Sorry
Regina ingin menolak tapi tidak bisa, ia juga tidak mungkin berlaku tidak sopan di rumah orang dan pilihannya hanya mengikuti si tuan rumah melangkah ke taman samping rumah dekat kolam renang.
"Ji?" Jonathan meraih tangan Regina setelah lepas dari pandangan orang tua mereka
Regina menghentakkan tangannya sehingga terlepas dari genggaman tangan Jonathan
"Siapa ya? Kamu kenal aku?" tanya Regina sakartis
"Ji, Forgive me please..." ucap Jonathan dengan wajah memelas tertunduk
"Emang kamu salah apa?"
"Ji.." Jonathan mencoba meraih lagi tangan Regina tapi cewek itu mundur
"Bukankah ini yang kamu mau? kamu yang minta jika bertemu anggap kita ngak saling kenal ?" ucap Regina
"i really sorry..." Jonathan melangkah maju terus memohon
"NO.. kali ini, aku tidak bisa. Kamu juga pernah menuduhku bahkan setelah aku jelaskan yang sebenarnya... dan kamu kembali menuduh orang yang sangat aku sayangi, Mama, tanpa meminta penjelasan dariku? Kamu sangat keterlaluan Jo!" Regina menatap nanar, berusaha tegas menghadapi Jonathan tapi linangan airmata melukiskan betapa dia terluka.
Regina berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan Jonathan sambil mengusap airmatanya, dan kali ini Jonathan sengaja tidak mengejar karena rasa bersalahnya.
"Lho Ica kamu menangis?" tanya Mey heran
"Ehm aku cuma ngantuk dari tadi menguap terus"
"Ya udah kita pulang aja ya?" jawab Linda
Mey mengambil kantong kertas berisi hadiah yang dia berikan untuk Regina dan Linda.
"Tan.., Natan.." panggil Mey
"Ia Mi.."
"Kamu antar Regina sama Mamanya balik ya?"
"Ngak usah Tante" jawab Regina cepat
"Aku ambil mobil dulu Mi.." tanpa mempedulikan jawaban Regina Jonathan mengambil kunci dan berlari kecil mengeluarkan mobilnya dari garasi.
Tidak lama Linda masuk ke mobil yang diikuti Regina
"Kamu duduk depan aja temani Natan" suruh Linda
Dengan berat hati Regina menuruti mamanya, Jonathan memacu mobilnya dengan perasaan yang campur aduk, antara rasa bersalah dan rasa bahagia mengetahui identitas Regina
"Natan masih suka main gitar?" tanya Linda memecah keheningan diantara Jonathan dan Regina
"Ia Tante" Jawab Jonathan sambil melirik gadis disampingnya sedangkan Regina tetap diam, kadang melihat keluar jendela mobil atau menatap lurus kedepan.
"Mey pernah ajak Natan waktu kecil ke rumah kami di Bandung dan Natan suka main gitarnya Om Frangki" cerita Linda
"O ya..? sorry Tante aku lupa... memang aku paling suka main gitar"
"Gina juga suka main gitar"
"Iya Tante, jarang lho ada cewek main gitar sebagus dia"
"Kamu pernah dengar?"
"Ehmm... dia pernah tampil di konser amal kampus" jawab Jonathan hati-hati, ia tahu Regina menyembunyikan kedekatan mereka.
Regina hanya meliriknya sekilas sedangkan Jonathan masih menatapnya dengan wajah penuh penyesalan.
***
"Makasih Nathan sudah antar kami pulang" kata Linda dan segera turun dari mobil
"Terima kasih " sambung Regina dan membuka pintu depan. Tangan Jonathan dengan cepat menahan pergelangan tangannya
"Sorry.." kata Jonathan
Regina segera melepaskan tangannya dan beranjak keluar sedangkan Jonathan hanya bisamendengus pelan dan merelakan kekasihnya pergi.
***
Berkali-kali Jonathan meminta maaf lewat WA tapi nomor tujuannya tidak pernah aktif lagi karena Regina sudah mengemas handphone pemberian Jonathan dan berencana mengembalikanSetiap pagi cowok tampan itu memarkir mobilnya di dekat pintu gerbang Fakultas Ekonomi dan hanya bisa memandang Regina dari jauh, sesekali ia menanyakan kabar Regina kepada Heny dan Maikel.
Regina bukannya tidak mengetahui hal itu, tapi tidak mudah baginya untuk memaafkan Jonathan.
"Gina, Tere ngundang kita ke birthday party nya hari jumat malam ini" kata Heny sambil memperlihatkan undangan yang diterimanya dari Tere
"Emmmm, lihat nanti ya?"
"Gimana sih, kalo ngak kesana artinya kamu itu ngak setia kawan Gina..., Tere kan teman band kita...." kata Heny merajuk.
"Ia deh, aku ikut.. jangan cembeyut dong..."
***
Iqbal, Steve bersama Maikel sementara berlatih di ruang musik Fakultas Teknik untuk mempersiapkan penampilan mereka di ulang tahunnya Tere
"Nathan tadi langsung pulang?" Iqbal bertanya karena sudah lama menunggu dan belum melihat kedatangan Jonathan di ruang musik
"Mungkin... kamu tahu kan dia galau akhir-akhir ini. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi Regina" jawab Steve
"Kita saja yang latihan lebih dulu, gimana?" Maikel bicara kepada kedua temannya.
Jonathan lebih memilih ke bengkel milik perusahaannya setelah pulang kampus dan menghabiskan waktu untuk bekerja sampai tubuhnya lelah.
Cowok itu belum menemukan cara berkomunikasi lagi dengan Regina sehingga ia menyibukkan dirinya.
Regina pun menambah jam mengajarnya di Harmonic School untuk melupakan Jonathan. Ia sudah terbiasa mendapat perhatian Jonathan namun hampir dua minggu mereka bahkan belum bicara. Betapapun besar rasa kecewanya, rasa rindu pada Jonathan masih terbersit di hatinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gitarku dan Cintaku
Dla nastolatkówIni karya kedua saya di wattpad, semoga menikmati ceritanya ya.. Jonathan Leonardo Sondakh adalah mahluk sempurna, sosok tampan dengan limpahan kasih sayang dari keluarga utuh nan bahagia, sahabat-sahabat yang selalu ada, harta yang tidak perlu dita...