Great Girl

71 9 0
                                    

Jonathan kagum mendengar cara berpikir Regina. Dalam hatinya berkata "you are great, girl." Ia berkhayal seandainya kelak Regina bisa jadi tim accounting di Tashin Grup, korporasi milik keluarganya.

***

Waktu menunjukkan jam 09.35 alarm di handphone Regina berbunyi, ia merapihkan beberapa catatan, memasukkan ke tasnya dan bergegas masuk ke kelas. Jonathan pun membantu menyusun buku-buku diatas meja

 Jonathan pun membantu menyusun buku-buku diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu suka nyetel alarm juga ya?." Jonathan bertanya sambil tersenyum kecil, mengingat ia pun melakukan hal yang sama untuk beberapa jadwalnya.

"Iya, supaya kita bisa tepat waktu. Aku masuk dulu ya, kamu ngak ada kelas?"

"Hari ini jam 10.00" Jonathan berbohong, kelasnya ada juga yang pagi tapi ia melewatkannya hanya untuk bertemu Regina.

Baru beberapa langkah Regina meninggalkan tempat duduknya, Jonathan mengejar dan menahan langkah Regina dengan memegang tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru beberapa langkah Regina meninggalkan tempat duduknya, Jonathan mengejar dan menahan langkah Regina dengan memegang tangannya.

"Kertasnya ngak dibawa?" Jonathan bertanya dengan nada kecewa dia meletakkan kertas yang dibawanya ditelapak tangan Regina.

"O ya, buat aku kan? Terima kasih ya... Soal mobilmu, aku..."Regina menggenggam kertas dari Jonathan.

"Ngak usah buru-buru, aku siap kok nunggu ganti ruginya". Jonathan berharap masih dapat bertemu lagi dengan Regina karena hal itu.

Setelah Regina keluar dari perpustakaan, Jonathan juga menuju ke Fakultas Teknik, sesekali ia tersenyum memikirkan Regina. Hari ini ia mengetahui lebih banyak lagi soal Regina dan semakin mengenalnya Jonathan semakin menyukai gadis itu.

***

Rio sedang berbincang dengan Steve dan Iqbal mengenai beberapa band di kampus mereka. Hanya tinggal setahun lebih mereka akan menyelesaikan kuliah di Tomoutou dan tentu saja mereka tidak bisa lagi tampil mewakili universitas itu.

Walaupun kemunculan band mereka awalnya hanya untuk menyalurkan hobi dan ingin tenar, tapi setelah mengikuti beberapa kompetisi di kampus dan memiliki jadwal tetap untuk latihan, akhirnya band yang dibentuk sejak mereka menginjak semester dua itu mampu menyumbangkan beberapa prestasi membanggakan untuk kampus mereka.

A bout Band berencana membina band-band baru untuk melanjutkankan prestasi mereka.

"Apa undangannya sudah dibagikan?" tanya Rio memastikan.

"Sudah. Mokqu Cafe juga sudah siap" Jawab Steve yang banyak mengurus pertemuan itu.

"Pulang kampus kita ke Cafe untuk make sure semua ya?" kata Jonathan

***

Selasa sore Jonathan sengaja tidak langsung pulang dan hanya menunggu di kampus sampai jadwal latihan bulu tangkis, ia juga meminta Iqbal untuk menunggu.

"ayo jalan" ajak Jonathan

"Bro ini masih jam 2.30, satu stengah jam lagi baru latihan dimulai" jawab Iqbal

"Ayo ikut saja dulu..."

Iqbal menurut saja walau bingung dengan sikap Jonathan

Jonathan membawa mobilnya perlahan sambil melewati kampus Fakultas Ekonomi, matanya sibuk mencari seseorang, ia sudah mendapat informasi jam berapa Regina selesai kuliah.

Jonathan membawa mobilnya perlahan sambil melewati kampus Fakultas Ekonomi, matanya sibuk mencari seseorang, ia sudah mendapat informasi jam berapa Regina selesai kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai..." sapa Jonathan kepada Heny dan Regina yang berjalan berbarengan

"Hai juga.." jawab Heny dengan senangnya

"Kalian pulang ke arah Betesda kan? pas aku sama Iqbal latihannya ke arah sana juga. Ayo naik" ajak Jonathan dan menghentikan mobilnya

"O jadi ini rencananya?" bisik Iqbal sambil geleng kepala dan hanya senyum-senyum sendiri

"Ayo.." Jonathan turun dan membuka pintu belakang

"Ayo Gina..." ajak Heny sambil menarik tangan temannya

"Aduh kenapa naik mobil ini.. aku merasa bersalah.. tapi sudahlah sama Heny juga" batin Gina

Tentu saja kesempatan seperti itu tidak akan dilewatkan Heny, mendapat tumpangan gratis dari cowok setampan Jonathan adalah tawaran paling manis yang pernah diterimanya

Regina menurut saja ketika tangannya ditarik walaupun ia tidak nyaman harus menumpang di mobil yang masih menunjukkan tanda goresannya.

"Makasih ya? kalian mau mengantar kami pulang?" kata Heny

"Kebetulan kita searah" jawab Jonathan

"Sudah dapat undangan untuk hari Jumat?" tanya Iqbal

"Di Mokqu Cafe kan? ia sudah " jawab Heny

"Harus datang lho" kata Jonathan sambil berusaha melihat Regina lewat kaca spion.

Candaan terus dilontarkan Heny, Iqbal dan Jontahan sedangkan Regina hanya sesekali tersenyum tapi tetap diam tanpa menyambung pembicaraan teman-temannya

"Hen temanmu kehabisan batere ya.." tanya Jonathan karena tidak mendengar sepatah katapun dari Regina

"Bukan habis batere, dia pake mode silent" jawab Heny terkekeh

"Pindah ke mode dering bisa?" tanya Jonathan

"Tunggu aku setel langsung ke profil outdoor deh..." jawab Heny sambil menggelitik temannya

"Aww, Heny... iiiih... apa-apa-an sih.... Hen kamu jadi temannya siapa sih.. Heny... STOP..." teriak Regina sambal meliukan badannya menahan gelitikan Heny

Akhirnya suara Regina terdengar juga, disambut tawa oleh ketiga temannya.

Gitarku dan CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang