KAMU MASIH ORANG YANG SAMA /:

15 2 0
                                    

Keesokan harinya

"Ini hari terakhir kita disini, emang kita ngak perlu pajang lagi ya barang-barang yang dipamerkan" tanya Regina pada Sisi temannya

"Kemarin pas kita udah mau pulang, ada yang borong barang-barang kita, jadi tinggal ini aja. Itupun karena ketinggalan di apartemen. Ini kartu namanya"

"Lho ini kan Reinstar Corporate? Waktu kemarin aku diminta ketemu sama Direkturnya bahas soal investor di UMKM binaan kita" kata Regina

"Oh jadi perusahaan ini yang bikin kamu bolak balik revisi proposal" tanya SIsi

"Iya" Regina mengangguk sambil berpikir

"Mudah-mudahan ada berita baik ya.. kayaknya dia tertarik dengan barang-barang umkm binaan kita" kata Sisi

"Katanya senin depan kita dikabari hasilnya" jawab Regina

***

Enam hari sejak kembali dari Jakarta, seperti biasa hari Sabtu Regina diminta untuk melakukan audit di bengkel dan showroom yang kini dikelola Mey.

"Jadi Key kita hitungnya pake system fisik aja stoknya. Caranya stok awal minggu ini di tambah dengan pembelian selama minggu ini di kurangi sisanya, itulah yang terpakai dibengkel.. jelas ya Key? Sekarang coba deh kamu hitung" kata Regina mengajarkan Kezia

"Ok, nanti Kakak cek lagi, takut Key salah"

"Iya Kak..."

***

"Key itu kok di luar agak berisik kenapa ya.." tanya Regina setelah mendengar suara-suara orang berkumpul

Kezia pun membuka pintu dan senyum-senyum sendiri.

"Kenapa Key?" Regina makin penasaran dan mengikuti Kezia. Regina kaget melihat seseorang yang sedang berbicara dengan beberapa karyawan, ia tidak menyangka orang yang membuatnya menangis minggu lalu sekarang ada dihadapannya

"Ehem,.." Kezia senyum-senyum melihat Regina. Walaupun kedua orang tuanya tidak tahu hubungan Jonathan denga Regina, tapi Kezia tahu keduanya saling mencintai. Kezia tidak sengaja membaca pesan-pesan singkat keduanya di handphone Jonathan, dan bagaimana Kakak yang yang panggil Koko itu sering menelpon apalagi memintanya untuk video call saat Kezia bersama Regina. Tentu saja hal itu dirahasiakannya pada Regina.

"Itu, Koko kamu kapan datangnya ya?" tanya Regina sambil menunjuk keluar

"Semalam.. ah akhirnya setelah dua tahun lebih, mau lagi dia ke Manado" kata Kezia sambil melirik Regina

Regina pun melanjutkan kembali pekerjaannya, ia harus professional walaupun ingin rasanya ia segera pergi dari tempat itu, tapi ia menerima pembayaran atas jasanya. Sekali lagi ia mencoba mengendalikan dirinya untuk tetap tenang, walaupun hatinya berkecamuk.

Setengah jam kemudian Jonathan masuk ke ruangannya dan hanya menyapa Kezia

"Gimana Key, udah jago accounting sekarang?" kata Jonathan sambil menepuk kepala adiknya tanpa menyapa Regina

"Pelan-pelan lah Ko belajarnya..., Key belum sejago Kak Gina" kata Kezia dengan sikap manjanya

"Ya udah lanjutkan lagi kerjaannya, dan titip terima kasih ya buat Guru kamu.." kata Jonathan sambil keluar pintu. Regina tidak mau menatapnya lagi, yang dia tahu Jonathan kemudian beranjak keluar ruangan

"Kak di bilang terima kasih sama Koko" kata Kezia. Ia menyadari ada rasa kikuk antara keduanya.

"Koko kamu masih sama seperti dulu ya Key.."

"Kenapa Kak?"

" masih egois.."kata-kata itu spontan keluar dari mulut Regina, ia pun kaget dengan apa yang ia katakan, Regina sampai menutup mulutnya setelah itu.

Tiba-tiba seseorang masuk lagi ke ruangan mereka.

"Key tolong bilangin, dia juga masih sama.. dari dulu dia ngak pernah butuh siapa-siapa kan?.." kata Jonathan dengan suara perih yang bisa dirasakan Regina

"apa? Aku ngak pernah butuh siapa-siapa? maksudnya? Aku bahkan hampir gila kehilangan dia, dan ini kata-kata pertama yang harus ia katakan setelah dua tahun lebih tidak bertemu?" batin Regina. Ia hanya bisa menahan perasaannya, tidak mungkin dia menangis apalagi dihadapan Kezia yang menurutnya tidak tahu apa-apa.

"Kalian kenapa?" tanya Kezia melihat dua orang yang dia sayangi saling melempar kata-kata sakartis

"Ngak .. ngak ada apa-apa.." jawab Regina sambil menyibukkan diri dengan kertas-kertas dihadapannya

"Kak, aku mau ngomong serius nih.."

"Ngomong aja" jawab Regina sambil meneruskan pekerjaannya

"Sebenarnya Koko sama Kakak pernah pacaran kan?"

Regina kaget dengan pertanyaan Kezia

"Em... itu.... ngak usah kita bahas ya Key" kata Regina menghindar pertanyaan Kezia

"Kak... Kak.. jawab dong.." Kezia berusaha menatap Regina tapi Regina berusaha tidak menatap gadis polos dihadapannya

"Kakak ngak usah bohong, aku pernah baca chat kalian di hape nya Koko" kata Kezia meyakinkan

"Kapan?" tanya Regina. Walaupun sering bersama Kezia tapi mereka berdua tidak pernah membahas hubungannya dengan Jonathan

"Udah lama, dua tahun lalu.. tapi aku bingung kenapa kalian putus... aku juga heran kenapa sekarang Koko sampe pajang cewek lain di Ig nya, padahal dulu ada kak Gina"

"itu karena kita ngak punya hubungan apa-apa Key.." jawab Regina datar walaupun hatinya sakit, wanita di Ig Jonathan bahkan pernah dia lihat langsung orangnya

"tapi itu... ehm tadi... Key sudah dewasa Kak, udah bisa baca situasi jadi jangan ngeles lagi.." Kezia terus meminta Regina menjelaskan

"Oke, kami pernah dekat, itu dulu, dua tahun lalu. Sekarang kami sudah punya kehidupan masing-masing... dia sudah punya pacar lagi dan sekarang kakak enjoy dengan kerjaan. Setiap hubungan pasti ada saja yang menguji, kalau kami akhirnya berpisah artinya itu yang kami rasa keputusan yang terbaik. Nanti kalo kamu dah lebih dewasa pasti ngerti.. Sudah puas dengan jawabannya Nona?" jawab Regina sambil mencubit pipi Kezia

"kayaknya kisah kalian belum selesai deh, tadi ngomongnya masih kayak gitu... ada pedas-pedasnya... harusnya kan biasa aja kalo memang sudah ngak ada rasa" jawab Kezia dengan wajah cemberut. Ia sendiri berharap banyak agar Koko dan Kakak kesayangannya bisa pacaran dan menikah.

"Hem.. anak manis, itu urusan Koko sama Kakak ya.. udah deh.. lanjutin aja stock opname nya.."

"Kak aku ngak tahu apa yang terjadi antara Kakak sama Koko, yang aku tahu setelah ke Jakarta dua tahun lalu, Koko bilang ngak mau ke Manado lagi. Waktu Koko kuliah di Belanda dia sering balik ke Indonesia, tiga atau empat kali setahun dan kami yang diminta Koko ke Jakarta, padahal sudah dirayu sama Mami loh untuk ke Manado, Koko ngak mau... aneh aja kemarin tiba-tiba dia muncul di rumah, pasti ada hubungannya sama Kakak, iya kan?" Kezia mencoba menebak apa yang terjadi antara Jonathan dan Regina.

Mendengar hal itu hati Regina seperti diremas, hatinya perih mendengar penjelasan Kezia, apakah karena dia sampai Jonathan tidak ke Manado dua tahun ini?

Jonathan tidak lama di Diamond, apalagi respon Regina terhadapnya. Ia rindu melihat Regina tapi sepertinya Regina belum bisa memaafkannya dan Jonathan pun tidak bisa memaksakan keadaan. Selain bertemu Regina, hari itu dia juga harus bertemu seseorang jadi tidak bisa berlama-lama di bengkelnya, walaupun tidak yakin akan dimaafkan setidaknya ia harus minta maaf, toh dia sudah berani menginjakkan kaki lagi di Manado.

Gitarku dan CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang