🌎Kode🌞

155 18 4
                                    

Arthik pun pergi meninggalkan Kevin dan Tika. Hatinya sudah terasa sangat panas. Hatinya seperti diremas ketika Kevin tak henti-hentinya membela Tika. Ia sadar, harusnya Arthik yang berada diposisi Kevin saat ini. Terus menyemangati dan memberikan dukungan. Tapi hatinya berkata lain. Ia sudah terlajur sakit hati.

Awalnya, Arthik hanya kecewa sesaat. Namun kini, kecewa yang ia dapat sudah berkali-kali lipat. Hatinya sakit melihat Kevin dan Tika yang terus saja berdua. Memang Arthik akui, Arthik itu egois. Tapi, dia tak may mengalah. Hatinya sudah sakit sekarang. Ia tak akan membiarkan orang yang telah membuat hatinya sakit lolos begitu saja.

"Arthik! Ngelamun terus sih? Gue nanya tadi! Denger nggak sih?!" seru perempuan di depan Arthik. Mereka sedang makan berdua sekarang.

"Hah? Apa? Iya-iya denger kok." kata Arthik gelagapan. Raganya memang disana tapi pikirannya entah lari kemana.

"Gue nanya apa coba?" tanya Fely.

"Hah? Apa ya tadi? Lupa." Omong kosong. Arthik dari tadi tak mendengarkan apapun yang Fely ucapkan. Ia hanya menjawab ya dan ya. Ia menjawab tanpa minat sedikitpun.

"Ah udahlah lupain." kesal Fely.

"Yaudah gue ke temen-temen gue dulu ya. Lo lanjutin aja sendiri." kata Arthik beranjak dari duduknya. Ia sudah selesai makan sejak tadi. Maka dari itu ia melamun.

"Ehh Thik. Ikut dong." kata Fely centil.

"Lo yakin?" Arthik pun menatap Fely ragu.

"Ehmm, nggak jadi deh." kata Fely setelah melihat meja yang di penuhi siswa laki-laki tersebut. Setelah Fely mengucapkan itu, Arthik pun pergi ke meja teman-temannya.

Terdengar nyanyian Rizky yang begitu tak enak di dengar. "Aku lagi cari mama mama muda. Bwat kasi wang sejuta. Nananananana." kata Rizky heboh.

"Gaya-gayaan lo mau ngasih uang mama muda sejuta. Ngantin aja masih minta dibayarin Arthik." gemas Adit sambil menoyor kepala Rizky.

"Itulah gunanya temen. Ada temen, ada uang." cengir Rizky yang tiba-tiba kepalanya ditoyor dari belakang. Lumayan keras.

"Babi lo! Lo temenan sama gue karna duit gue doang?" tanya Arthik walaupun ia tahu maksut Rizky hanya bercanda.

"Yaelah bosquee. Just for fun kali boss." kata Rizky.

"Panas banget nggak sih?" tanya Adit mengompor-ngompori.

"Dih iya Bwang. Gue juga ngerasa kaya panas banget. Ada setan kali ya?" Rizky pun ikut menimpali.

"Iya. Lo setannya." kata Arthik sambil menunjuk muka Rizky.

"Bukan itu maksut gue bego! Itu loh..." kode Adit.

"Ada yang berdua tapi nggak pacaran?" kata Rizky mengerti apa maksut Adit.

"Ada yang ketawa bareng tapi nggak jadian. Yhaaaa." Adit pun heboh sendiri."

"Gila lo semua. Kasian temen gue." kata Daffa mengelus punggung Arthik iba.

"Yang bener, ada yang retak tapi bukan kaca. Ada yang panas tapi bukan kopi." kata Daffa ikut menimpali.

"Yhaaa. Itu lo sama aja Bwambang." kata Adit.

"Bentar deh. Ada yang panas tapi bukan kopi. Teh juga bisa panas, mie instan panas bisa. Bakso nih bisa." kata Rizky sambil berpikir keras.

"Diumpamain aja bangsat!" kata Daffa tak terima jika joke nya dibantah oleh Rizky.

"Kayaknya kalo Tika bikin konten tiktod sama Bwang Kepin bagus juga nih." kata Rizky mengompori lagi.

"Iya ya. Yang lagunya put yor hand in mine. Yu no apalah itu." kata Adit tak mengerti lagunya.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang