"Gue lagi mencerna aja kata-kata si Rizky. Gue gak begitu denger tadi. Gue kalo ada orang yang ngomongnya lebih dari sepuluh menit, gue nggak bisa denger jelas orang itu bicara apa. Apalagi tadi si Ekik kan ngomongnya cepet. Mana gue paham." Jelas Arthik.
"Hah?!!" Berarti tadi gue ngomong panjang lebar itu lo nggak dengerin?!" Tanya Rizky terkejut.
"Denger sih, awalnya doang. Belakanhnya gue nggak jelas lu ngomong apa."
"Hahahaa kasian amat nasib lu Kik." Ucap Adit sambil mengusap punggung Rizky.
"Sabar aja Kik. Tapi, kalo kata guru gue waktu SMP itu, emang ada kok orang kaya Arthik tapi jarang aja. Katanya suaminya dan anaknya si guru itu, kalo ada orang ngomong nyerocos lebih dari 10 menit udah nggak ngeh lagi kalo ada orang ngomong sama dia." Kata Daffa menjelaskan.
"Mungkin juga itu faktor keturunan. Makanya nurun di anaknya." Tambah Adit.
"Emang bokap lo kayak gitu juga Thik?" Tanya Rizky.
"Tau deh."
"Eh Thik gue mau nanya deh." Ucap Daffa tiba-tiba.
"Hm."
"Perasaan lo gimana? Setelah lo... kalah dari Tika dan waktu lo tanding sama Tika." Tanya Daffa.
"Gue akuin sih. Dia emang jago banget mainnya..." Belum sempat selesai bicara, Rizky langsung menyahut.
"Yaiyalah jago, orang dia atlet."
"Kik diem dulu napa? Gue mau ngomong." Ucap Arthik dengan nada biasa saja.
"Eh maapin gua dah Thik. Maap yak. Kok lo tumben selow? Nggak nge gas?" Rizky memohon ampun.
Tak menjawab pertanyaan Rizky, Arthik langsung meneruskan bicaranya.
"Tika tuh..... bulan!" Ucap Arthik tiba-tiba."Aduh... bossquee. Baru aja diajak tanding sama Tika. Eh... udah klepek-klepek ama polling in lope aja..." Ucap Rizky meledek.
"Polling in lope pala lu peang. Yang bener...Faliing In Love broh. Bukan Polling in lope." Kata Daffa membenarkan.
"Yah... kan kata anak alay jaman sekarang kan katanya polling in lope gituu." Tukas Rizky.
"Berarti elo alay juga dong. Hahahhaa." Timpal Adit.
"Thik. Lo denger nggak tadi Rizky ngomong apa?" Tanya Daffa.
"Apa?"
"Busettt. Si Arthik ya..." keluh Adit sambil mengelusi kepalanya.
"Tadi si Arthik bilang lo jatuh cinta sama Tika." Kata Adit.
"Jatuh cinta? Gila! Enggak lah! Nggak mungkin gue jaruh cinta sama cewek kayak begituan! Secepet ini lagi!"
"Ya.... abisnya tadi elo bilang Si Tika itu bulan?" Tukas Rizky.
"Tika? Bulan? Oh... yang itu. Bego lo! Waktu gue ngomong TIKA ITU... kepotong soalnya gue liat bulan! Noh di langit noh! Enak aja lu! Gue tonjok juga lo!" Kata Arthik yang awalnya dengan nada biasa dan akhirnya ia ngegas juga.
"Iya-iya deh maapin Thik. Udah dah... lupain." Ucap Rizky memohon.
"Lupain pala lo miring! Kalo sampe Tika denger gimana pinter???" Tanya Arthik dengan nada biasa namun dipanjangkan.
"Ya... nggak tau deh..." jawab Rizky santai.
"Nggak tau nggak tau pala lo botak!"
"Ih... amit-amit gue botak! Gue kagak botak boy!" Jawab Rizky. Namun Arthik hanya diam.
🌍🌞
"Tik udah jam setengah lima. Kita pulang mau jam berapa? Soalnya bunda gue nanyain." Tanya Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Roman pour AdolescentsAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...