🌏Tolak🌞

169 21 12
                                    

"Udahlah Tik. Nggak usah banyak cingcong. Gue cuma butuh jawab dari lo. Dan jawaban itu cuma ada Ya atau Enggak. Lo bebas pilih yang mana." Tawar Arthik.

"Gue nggak bisa Thik."

"Lo harus pilih salah satu." Ujar Arthik.

"Nggak. Gue nggak mau jadi pacar lo." Putus Tika.

"Lo nolak gue?" Tanya Arthik.

"Iya. Karena gue tau. Lo nggak serius dalam hal ini. Gue mau kasih saran sama lo. Pastiin hati lo bener-bener buat orang itu, sebelum lo nembak dia. Pacaran tuh bukan buat main-main. Ini tuh urusan hati. Lo nggak bisa mainin kaya gini." Jawab Tika kemudian melengang pergi dengan terburu-buru yang diikuti ketiga temannya.

Arthik yang berada di kantin hanya terkekeh.

"Gila lo ya Thik? Habis di tolak malah cekikikan. Kesurupan lo ya?!" Tanya Adit memecah keheningan.

"Di tolak?" Ulang Arthik.
"Nggak masalah bagi gue. Lagian, gue cuma mau mainin hati dia kok."

"Anjirr. Demi apa lo?!" Tanya Rizky terkejut.

"Kenapa? Kalian kaget ya? Gue mau tau aja reaksi dia gimana kalo misal di tembak cowok." Kata Arthik lalu tertawa.

"Parah sih. Gue kira lo beneran mau suka tau sama si Tika. Secara Tika kan cantik, pinter dan jago main basket. Tapi akting lo bagus juga, kita-kita sampe nggak tau loh." Puji Rizky.

"Cuihh. Cewek songong kaya dia mana mau gue. Mending juga dapetin cewek yang lebih jelas. Daripada cewek kaya gitu." Ujar Arthik.

"Oi! Daff! Diem aja ngapa lo?" Tanya Rizky.

"Gue rasa lo udah keterlaluan deh. Untung Tika nolak lo. Bener kata Tika, hati tuh nggak bisa dimainin kaya gini. Cinta tuh pasti dan nggak bisa buat becandaan. Inget Thik. Karma tuh ada." Kata Daffa panjang lebar lalu meninggalkan area kantin.

"Sok puitis lo Daff!" Teriak Arthik lalu tertawa.

"Iya sih Thik. Bener juga kata Daffa. Bisa aja dia bener. Gue jadi takut sendiri nih Thik." Kata Rizky lalu menyeruput es teh nya.

"Anjirr. Kenapa pada gini sih? Nggak ada kayak begituan." Kata Arthik.

"Ati-ati jatuh cinta lo nanti sama Tika. Lo tau sendiri, cowok-cowok juga ngantri sama Tika." Pesan Adit.

"Mending kita susulin aja si es batu. Yok Dit. Thik." Ajak Rizky. Es batu yang dimaksud adalah Daffa. Daffa selalu saja diam, maka mereka kadang memanggilnya es batu.

"Skuylah. Ngambek dia kayanya sama lo Thik. Tapi emang yang dibilang Daffa ada benernya juga sih." Kata Adit beranjak dari duduknya.

"Ckk. Ngambek ngapa lagi sih. Kayanya Daffa deh yang mau suka sama Tika." Gumam Arthik ngawur.
"Bangsat!" Arthik terkejut ketika ada tangan yang mendarat di mulutnya. Rizky menabok mulut Arthik karena perkataannya itu.
"Sakit Cokk! Ngapa sih lo?! Kaget bangsat." Arthik yang tak terima pun langsung memarahi Rizky.

"Lo kalo ngomong mikir dulu lah Thik. Jangan sampe perkataan lo itu nyakitin sahabat lo sendiri. Inget, Daffa tuh yang paling best diantara kita-kita. Dia selalu dengerin curhatan lo, ketika gue sama Adit sibuk main game atau lainnya. Daffa tuh selalu ada buat lo. Walaupun dia selalu diem, sekali dia ngomong itu ada benernya Thik. Dan saran dia itu selalu berguna buat kita." Perkataan Rizky secara tidak langsung menampar wajah Arthik keras. Dia tersadar akan pikirannya tadi.

"Makasih bro. Lo udah ingetin gue. Gue susul si snowman dulu ya." Kata Arthik lalu berlari keluar dari area kantin disusul oleh Adit dan Rizky.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang