🌍Hukuman 2🌞

188 16 10
                                    

Tika dengan sempoyongan berusaha berdiri. Kepalanya berdenyut nyeri. Rambutnya terasa akan putus. Baru saja rambutnya ditarik keras sekali samai-sampai terjatuh dari bangku meja kantin.

"Awh... gilaa. Sakit banget pala gue..." Raung Tika sambil memegangi kepalanya ketika berhasil berdiri.

"Siapa sih? Yang jambak rambut gue? Kurang ajar banget!" Kata Tika sambil terus terpejam dan mengelusi bekas jambakan orang tadi. Sedangkan yang menjambak berdiri kaku.

Perlahan-lahan mata Tika terbuka. Pandangannya masih blur. Tak bisa melihat dengan jelas. Maupun mrlihat muka orang makin jelas. Kepalanua terasa sakit sekali. Sekitar lima menit, barulah ia bisa melihat dengan jelas.

"Elo?! Anjir. Jadi lo yang jambak rambut gue?! Kenapa lo jambak rambut gue?! Dendam lo?!" Tanya Tika tetap memegangi kepalanya.

"Iya! Jahat banget sih lo! Emang lo kira Tika apaan?" Kata Hana sambil memegangi tangan Tika.

"Apaan sih! Orang gue juga narik dikit aja. Lo nya aja yang lemah." Kata orang yang menjambak Tika. Siapa lagi yang punya dendam dengan Tika? Selain satu nama. Arthik.

"Narik dikit lo bilang?!" Tanya Tika penuh emosi.

"Kenapa? Emang kok. Lo itu yang lemah." Kata Arthik tetap santai.

"Jadi cowok jangan bangsat - bangsat banget kenapa? Lo mikir dong! Jelas lo sengaja narik rambut gue. Karena lo itu dendam gue kasih hukuman itu." Kata Tika sambil maju mendekati Arthik. Tika mempertipis jarak mereka. Lalu berhenti, dan berkata.

"Jangan coba-coba mau bales dendam sama gue." Kata Tika sambil mendorong sedikit dada Arthik. Lalu Tika melengos pergi. Belum satu langkah Tika berjalan, Tika sudah pingsan duluan. Arthik yang berada di sampingnya, spontan menangkap Tika dalam pelukannya.

"Eeeee.... Tika! Tika!" Teriak Caca ketika Tika pingsan.

"Ini semua gara-gara lo tau nggak?!" Kata Belva tak terima.

"Udah-udah Bel. Mending kita bawa Tika ke UKS aja. Jangan ribu dulu. Kasian Tika." Kata Hana mencairkan suasana.
"Thik. Lo gendong Tika ya."

"Apaan? Kok gue sih? Gak gak gak! Ambil nih temen lo!" Kata Arthik akan melepas pegangannya pada Tika.

"Eh lo tanggung jawab dong! Udah jambak. Sekarang Tika pingsan malah gamau tanggung jawab!" Kata Belva tersulut emosi.

"Bawel." Kata Arthik lalu melengang pergi dengan Tika berada dalam bopongannya. Tanpa perintah, teman-teman Tika dan Arthik berlari menyusul mereka.

🌏🌞

S

esampainya di UKS Arthik langsung menidurkan Tika di tempat tidur UKS. Teman-teman Tika langsung mengerubunginya. Hana langsung mengipas-ngipas Tika dengan koran yang tergeletak dimeja.

"Aduh... gimana ni..." Kata Caca panik.

"Bel! Ambilin minyak kayu putih." Perintah Hana pada Belva. Tanpa dua kali perintah, Belva langsung berlari mengambil minyak kayu putih.

"Nih. Cepetan." Kata Belva sambil menyodorkan botol minyak kayu putih. Hana langsung memoleskan pada pelipis Tika. Masih tetap saja Tika belum sadar. Tak sadar, bel berbunyi. Tanda masuk kelas. Semuanya riuh bingung siapa yang akan menunggu Tika.

"Udah kita aja yang tunggu Tika." Usul Caca.

"Gila lo ya? Nggak mungkin lah kita nungguin rame-rame kaya gini. Bisa dimarahin Bu Pipit kita. Abis ini jam nya Bu Pipit lagi." Kata Belva cemas.

Bumi VS MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang