Tentang Heny

78 11 0
                                    

sahabat adalah orang yang mendukung dan menghiburmu disaat yang lain mungkin menyalahkanmu

5

Regina sempat menatap Jonathan tapi akhirnya tertunduk, ia menutup bibirnya rapat, ia hampir tak mampu bernafas, nanti setelah Jonathan dan teman-temannya lewat baru ia dapat menghembuskan nafasnya.

"Natan, ia hampir menangis... hari ini kamu agak keterlaluan" sambil berjalan Iqbal mendekati Jonathan dan mengatakannya dengan nada protes.

Jonathan bingung apakah ia bahagia atau ada sesuatu yang juga mengiris hatinya.

"Aku keterlaluan? Aku juga punya pertimbangan lain dan aku tak akan sejauh ini kalau ia mau menunjukkan gitarnya," Jonathan berkata dalam hatinya mencoba membela diri.

***

Dua hari terakhir ini Regina meminta ijin kepada ibunya untuk tinggal di rumah Heny. Ayah Heny sedang keluar kota karena tugas kantor, ayahnya seorang pegawai negeri di Kantor Walikota Manado dan karena keahliannya di bidang teknologi informasi, ayahnya sering memberikan pelatihan atau mengikuti pelatihan di berbagai daerah. Ibu Heny selalu menemani kemana ayahnya pergi bertugas keluar kota. Selain bersama ayah, ibu dan kakak perempuannya, bersama mereka juga tinggal Oma San yang berumur sekitar 70-an tahun. Oma San sudah pernah mengalami stroke ringan karena sakit darah tinggi dan kolestrol yang dideritanya, karena itu perlu perhatian lebih, sehingga orang tua Heny menjemput ibu mereka untuk tinggal bersama.

"Hen, Mama kamu ikut lagi ya?" tanya Regina.

"Hem.." Heny mengangguk sambil terus membaca social meia di telepon genggamnya.

"Ia takut pendamping hidupnya diambil orang" sambung Heny sambil terus menatap handphonenya.

"Memangnya papamu pernah selingkuh ya?" Heny kembali bertanya.

"Tidak, dan tidak akan pernah" kali ini Heny menatap Regina. "Mama banyak membaca di social media tentang pelakor, masalah karena LDR (long distance relationship), masalah komunikasi dan macam-macam lah yang bisa jadi pemicu masalah rumah tangga, jadi Mama merasa harus selalu mendampingi papa kemana-mana, ditambah lagi kami anak-anaknya sudah cukup besar ditinggal, jadi tidak masalah lagi ".

"Memangnya Mamamu ngak kerja diluar rumah atau punya bisnis gitu?" Regina terus bertanya karena ia belum lama berteman dengan Heny sehingga belum mengetahui banyak tentang keluarga temannya.

"Mama hanya seorang ibu rumah tangga, cuma ia banyak berinteraksi dengan internet jadinya supaya hobinya tidak terbuang percuma, ia mulai menawarkan beberapa produk pakaian, perlengkapan sekolah, perlengkapan rumah tangga yang unik-unik lewat akun-akun sosmednya. Bahkan sekarang beberapa koperasi sekolah di kampungnya Oma sudah bekerja sama dengannya untuk pengadaan baju olahraga, seragam batik sekolah dan perlengkapan lainnya. Mama bisa bertransaksi dan mengurus usahanya dimana saja selama ada jaringan internet. So.. ia mau jadi asprinya (asisten pribadi) papa, ok.., pebisnis juga ok.." Heny menjelaskan dengan memperlihatkan akun-akun sosmed ibunya.

"Wah hebat juga Mamamu ya.." Regina memuji tapi Heny merespon dengan mengangkat keningnya sambil tersenyum kecil.

"Tapi kali inikan Oma kamu sakit, kenapa Mamamu ikut juga?" Regina pun bertanya kritis.

"Eits.. jangan salah, Mama mau tinggal, tapi Oma yang meminta Mama ikut Papa. Menurutmu apa mungkin Oma takut Papaku macam-macam juga ya.." Heny senyum-senyum sendiri.

"Ehm.. orang tua kayaknya lebih tahu aja kan, ngak bisa nuduh juga.. trus kalo kamu kuliah siapa yang jagain Oma?" Regina bertanya penasaran.

"Kakakku Lista kerja di rumah sakit sebagai tenaga administrasi. Untuk beberapa hari ini ia mengambil shift malam"

"o...." Regina mengangguk sambil berjalan perlahan menengok ke kamar Oma San. Terlihat oma tertidur pulas, hatinya pun merasa tenang. Ia segera melemparkan tubuhnya keatas ranjang Heny.

Sudah jam 20.00, PR kampus sudah selesai dikerjakan waktunya men-charge tenaga dan otaknya untuk hari esok. Kejadian dua hari terakhir di kampus cukup menguras pikiran dan perasaannya.

Regina bersyukur mendapat teman-teman yang cukup pengertian dan tidak menyalahkannya ketika band mereka belum berhasil. Memang saat pengumuman di aula Tere sempat menunjukkan kekesalan padanya, tapi hari ini Tere berbicara dengannya seperti tidak ada masalah sebelumnya. Maikel terlihat cuek. Andre sempat meminta maaf kepadanya karena merasa bertanggung jawab membawa gitar Regina tanpa memberitahu Regina di malam konser amal itu. Andre berpikir Regina tidak akan berdebat kalau gitar itu tetap disana.

Heny adalah seseorang yang selalu menghibur dan suka mengalihkan perhatiannya. Setelah keluar dari aula, Regina yang hampir menangis malah diajak shopping keperluan rumahnya, karena selama seminggu ayah dan ibunya akan bepergian. Tapi yang mereka belanja sebagian besar bukan keperluan rumah tangga malah makanan ringan dan bahan-bahan untuk membuat kue.

Jangan lupa klik bintangnya n ditunggu komennya, .....

Gitarku dan CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang