Akhirnya Arthik memilih untuk menerima hukuman tersebut. Tak ada pilihan lain selain menerima dengan lapang dada. Walaupun dalam hati Arthik tak ikhlas dan tetap misuh misuh.
"Anjir emang tuh cewek. Gue udah obatin kakinya, anter-jemput dia, itu biar dia luluh sama gue. Biar dia lupain aja perjanjian itu. Ehh ternyata dia inget. Dasar nenek lampir! Ga terima gue!" Omel Arthik ketika sudah berada di parkiran bersama ketiga temannya.
"Udah lah... lo ngomel disini. Gak ada gunanya tau nggak? Kenapa lo disana diem aja? Sementara kita belain lo mati-matian. Dan lo cuma diem aja." Omel Daffa pula.
"Bener juga ocehan lo Daff. Lagian kenapa tadi lo cuma diem sih Thik? Terpesona sama kecantikan si Tika?" Tambah Daffa.
"Setan lo! Gue nggak bisa berkata-kata aja. Tuh cewek apa setan gitu. Kejam amat." Sanggah Arthik.
"Gue kaget lah. Otomatis gue syok. Cowok most wanted kek gue disuruh permaluin diri gue sendiri kaya gitu.""Iya juga sih. Tuh cewek kejem amat yak. Lo semua tau sendiri, pesona si Arthik itu gimana? Semua cewek juga kalo dianter jemput sama si Arthik juga udah klepek-klepek kali. Cewek-cewek di sapa aja deh. Pasti udah klepek-klepek tuh!" Kata Rizky setuju.
"Ngasih hukuman gue kaya gitu! Gue dapet daster dari mana coba! Lagian malu lah gue pake daster! Gila tuh cewek." Ujar Arthik.
"Coba aja lo pinjem sama Bi Yemi. Dia kan pake daster terus." Saran Rizky.
"Pale lo! Malu lah gue!" Kata Arthik sambil memberi satu jitakan di kepala Rizky.
"Dapet dari mana coba daster." Kata Arthik frustasi."Ya beli lah. Lo nggak mungkin kan mau nyolong?" Saran Daffa.
"Iya ya. Kok nggak kepikiran ya?" Tanya Arthik pada diri sendri.
"Aduhh... kepikiran mau nyolong daster punya siapa lo?" Tanya Adit sambil tersenyum meremehkan.
"Punya nyokap lo!" Kata Arthik ngawur.
"Gak sudi gue ngasih lo baju kebesaran nyokap gue." Kata Adit.
"Yaudah! Kalo gitu lo beliin gue daster!" Perintah Arthik pada Adit.
"Gue juga kan akhirnya."
"Berapa?" Soal dana, pasti Arthik akan menggantinya."Satu lah! Lo pikir gue beli daster banyak-banyak buat apaan?!"
"Lo Daff! Bikinin tulisan kaya yang disuruh sama nenek lampir itu!"
"Hm."
🌏🌞
"Hahahahaha.... gila!! Lo semua liat kan tadi mukanya si Arthik? Sumpah!! Mukanya tu kayak sumpahh!! Ngakak terus gue kalo bayangin! Ahhh gue nggak bisa verenti ketawa!! Sumpahhh!! Aduhhh!!" Tawa Tika semakin menjadi-jadi ketika dia sudah sampai di rumahnya bersama ketiga temannya. Ketiga temannya hanya melihatnya kebingungan.
Apa sebenarnya yang terjadi pada Tika?
Apa Tika sudah kehilangan kewarasannya?
Atau jangan-jangan....Pikiran teman-teman Tika yang aneh pun mulai merasuki pikiran mereka. Cuma karena Tika memberi hukuman Arthik, dia sudah seperti orang yang kehilangan kewarasan.
"Tik! Lo kenapa sih? Gila lo ya?" Tanya Belva bingung karena Tika terus menerus tertawa.
"Bukan! Gue keabisan obat!" Jawab Tika ngawur.
"Tika! Udah dong ketawanya! Kita bingung!" Kata Caca tak kuasa lagi karena sedari tadi Tika hanya tertawa dan menjawab ngawur jika ditanya.
"Gimana gue mau berenti ketawa. Kalo setiap gue bayangin muka dia pas gue abis ngomong... sumpahh gue langsung sakit perut. Mau ketawaa!" Kata Tika lalu tertawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Teen FictionAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...