Malam kian larut, antara bahagia dan sedih kata-kata Jonathan tadi sore membuatnya terus berpikir. "dia ngak pernah butuh siapa-siapa" Apakah itu yang ada dipikiran Jonathan tentang dirinya? Apa tidak ada kata-kata lain? Apa karena dirinya yang duluan menyebut Jonathan egois? Kenapa juga kata EGOIS terlalu cepat meluncur dari mulutnya?
"aaaaach, kenapa kamu muncul lagi?" tanya Regina pada dirinya sendiri
"bukannya dia yang kamu tunggu Regina Fransisca?" jawab batinnya
"apa aku terima cowok lain, biar bisa lupa sama mahluk itu?" tanya Regina
"kamu yakin?" tanya batinnya lagi
...
...
Akhirnya Regina tertidur juga setelah berjam-jam bicara dengan dirinya sendiri sambil memikirkan Jonathan
***
Jonathan sudah kembali lagi ke Jakarta setelah dua hari menyelesaikan urusannya di Manado, begitupun Regina berusaha menyibukkan diri dengan pekerjaannya apalagi proposal mereka diterima Reinstar Coorporate, akan ada banyak bantuan modal dari pihak swasta untuk UMKM di Manado. Hari sabtu seperti biasa Regina harus mengajarkan Kezia soal pengelolaan keuangan dan audit, setelah itu keduanya akan ke salon bersama Mey.
"Ca itu wajah kamu ada jerawatnya, jangan banyakkan mikir kerjaan sayang.. atau ehm.. apa karena sudah dua minggu ngak perawatan?" tanya Mey
"Kakak bukan mikir kerjaan tapi banyak pikiran karena Ko...."telapak tangan Regina langsung menutup mulut Kezia
"Itu Mi, Key asal ngomong aja, Ica memang banyak kerjaan jadi tidur kurang trus kadang lupa minum air putih juga sampe ada jerawat nongol hehehe" jawab Regina
"ya sudah kamu harus perawatan rutin mulai sekarang, penampilan itu penting bagi wanita sayang ... sejak kamu perawatan kan jadi makin cantik... Mami dengar kamu jadi humas ya di kantor? Baguslah, itu artinya kamu bakal ketemu banyak orang, pasti banyak yang suka godain kamu kan? Pesan Mami tolong diingat-ingat ya Ca? kamu jangan sampe jatuh cinta sama mereka ya?" kata Mey sambil di creambath
"Kok Mami ngomongnya gitu?" tanya Regina
"Iya sudah ada yang mau Mami jodohin sama kamu.."
"SIAPA?"
"SIAPA?"
Tanya Regina dan Kezia bersamaan
"Ada deh... sebenarnya Mami pernah mau jodohin kamu sama anak temannya Papi, tapi dia manja banget, kayaknya ngak cocok deh... tapi sama yang satu ini pasti cocok" kata Mey senyum-senyum sendiri, sedangkan Kezia dan Regina menatap Mey penasaran.
"Siapa Mi, siapa..." tanya Kezia merengek sambil menarik tangan Ibunya, tapi hanya dibalas senyuman oleh Mey. "Aku harus tahu juga orangnya Mom.. ayo dong Mom.. bilang Key dia siapa.."
***
Hari Jumat, satu hari sebelum peringatan kematian Frangki ayahnya Regina, seperti biasanya Regina selalu mengunjungi panti asuhan yang tidak jauh dari kantornya. Panti "Teresa" adalah tempat anak-anak yatim atau piatu, atau anak-anak yang sengaja ditinggalkan orang tua mereka. Panti yang dikelola pihak gereja itu berdekatan dengan rumah sakit.
Regina sering pernah beberapa kali menginap, ia sudah cukup dekat dengan suster-suster pengelolah panti, karena ia sering mengantar makanan atau cemilan bahkan gajinya sering disisihkan untuk membantu panti.
Regina pun sering curhat kepada suster kepala dan minta didoakan, bukan hanya soal pekerjaan dan keluarganya, suster kepala pun tahu perasaannya pada seseorang.
Hari itu setelah pulang dari kantor Regina mampir ke panti Teresa, banyak hal yang ingin ia ceritakan pada suster kepala tapi suster tidak ada disana. Sambil menunggu Suster Kepala, Regina bersama Syalom seorang gadis 16 tahun penghuni panti menuju ke pinggiran laut dekat dengan Panti. Regina mengajarkan gadis itu memainkan gitar sambil keduanya bernyanyi.
Lagu sendu yang dinyanyikan keduanya membuat Regina terbawa perasaan sampai menitikkan airmata. Rencananya ke panti untuk curhat dan minta didoakan karena dua minggu terakhir adalah waktu terberatnya. Bertemu Jonathan tapi tidak dianggap, melihat orang yang masih dicintainya itu mesra dengan cewek lain, dan saat bertemu pun kata-kata Jonathan yang menganggapnya tidak membutuhkan siapapun terus terngiang dan mengiris hatinya.
Regina tidak bisa menceritakan soal Jonathan dan hanya kerinduan terhadap almarhum ayahnya yang bisa ia ungkapkan. Lama kelamaan airmatanya tak bisa dibendung lagi, Syalom yang berada disisinya hanya bisa memeluk dan menghiburnya.
"PA.. PAPA.." Regina menatap langit sore itu sambil memanggil almarhum ayahnya.
"Kak, udah Papa nya Kakak pasti sedih kalau liat kakak menangis kayak gini" hibur Syalom
"PA... PAPA... Cuma Papa yang beneran sayang sama Gina.. hiks hiks hik.. PA.. PAPA.." Regina terus menangis matanya masih terus menatap ke langit.
"PA... GINA MAU KETEMU PAPA.., KENAPA PAPA TINGGALIN GINA.. PA... GINA KANGEN SAMA PAPA.. GINA PINGIN KETEMU..." Sambil terus menangis Regina tidak berhenti memanggil ayahnya
"Kak.. Kakak harus kuat, aku juga hidup tanpa ayah dan ibu tapi aku punya keluarga disini sekarang. Kakak pasti kuat kok hadapi apapun masalah kakak. Kami sayang sama kakak" kata Syalom sambil terus menenangkan Regina.
Bukannya tidak mendengar kata-kata Syalom, tapi hati Regina sangat sakit tanpa sadar ia terus bicara seolah tidak ada orang disampingnya.
"PAAAA.. dia bilang Gina ngak butuh siapa-siapa... Gina bukan ngak butuh Pa.. Gina cuma pingin terlihat kuat saja, supaya Mama ngak sedih Pa.. Cuma Papa yang bisa liat Gina nangis sendirian Pa.. sebenanrnya Gina butuh orang lain juga Pa.., Gina ngak sekuat seperti yang mereka liat Pa, Gina ngak mampu hidup sendiri Pa.. tapi.. tapi mereka ngak ngerti Pa.." Regina meluapkan isi hatinya sambil terus menahan sakit yang menjalas didadanya.
"PAAAAA.. Gina mau ketemu.. Gina tinggal sama Papa aja.." setelah itu gelap, tidak ada lagi yang ia rasakan.
***
Seseorang disudut ruangan sedang terisak melihat gadis yang dicintainya dipasang oksigen dan infus. Tatapan matanya tak pernah berpaling, dalam hati ia terus berdoa.
Dokter dan Suster bergantian memeriksa keadaan Regina dan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Regina kena sakit maag karena perutnya kosong, dan kemungkinan asam lambung ditambah lagi dia sedikit depresi.
Regina sudah sempat siuman tapi tidak lama tertidur lagi karena obat penenang.
"Ica.. Ica.. sayang... sayang.." Mey mengelus rambut Regina sambil memanggil namanya
"Gina.. bangun sayang, ini Mama" Linda menghapus airmatanya melihat anak yang dia sayangi terbaring di ranjang panti
"Dia akan baik-baik saja, maag nya sakit, kayaknya dia ngak makan dari pagi" kata suster kepala
"Makasih ya Sus, makasih sama yang lain sudah bantuin anak saya" kata Linda
"Gina mungkin Cuma kangen sama Papa nya dan..." kata-kata Suster Kepala terhenti melihat Regina membuka matanya

KAMU SEDANG MEMBACA
Gitarku dan Cintaku
Fiksi RemajaIni karya kedua saya di wattpad, semoga menikmati ceritanya ya.. Jonathan Leonardo Sondakh adalah mahluk sempurna, sosok tampan dengan limpahan kasih sayang dari keluarga utuh nan bahagia, sahabat-sahabat yang selalu ada, harta yang tidak perlu dita...