Ini karya kedua saya di wattpad, semoga menikmati ceritanya ya..
Jonathan Leonardo Sondakh adalah mahluk sempurna, sosok tampan dengan limpahan kasih sayang dari keluarga utuh nan bahagia, sahabat-sahabat yang selalu ada, harta yang tidak perlu dita...
Menutup malam itu Jonathan mengirimkan WA kepada Regina "thank's for to night G, have a nice dream"
***
Esok harinya
Pesan WA masuk ke handphone Regina
Jonathan : "Morning G" dengan emoticon kiss
Regina membacanya hatinya sedikit senang tapi ia harus menjaga pertahanan hatinya agar tidak runtuh sepenuhnya dengan perhatian cowok keren itu.
Regina pun membalas pesan Jonathan dengan emoticon senyum, spontan... what? secepat itukah ia harus membalas? Sejenak ia tersadar dengan apa yang dilakukan jari-jari jempolnya
Semalam ia cukup lama memikirkan tentang Jonathan, ia masih belum yakin dengan perasaan cowok itu terhadapnya dan menurutnya suatu saat pasti Jonathan akan bosan dengannya dan akhirnya akan lebih memilih gadis yang sesuai dengan kelasnya.
Jonathan : "Nanti aku jemput ya..."
Regina : "Ngak usah, aku keluar rumah barengan sama Mama"
Jonathan : "Gpp, sekalian antar Camer"
Regina : "Please..."
Jonathan : "Ok" emoticon sedih n kiss
***
Sudah jam 11.45 hampir jam makan siang. Pesan masuk di handphone Regina
Jonathan : "pilih ya G? 1. Aku jemput langsung ke kelasmu untuk makan siang atau 2. Aku tunggu di parkiran kampus Fekon kita makan diluar"
Regina menggeleng-gelengkan kepala tapi dia harus meladeni cowok ini, karena kalau tidak digubris, cowok itu bisa nekat, terbukti belum minta jadi pacar sudah memusingkan dan ternyata lebih parah lagi setelah mengaku jadi pacar
Regina : "Tunggu aku di tempat parkir" Regina membalas pesan Jonathan. Ia memilih option kedua agar pertemuannya dengan Jonathan tidak menyolok di depan teman-teman kelasnya.
***
Regina keluar kelas dan langsung menuju ke tempat parkir, terlihat seorang cowok melambaikan tangan ke arahnya sambil bersandar di samping mobil.
Regina menunduk dan ingin menutupi wajahnya, ternyata sama saja dengan menjemputnya di kelas, di tempat parkir pun puluhan pasang mata melihat tingkah Jonathan.
"Jo kamu tidak perlu melambai, banyak yang memperhatikan" ucap Regina
Jonathan hanya tersenyum dan membuka pintu mobil untuk Regina
"Aku sudah bilang kalau aku ingin semua tahu kamu itu pacarku" Jonathan menjawab sambil memacu mobilnya keluar kampus.
"Dasar cowok narsis" kata Regina pelan
"Apa?" Jonathan mencoba mendengar
"Kalau seperti tadi apa kamu ngak takut kehilangan fans?"
Regina menyandarkan siku nya di jendela mobil dan memegang dahinya, ia mencoba tidak menanggapi apalagi memberi perhatian lebih pada cowok disampingnya, ia sadar hubungan mereka bukan untuk waktu lama jadi tidak bisa untuk lebih jauh lagi.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka memilih restoran cepat saji untuk makan siang karena harus kembali lagi ke kampus
"Jo... next ngak perlu kayak tadi ya?"
"Yang mana?"
"Semua orang lihat ke kita"
"Memang kenapa?"
"Pacaran kan ngak perlu pamer.."
"Tuh di medsos banyak yang suka posting berdua... Atau..kamu ngak mo ngaku kalau kamu pacarku ya?"
"Jo.. bukan itu juga, tapi kita bukan ABG lagi kan?"
"Iya bukan Angkatan Babe Gue.., Ji, yang seumuran Oma ku juga masih ada yang suka pamer sayang-sayangan kalau jalan bareng, terus posting foto yang lagi peluk-pelukan, mereka fine-fine aja.."
"Sorry... tapi aku ngak nyaman, apalagi kamu cukup terkenal di kampus, pasti akan ada omongan macam-macam. Mungkin kalau pacar kamu se level orang akan cuek. Dan yang paling penting lagi aku ngak mau Mama sampai tahu, aku sudah janji untuk tidak pacaran sampai lulus, aku ngak mau bikin Mama kecewa" jawab Regina sedikit memelas
"Ok..Aku sebenarnya ngak sependapat sama kamu soal se level dan lain-lain itu, apalagi peduli omongan orang, yang aku tahu kamu orang yang cuek. Tapi kalau demi Mama kamu aku bisa terima alasannya.." Jonathan merasa tidak harus memaksakan semua keinginannya
"Ok Thank's ya..." Senyuman tipis terlukis diwajahnya dengan menghembuskan napas lega
Melihat ekspresi Regina, tangan Jonathan membelai rambut kekasihnya
"Tapi kita bisa sering ketemu kan?"
"Hmm, tapi ngak perlu setiap hari juga, kita sama-sama sibuk kuliah sama kerja, ditambah lagi kamu sudah persiapan skripsi, aku pingin kamu lebih konsen lagi..ya?"
Regina berusaha bersikap manis di depan Jonathan supaya cowok itu bisa mengerti. Ia sudah belajar jika menghadapi Jonathan dengan kesal atau marah pasti tidak akan berhasil.
"Terserah, pokoknya kalau kangen kita harus ketemu.. Titik"
Cewek disampingnya tidak mau membantah lagi, ia mengerti kalau baru satu hari Jonathan menganggapnya sebagai pacar, tidak mungkin Regina terlalu banyak mengaturnya.
Selain meminta Jonathan untuk merahasiakan hubungan mereka dari Ibunya, Regina juga meminta hal yang sama kepada Heny teman dekatnya