Part Time

55 9 0
                                    

12

Andre menunggu di depan pintu masuk Harmonic School, sesekali melirik ke arlojinya, ia gelisah menunggu Regina yang belum datang juga.

"Kenapa dia lama sekali" Andre terlihat gelisah menunggu.

Tidak lama Regina turun dari angkot. Ingin rasanya Andre menumpahkan protesnya kepada gadis manis di depannya tapi niat itu di urungkannya setelah Regina memamerkan senyum manisnya. Senyuman itulah yang sering membuat hati Andre berbunga-bunga akhir-akhir ini.

"Aku belum telat kan?" Regina menyapanya dan melihat kekuatiran di wajah Andre.

Regina cukup siap, semalam ia membaca modul untuk materi yang akan diajarkan dan melakukan beberapa latihan sebagai persiapan mengajar di hari pertama.

"Ayo masuk, kamu harus mempelajari kontrak dan menandatanganinya dulu." Andre menarik tangan Regina dan menuntunnya ke ruang administrasi.

Ruangan dengan warna jingga, dan beberapa gambar not musik, foto-foto, piagam dan sertifikat keikutsertaan Harmonic School di berbagai event dipajang rapih di dinding ruangan itu.

Sofa set coklat muda dengan bantal warna warni, meja kaca dengan hiasan aquarium di dalamnya dan wangi pengharum ruangan seperti sebuah kata welcome bagi siapapun yang masuk ruangan itu.

"kita ke sebelah sini Gina" kata-kata Andre membuat Regina berjalan lagi setelah sedikit menikmati suasana ruangan tadi.

Regina memperhatikan dengan seksama keadaan sekitarnya ruang administrasi dengan beberapa lemari arsip yang tertata rapi, meja dengan hiasan alat tulis dan tiga komputer terlihat disana. Andre menarik kursi di depan meja seorang wanita paruh baya dan mengisyaratkan Regina untuk duduk disitu. Andre pun menarik kursi lain dan duduk disamping Regina.

"Silahkan di baca dulu kontraknya, tidak panjang kok, tiga lembar saja" kata seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah.

Dengan tenang namun serius Regina membaca isi kontraknya. Ia cukup paham dengan hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal semacam legalitas karena ia hampir mengambil Fakultas Hukum. Regina hanya menanyakan beberapa hal saja untuk memastikan bahwa maksud dari kontrak sama dengan yang dia pahami.

"Andre tolong antar ke kelasnya ya? Lantai 2 ruang B. Ini data siswa pertamamu Regina, baru dua kali ia kursus di tempat kita, tapi karena pengajar sebelumnya ijin menjaga orang tuanya yang sakit, jadi kamu harus menggantikannya". Wanita di bagian administrasi itu menjelaskan.

Andre dengan penuh semangat mengantar Regina menaiki tangga lantai dua. Sebelum memasuki ruang B Andre terhenti.

"Kamu siap kan? Ini hari pertamamu. Good luck ya Gin?" Andre menepuk lengan atas Regina, memberi semangat untuk gadis itu.

Tangan Andre cukup berkeringat, ia gugup walaupun bukan karena meragukan kemampuan gadis itu, tapi memikirkan apakah siswa itu bisa menerima Regina sebagai guru barunya?, apakah metode mengajar Regina tepat?, apakah Regina betah? Begitu banyak pertanyaan dibenaknya tapi belum saatnya dia mendapatkan jawaban.

Regina terlihat rileks memasuki ruang belajar setelah tahu siswa pertamanya seorang anak laki-laki yang masih duduk di sekolah dasar.

Regina anak tunggal karena itu dia suka sekali bergaul dengan anak kecil, baginya mereka ceria, banyak ide dan suka mencari tahu apapun, jadi akan lebih mudah menyerap ilmu darinya.

"Hai.. apa kabarmu" Regina masuk ruang kelas dengan tersenyum dan menyapa anak kecil di depannya.

"Kakak siapa? Guru baru ya?" tanya Noel

"Ia, perkenalkan nama Kakak Regina, kamu Noel kan?" jawab Regina

"ia, tapi Kakak tidak terlihat sebagai Ibu Guru.." kata Noel melihat penampilan Regina yang masih seperti remaja.

"O ya.. coba Noel sebutkan lagu apa yang Noel suka dan kita nyanyi sama-sama sambil kakak ajarkan cara main gitarnya, gimana?" tanya Gina

Pertanyaan ini membuat anak kecil itu akhirnya tidak menjaga jarak lagi dengan guru barunya dan akhirnya mengikuti cara Regina bermain gitar.

***

Malam semakin larut. Menjadi guru musik untuk pertama kalinya adalah hal yang cukup menantang tapi juga menyenangkan bagi Regina.

Karena hal itulah Regina masih memainkan gitar di kamar, ia harus terus mengasah keterampilannya. Selain itu dia juga membuat catatan-catatan kecil untuk memudahkannya mengajar gitar sambil sesekali membaca modul dari Harmonic School.

Regina bisa dibilang orang yang perfeksionis, dia berusaha serius dengan apapun yang dikerjakan.

Gitarku dan CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang