🌍Berangkat🌞

148 17 2
                                    

Tika sampai di sekolah menggunakan ojek online. Karena jalanan macet, ia harus bermacet-macetan di jalan. Walaupun sudah berangakat pagi, tetap saja ia sampai di sekolah agak siang. Walaupun belum masuk, tetap saja Tika merasa kehilangan kebiasaannya dengan Arthik seminggu ini.

Saat-saat seperti ini, Tika teringat Arthik yang mengatakan, lewat jalan kampung lebih cepet dari pada jalan raya. Karena ia naik ojek online, ia tak bisa meminta untuk lewat jalan kampung saja.

Tiba-tiba, terdengar deru motor yang sangat dikenali Tika. Ia menoleh, benar. Itu Arthik. Namun, ada yang janggal dari pengelihatannya. Mengapa Arthik memboncengkan seorang perempuan? Siapa perempuan itu?

Tika amat tertegun ketika melihat wajah perempuan itu. Hatinya merasa diremas untuk saat ini. Tak ada yang mengomando, tiba-tiba cairan bening lolos dari matanya.

Ia masih mematung di tempatnya. Bagaimana tidak syok? Melihat sepupunya berboncengan dengan pacarnya. Setelah kemarin tercyduk berpelukan di kamar mandi, ssperti orang akan mesum.

"Hai Tika!" kata seseorang yang tiba-tiba disampingnya.

"Tik! Lo kenapa sih? Kaya abis ngeliat setan." kata orang itu.

"Emang lagi liat setan." ceplos Tika.

"Hah?!"

"Hah? Kak Kevin? Maaf Kak." Tika salting karena ternyata orang disampingnya adalah Kevin, kakak kelasnya.

"Iya gapapa. Tapi lo bilang tadi lo lagi ngeliat setan. Lo indihome ya?" tanya Kevin antusias. Tika pun hanya mengrnyitkan dahinya.

"Indihome? Indigo maksut lo Kak?" tanya Tika tak yakin.

"Nah iya itu maksut gue. Hehe." kata Kevin sambil nyengir kuda.

"Nggak Kak. Gue nggak indigo. Lagi nggak konsen aja tadi. Jadi jawabnya ngawur." bohong Tika.

"Oh gitu. Lo nggak berangkat bareng Arthik?"

"Nggak. Lagi males aja."

"Kenapa? Ribut lo sama Arthik?" tanya Kevin curiga.

"Nggak. Katanya, dia nggak bisa jemput." bohong Tika.

"Yaudah yok ah ke kelas." kata Tika lalu mengangguk.

"Gue duluan ya Kak." kata Tika ketika melewati koridor kelas 11.

"Iya. Iya. Ati-ati ya."

"Yaelah Kak. Sini-sono doang." kata Tika sambil tersenyum.

"Yah... Hati-hati kan perlu." kara Kevin.

"Gue duluan ya Kak. Bye." kata Tika lalu berjalan kearah kelasnya.

"Tika! Tika! Tungguin!" kata seseorang dari  arah belakang. Tika terdiam. Ia bingung mau berbalik, atau tidak. Akhirnya Tika memutuskan untuk melanjutkan jalannya. Namun, tangan Tika lebih dulu dicekal oleh pemuda yang memanggilnya tadi.

"Mau apa lagi sih?" kata Tika sambil menengok kearah pemuda itu dan mengempaskan cekalan tangannya secara kasar.

"Gue cuma mau minta maaf. Sekalian gue mau jelasin." kata Arthik tulus. Pemuda yan memanggilnya tadi adalah Arthik.

"Jelasin apa lagi? Nggak ada yang perlu dijelasin. Gue udah liat pake mata kepala gue sendiri."

"Tapi kejadianya nggak gitu. Please, kasih gue kesempatan." kata Arthue dulu." kata Arthik.

"Nggak. Nggak ada yang perlu dijelasin lagi. Lo mau jelasin apa lagi? Jelasin, kalo lo tadi berangkat bareng Fely. Iya? Hah?!" kata Tika dengan napas memburu karena emosi.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang