SEBUAH PENJELASAN

36 2 0
                                    

"Mama... Mommy..." panggil Regina dengan suara pelan

Kedua wanita yang sangat menyayanginya langsung mencium Regina sambil menangis. Seperti sepakat keduanya tidak bicara, hanya sesekali menitikkan airmata sambil menunggu Regina sendiri yang akan memulai.

"Gina kan ngak apa-apa, jangan nangis dong.."

Bukannya meredah tangis Linda semakin pecah. "Jangan tinggalin Mama Gina, sekarang Mama cuma punya kamu" ia pun memeluk erat anak kesayangannya.

"Gina minta maaf Ma, Gina ngak akan ninggalin Mama.." airmatanya menetes dipundak ibunya.

"Udah sayang jangan nangis lagi, masih ada Mama, Mami, Papi, SUster dan lainnya yang sayang sama kamu. Kamu anak hebat, anak yang baik, anak yang berbakti sama orang tua, kamu luar biasa sayang, kami sayang sama kamu.. Frangki juga pasti bangga sama kamu.." kata Mey sambil menghapus sisa-sisa airmatanya. Saat tiba di rumah sakit, Mey menangis kondisi Regina apalagi setelah mendengar cerita dari Syalom dan Suster Kepala

"Gina minta maaf, maaf.. Gina cuma.. Cuma.."

"Sudah sayang... sudah.."

Mereka membiarkan Regina tenang setelah menangis, tidak lama senyum manisnya mengembang, membuat tiga wanita cantik dihadapannya juga tersenyum.

"Mi.. bukannya tadi siang bilangnya ke bandara? Kok bisa disini?" tanya Regina

"Iya lagi jemput orang, dan langsung kesini waktu suster nelpon"

"Tas Gina ada dibawah pohon tadi dan nomor terakhir yang Gina hubungi tertulis "Mami" jadi itu kontak yang pertama kali dihubungi" jelas Suster

"Mama sudah dengar semuanya dari cerita suster dan anak panti lainnya, tolong jangan begini lagi sayang, apapun masalahnya ada Mama, Mama bukan beban buat kamu kan?" tanya Linda sambil mencium tangan anaknya

"Ngak Ma.. ngak.. Gina cuma ke ingat terus sama Papa dan ehm Gina punya masalah pribadi, tapi sekarang ngak penting buat Gina lagi Ma.."

"Iya, Mami tahu masalahnya.. Key sudah cerita banyak sama Mami, maafkan anak Mami ya...?"

"Mi? Key ngak tahu apa-apa Mi.." tanya Regina penasaran.

"Mami sudah tahu semuanya, Mami juga sudah tanya langsung dan minta Nathan cerita sejujur-jujurnya, Mami ngak nyangka itu anak..."

"Mi, itu soal hubungan kami,.. itu... ngak lagi.. maksud Ica itu dulu Mi.. sekarang ngak lagi kok... Jo ngak salah... kami ngak punya hubungan lagi.." jawab Gina dengan sungkan sambil melirik Mamanya

"Ica ngak usah ngelak, Mama Linda juga sudah tahu soal kalian, iya kan Lin?" kata Mey sambil tersenyum menggoda dan dibalas anggukan oleh Linda.

"Sejak Kapan?" tanya Regina

"Minggu yang lalu sayang... Nathan ketemu sama Mama dan minta maaf. Ia cerita semuanya soal kalian, Mama juga salah ngak pernah tahu" jawab Linda

"Tapi.. waktu ketemu dia ngak bilang apa-apa sama Gina.."

"Itu urusan kalian, Linda sama Mami awalnya ngak mau ikut campur, tapi liat Ica seperti ini terpaksa orang tua harus turun tangan." Kata Mey

"Mak... maksud Mami.." tanya Gina berhati-hati

"Kamu bicara dulu Nathan dech... Mami sudah ketakutan denger kamu dibawa ke rumah sakit, eh si Nathan bawa mobil ke sini tadi ngebut dari bandara. Kita keluar dulu Ica ngomong sama Nathan ya.." kata Mey

Ketiga wanita itu pun keluar dan tidak lama Jonathan dan Kezia disuruh masuk menemui Regina. Mata Jonathan masih merah karena menangis setelah melihat Regina tidak sadar dan ditangani dokter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gitarku dan CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang