Disinilah mereka sekarang. Di tengah keramaian kota, ada sepasang tangan yang saling bertaut. Juga canda tawa yang terus menghiasi perjalanan mereka.
"Boleh nggak pegang tangan lo?" kata Arthik ragu. Setelah mereka sampai ditaman kota. Tika menatap Arthik tajam.
"Yaudah nggak jadi." Perkataan Arthik membuat Tika merekahkan senyumnya dan tertawa."Emang mau apa sih pegangan tangan?" tanya Tika.
"Ya biar mesra aja kata orang kebanyakan."
"Yaudah."
"Yaudah apa?" tanya Arthik bingung.
"Yaudah gitu."
"Yaudah boleh pegang tangan lo maksudnya?" kata Arthik ragu.
"Ya gitu." kata Tika sambil tersenyum malu. Tangan mereka sambil bertautan dan tak akan pernah terlepas. Namun, kita tak tahu kedepannya. Namanya juga takdir. Tak ada yang tahu selain Tuhan. Manusia hanya bisa berencana dan berharap. Urusan jadi atau tidaknya sudah urusan Tuhan.
"Mau makan apa?" tanya Arthik.
"Nanti aja deh makannya. Gue mau jajan dulu." kata Tika.
"Yaudah mau jajan apa?"
"Nggak tau. Recommendasiin dong. Jajanan apa yang enak?" tanya Tika.
"Lah lo biasanya jajan apa?"
"Eh itu ada es gosok! Jajanan waktu gue sd." kata Tika bersemangat.
"Lo mau itu?" tanya Arthik yang dijaaab anggukan antusias oleh Tika.
"Yaudah tunggu dibangku itu ya. Biar gue beliin." kata Arthik.
"Makasih Genderuwo." kata Tika manis.
"Udah dibaikin juga. Malah manggil genderuwo."
"Udah buruan beliin gue es." kata Tika lalu berjalan menuju bangku yang ditunjuk Arthik tadi.
Tika menunggu di bangku yang Arthik tunjuk. Ia menunggu dengan santai. Ia mengeluarkan handphonenya dan mengambil foto keadaan malam hari di taman kota. Tak lupa ia memposting di statusnya tanpa caption apapun.
"Udah dulu main hp nya. Ini es nya." kata Arthik sambil memberika satu cup es gosok pada Tika. Ia membeli dua es gosok. Satu untuk dirinya. Satu lagi untuk Tika.
"Eh fotoin dong." kata Tika sambil memberikan handphonenya pada Arthik.
"Kakak lo gini juga kalo lagi jalan sama lo?" tanya Arthik.
"Iyalah." kata Tika santai.
"Udah buruan fotoin." kata Tika lalu ia berpose dengan cantiknya. Arthik mengambil foto Tika dengan beberapa pose. Dalam hati, ia terus-menerus memuji Tika.
"Sini hp gue. Gue minta fotoin aja kaya gue udah minta gedung bertingkat." cibir Tika.
"Udah di fotoin. Dicibir pula. Ngeselin emang lo." kat Arthik mengacak rambut Tika.
"Ngeselin-ngeselin gini banyak yang suka. Termasuk lo." kata Tika dengan manisnya.
"Ternyata, dibalik sifat bar-bar dan kepinteran lo itu ada sisi manjanya juga ya."
"Enak aja lo. Gue nggak manja."
"Cuma agak kaya anak kecil.""Sama aja cintaa." kata Arthik mencubit pipi Tika.
"Lo nggak mau ajak gue foto gitu?" tanya Arthik."Lo mau diajak foto?"
"Yaudah ayo." kata Tika lalu mengambil hp di tasnya. Kemudian mereka mengambil foto selfie dalam berbagai gaya. Mereka bergitu lucu. Dan anehnya, Arthim mau-mau saja mengikuti gaya-gaya yang Tika anjukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Fiksi RemajaAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...