rey juga lahir dari seorang perempuan kan?"

"Tumben pinter." Kata Rey sambil mengacak rambut Tika.

"Ih Kak Rey. Tari udah sisiran tau." Kata Tika sambil membenarkan rambutnya.

"Ih Kak Rey. Udah yuk. Tari mau berangkat." Kata Tika sambil menarik-narik tangan Rey pelan.

"Iya."

"Ma berangkat ya." Kata Tika dan Rey sambil mencium punggung tangan Zahra.

🌏🌞

Tika sudah sampai di sekolahnya. Ketika Ia turun dari mobil sang Kakak, Ia melihat keberadaan temannya.

"Caca! Caca! Ca! Ca! Tungguin!" Caca yang merasa dipanggil pun berhenti dan menoleh.

"Huh. Huh. Lo dipanggilin juga." Kata Tika setelah sampai di samping Caca.

"Ya orang gue nggak denger." Kata Caca.

"Iyadeh yang budek." Kata Tika lalu berjalan.

"Enak aja lo!" Sahut Caca sambil menoyor kepala Tika.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang