Bel pulang sekolah sudah berteriak-teriak sejak lima menit yang lalu. Disinilah mereka sekarang. Ya, Arthik dan Tika. Berdua dengan keheningan yang melanda. Diatas rooftop dengan paparan sinsar matahari yang begitu teriknya.
"Jadi gimana?" Arthik pun mulai membuka pembicaraan.
"Maksud lo?"
"Mau diterusin atau gimana?" tanya Arthik dengan hati-hati.
"Lo mau nyerah?" tanya Tika lirih.
"Bukan gitu maksud gue. Cuma, Mama lo udah kasih lampu merah ke gue."
"Gapapa sih kalo lo mau nyerah, mungkin kita nggak jodoh." kata Tika sambil menahan tangis yang ingin tumpah.
"Maafin gue. Gue bukan mau nyerah Tik."
"Gapapa kok. Seminggu udah lebih dari cukup bagi gue." satu mutiara lolos dari mata Tika. Namun, langsung ia hapus. Ia tak mau terlihat lemah.
"Lo mau hubungan kita berakhir?" tanya Arthik.
"Ya kalo itu mau lo, gue nggak papa." satu cairan lolos lagi dari mata Tika.
"Tik, gue nggak mau hubungan kita berakhir." ucap Arthik penuh harap. Satu tangannya bergerak untuk menggenggam tangan Tika.
"Tapi, gue juga kasihan sama lo kalo lo terus-terusan begini."
"Kita coba dua hari. Kasih kesempatan gue dua hari. Kalo Mama lo masih aja marah sama gue. Lo boleh nentuin apapun yang lo mau." kata Arthik penuh harap.
"Lo yakin?"
"Luluhin hati singa aja bisa. Masa luluhin hati kucing nggak bisa?" Arthik mulai dengan gombalan busuknya.
"Ini yang mau lo luluhin Mamanya singa loh. Yakin?" kata Tika sambil merekahkan senyumnya.
"Lebih galakan anak singanya dari pada Mamanya." kata Arthik sambil tersenyum dan bergerak untuk mengusap rambut Tika penuh cinta.
"Enak aja." Sontak Arthik mengaduh saat Tika mencubit pinggangnya.
"Aduh... Aduhh yangg sakit. Sakit. Beneran deh." kata Arthik sambil memegangi bekas cubitannya di pinggang.
"Mana? Beneran sakit? Aduh, Maaf ya." kata Tika dengan penuh rasa bersalah. Tanganmya pun bergerak untuk mengelus bekas cubitannya. Namun, satu tarikan membuat Tika terjatuh ke pelukan Arthik. Arthik mendekap Tika dengan possessive.
"Dasar modus." Perlahan Tika membalas pelukan Arthik. Mereka berdua sama-sama merekahkan senyumnya. Untuk kesekian kalinya, keduanya merasa sangat bahagia ketika sedang berdua.
🌍🌞
Saat Tika pulang sekolah, ia baru ingat jika ia ada kerja kelompok di rumah Hana. Ia lupa memberi tahu Mamanya. Lagi pula, jika ia bilang pada Mamanya pun, nantinya akan di cuekin saja.
Ma Mom
Ma
Hari ini Tari pulang malem
Mau ke rumah Hana dulu
Kerja kelompokPesan itu hanya terkirim dan belum terbaca. Tika hanya berdecak pelan melihat pesannya.
"Gimana? Jadi kan ke rumah gue?" tanya Hana.
"Iya." kata Tika.
"Ayo yang pulang." kata Arthik sembari merangkulkan tangannya kebahu Tika.
"Sorry, gue mau ke rumah Hana dulu. Mau kerja kelompok."
"Oh yaudah kalo gitu. Gue anterin ya. Gue tungguin deh sampe lo pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Novela JuvenilAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...