🌍Tunggu🌞

161 23 6
                                    

"Woy!! Berduaan aja kaya orang pacaran." kata Rizky sambil menggebrak meja. Dia baru saja datang bersama kedua temannya dan ketiga teman Tika.

"Lah? Emang kita pacaran." kata Arthik.

"Pacaran nenek lo ompong!" kata Tika tak terima yang hanya dibalas kekehan oleh Arthik.

"Lagian. Gimana sih ceritanya kalian bisa berangkat bareng?" kata Adit yang sudah duduk di depan Arthik.

"Iya. Ceritain dong." kata Caca juga kepo.

"Yaudah deh. Dengan amat sangat terpaksa, gue ceritain." kata Arthik sok penting.

"Jadi tadi malem, gue nggak sengaja ketemu sama Tika di cafe." jelas Arthik sambil melirik Tika yang sedang menggelosorkan kepalanya di meja dan bersandar. Sedangkan ketiga teman Tika dan Arthik tampak antusias mendengarkan cerita Arthik.

"Jadi dia itu tiba-tiba gue lagi minum kan? Tiba-tiba dia dateng tuh bawa minumannya ke meja gue. Katanya mau gabung." kata Arthik lagi memancing emosi Tika.

"Bukannya lo bilang, lo ke cafe sama Kakak lo ya?" tanya Hana bingung.

"Pale lo! Lo yang dateng ke meja gue dan ngomong mau gabung bangke! Nggak usah ngarang cerita anjirr." kata Tika tak terima pada perkataan Arthik. Dan Arthik hanya tertawa tanpa suara. Kemudian Tika kembali menggelosor pada meja.

"Trus waktu dia ke kamar mandi. Gue bilang sama Kakanya. 'Bang. Besok lo berangkat lebih pagi aja. Kalo perlu tinggalin si Tika. Gue mau jemput dia soalnya. Kalo nggak lo tinggal, pasti dia nggak bakal mau.' Gue bilang gitu, dan dia bilang setuju." jelas Arthik lalu terkekeh.

"Apa lo bilang?!"
"Jadi lo yang udah suruh Kak Rey berangkat duluan? Lo gimana sih. Jahat banget jadi orang." kata Tika tak terima sambik mendorong-dorong badan Arthik.

"Ya kalo nggak kaya gitu, mana mau lo berangkat bareng gue." elak Arthik.

"Pantesan Kak Rey kok tumben banget berangkatnya pagi amat. Ninggalin gue lagi. Ternyata kerjaanya lo." kata Tika masih tak terima.

"Ya udahlah. Udah kejadian juga kan?" kata Arthik.

"Tapi gara-gara lo, gue jadi telat."
"Gara-gara dia nih. Udah tau berangkatnya mepet. Dia lewat jalan raya dong. Kan macet. Dulu waktu gue berangkat sama dia, dia lewat kampung-kampung. Nah ini, malah lewat jalan raya."

"Kan gue tadi udah bilang. Biar lama bisa deket-deketan sama lo."

"Modus teruss." goda Rizky.

"Gapapa modus. Asal tanggung jawab aja. Kalo cewek nya udah baper, mampus lo." kata Daffa tetap tenang.

"Bagus dong kalo dia baper." kata Arthik yakin.

"Gimana Tik? Lo baper nggak sama si Arthik?" tanya Adit pada Tika.

"Nggak tuh. Biasa aja." kata Tika cuek.

"Wahh. Thik. Usaha lo kurang maksimal nih. Tika belom baper sama lo." kata Adit memanas-manasi Arthik.

"Heh. Tenang aja. Lo pasti bakal baper sama gue." kata Arthik songong.

"Iya. Aku udah baper kok sama kamu." kata Rizky centil sambil memeluk Arthik.

"Jijik, bangsat. Lagian Tika bukan lo cok." kata Arthik sambil berusaha melepaskan pelukan Rizky.

"Kalian ngapain sih ribut disini?" kata Belva jengah.

"Yee. Serah-serah kita. Tika juga diem aja. Lo kok ngebacot." ujar Adit.

"Tik. Nanti balik bareng gue ya." ajak Arthik.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang