Heny pun curiga dan mengetuk pintunya
"Gin, Gina..."
Akhirnya pintu terbuka dan Heny tampak terkejut melihat raut wajah Regina. Matanya sembab, hidungnya merah, suaranya serak, tanpa bertanya lagi Heny langsung memeluk temannya, ia tahu sahabat yang sangat disayanginya menangis, terluka karena seseorang
"Hen..., aku ... mau pulang" kata Regina terbata-bata sambil menghapus airmatanya.
"Ayo.." Tanpa membantah lagi Heny menggenggam tangan sahabatnya dan menuntunnya ke tempat parkir.
Heny pun menghubungi Iqbal menceritakan yang terjadi pada Regina dan memintanya untuk ke tempat parkir. Iqbal menyambar kunci mobilnya dan meninggalkan ruang resepsi menuju area parkir. Ia sempat merekam Regina yang memeluk Heny sambil menangis di belakang mobil, tanpa setahu keduanya.
"Kita pulang sekarang ya.." kata Iqbal sambil membuka pintu mobil.
Heny duduk bersama Regina dibelakang, ia tahu sahabatnya sangat membutuhkan dukungan, dia tidak pernah melihat Regina menangis lagi seperti itu setelah peringatan kematian ayah Regina hampir tiga tahun silam.
Heny tak banyak bicara, sesekali ia mengusap punggung sahabatnya yang bersandar di pundaknya.
"Hen, Iqbal, aku minta maaf" kata Regina dengan suara seraknya
"udah ngak apa-apa kok, udah mo selesai juga acaranya kan" kata Iqbal
"aku juga ngak tahu kenapa aku jadi cengeng kayak gini.. maaf aku ngak bisa nahan diri lagi.." airmatanya masih mengalir
"udah ngak apa-apa Gin, udah ya.." hibur Heny
"Aku masih belum terima dia se cuek itu Hen..., apalagi dia sudah sama orang lain..., ternyata aku.. aku..." Regina tak sanggup lagi meneruskan kata-katanya. Tangannya berulang kali menghapus airmatanya yang terus menetes
Heny tak mau menyela kata-kata sahabatnya, walau Regina tidak banyak bicara soal Jonathan selama dua tahun, tapi melihat Regina tidak membuka hatinya untuk cowok-cowok yang berusaha dekat dengannya, membuat Heny makin yakin kalau sahabatnya belum move on.
***
Setelah mengantarkan Regina, Iqbal pun mengantarkan Heny ke apartemen.
"Say, aku diajakin sama teman-teman di rumahnya Rio, nanti aku balik ya" kata I qbal
"Ok, salam buat teman kamu yang dari Belanda, siap-siap aja bogem mentah dari Heny"
"Hahaha.. memang kamu berani sama dia?"
"Kenapa takut, dia itu sudah nyakitin Gina.. bilang ke dia harusnya dia gentle dong, kalo ngak suka lagi sama temanku, ngomong..., banyak juga kok yang suka sama Gina, cowok ganteng banyak, cowok kaya, anak pejabat juga ada"
"Nanti aku bilangin ke dia, kamu ngak usah kesel dong, pergi dulu ya, sejam-an lagi aku balik" jawab Iqbal sambil mengecup kekasihnya
***
"Hei... gimana Bandung" sapa Rio setelah Iqbal bergabung di halaman belakang rumah bersama Jonathan dan Rio yang sudah menunggunya
tanpa mempedulikan Rio Iqbal berjalan dengan langkah cepat dan langsung menarik kerah baju Jonathan dengan wajah raut muka yang sangat marah
"What's wrong Dude..." kata Rio sambil melepaskan tangan Iqbal di kerah Jonathan
"Bal, kenapa.. HEI.." Jonathan pun terlihat marah dan melepaskan tangan Iqbal dengan kasar dari kerah bajunya
Iqbal pun melepaskan Jonathan dan mengeluarkan handphone nya
"lihat ini..." Iqbal menunjukkan video yang direkam saat Regina menangis di belakang mobil
![](https://img.wattpad.com/cover/169705117-288-k158936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gitarku dan Cintaku
Fiksi RemajaIni karya kedua saya di wattpad, semoga menikmati ceritanya ya.. Jonathan Leonardo Sondakh adalah mahluk sempurna, sosok tampan dengan limpahan kasih sayang dari keluarga utuh nan bahagia, sahabat-sahabat yang selalu ada, harta yang tidak perlu dita...