"Pagi, Mama." sapa Tika sambil menuruni anak tangga.
"Pagi, sayang."
"Mana sarapan Tika?" tanya Tika yang sudah siap di meja makan.
"Ini." kata Mamanya sambil menyodorkan sepiring nasi goreng.
"Makasih Ma."
"Iya."
"Oh iya Ma. Kak Rey mana? Nggak keliatan batang upilnya?"
"Hust. Kamu ini ada-ada aja. Batang upil."
"Hehe. Nggak papa dong. Batang idung kan udah sering." kata Tika yang hanya dijawab gelengan kepala oleh Zahra.
"Kak Rey mana Ma?" ulang Tika."Kak Rey udah berangkat, sayang." Tika yang sedang menikmati nasi gorengnya tiba-tiba tersedak.
"Uhukkk. Uhukk. Uhukk."
"Pelan-pelan."
"Udah berangkat Ma? Yang bener aja? Tari berangkat sama siapa dong?" tanya Tika tak percaya.
"Iya. Udah berangkat. Katanya sih ada kelas pagi." jawab Zahra.
"Biasanya juga kalo ada kelas pagi masih sempet anterin Tari." omel Tika.
"Yaudah kamu naik ojek online aja. Ntar Mama tambahin uang sakunya."
"Ahh. Tari tuh nggak suka naik ojek online Ma."
"Yaudah naik angkot aja."
"Ahh. Mama...."
Ia sudah menghabiskan sarapannya tadi. Dia sedang berada di teras rumahnya untuk memakai sepatu. Setelah selesai memakai sepatu, ia pun memulai membuka aplikasi ojek online. Tiba-tiba ada suara deru motor terdengar dan berhenti. Tika tak meresponnya.
"Punten. Go-jek." kata seseorang yang berada di atas motor.
"Perasaan gue baru buka aplikasinya, udah dateng aja orangnya. Ini halu apa beneran sih?" kata Tika lirih sambil terus menatap handphonenya.
"Ini beneran. Lo nggak halu. Abang go-jek yang super ganteng ini udah dateng menjemputmu." kata cowok di atas motor itu.
"Lo?! Ngapain sih lo kesini?!" tanya Tika terkejut mendapati yang menjemputnya adalah Arthik.
"Kan tadi malem gue udah bilang, gue mau jemput lo. Lagian lo nggak mungkin naik ojol kan kalo lo nggak ada yang anterin."
"Kan gue udah bilang ogah. Ya ogah."
"Ada apa sih Tari kok teriak-teriak? Kedengeran loh sampe dalem."
"Ehh. Ada si ganteng. Si ganteng apa kabar?" sapa Zahra pada Arthik."Eh iya Tante. Kabar baik kok. Ini saya mau jemput Tika Tante. Kayanya dia minta di jemput. Nggak ada yang anterin katanya." kata Arthik sepenuhnya berbohong.
"Bo'ong Ma. Sejak kapan gue minta anterin lo?! Jangan ngarep lo ya. Kan lo yang maksa gue buat berangkat bareng lo. Tapi kan gue tetep bilang ogah."
"Udah-udah. Jangan berantem. Udah mau jam tujuh loh ini. Kalo kalian nggak cepet-cepet berangkat, kalian bisa telat loh."
"Yaudah deh. Gue mau berangkat sama lo." kata Tika menyerah.
"Siapp. My princess."
"Yaudah Tari berangkat ya Ma." Kata Tika sambil mencium punggung tangan Zahra. Kemudian Arthik mencium punggung tangan Zahra pula.
Selama di motor ninja Arthik, mereka hanya berdiam-diaman saja.
"Eh mak lampir! Ngapain lo diem aja?" kata Arthik memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi VS Matahari
Teen FictionAtlantika Matahari Putri gadis manis yang biasa di panggil Tari oleh keluargannya. Karena suatu hal di waktu kecil, maka ia menjadi dipanggil Tari oleh keluargannya. Tapi teman-temannya sering memanggilnya Tika. Disiplin, tomboy, dan taat dengan a...