6

13.4K 428 9
                                    


.....

Lima hari berlalu, dan hari ini Diandra cuti, untuk melaksanakan pernikahan lelucon itu, dan akan ada waktu seharian ful Diandra istirahat krna tak ada kegiatan.

duduk menonton tv, berbaring di sofa, semua terasa membosankan.
sebuah notifikasi menghampiri handphone miliknya,disana tertera pesan dari seseorang.

Tante Vely
"di kamu bisa kerumah sekarang? tante kangen"

Me
"oke tante Diandra siap siap dulu"

Tante Vely
"hati hati sayang"

Me
"iya tante"

setidaknya berat untuk nya, perjodohan ini.namun bagaimana lagi jika ini sudah takdir Tuhan.

bingung rasanya ia harus senang atau sedih, mungkin senang dengan calon mertua yang begitu baik, namun sedih dengan calon suami yang begitu dingin .

beregelut dengan waktu dan jarak yang di tempuh, ia sampai di sebuah rumah mewah yang kemarin,ia memarkirkan mobilnya lalu beranjak turun.

langkh demi langkah menuju pintu utama berada, dan memencet bel yang berada di samping pintu.

dan kurang lebih dua menit pintu terbuka, menampakan wajah tampan pria seumuranya itu, heran dengan bingung beda tipis sepertinya.

jauh sekali perbedaan kaka beradik ini, Ken yang sedingin salju,dan Vanno selembut tepung terigu, mungkin seperti itu sifat yang di gmbarkan pada keduanya.

"di masuk bunda di dalem"ujarnya mempersilahkan
"iya Vann thankyou"

kedatangan Diandra sangat di nantikan, karena apa hanya sisa hari ini.

Satu minggu berlalu dan artinya, hitungan mereka menikah yaitu esok hari. Dan hari ini waktu Diandra untuk fitting gaun, dan juga jas dengan Ken.

"sayang ayo ikut, kita mau fitting gaun buat pernikahan kalian besok,dan mulai sekarang panggil bunda saja,jangan tante lagi ya" Ujar Velysia hangat, terlihat sangat senang.

what the hell ! serius besok?,sumpah rasanya hari hari sendirian ku itu seru, meskipun sepi dari pada harus berdua dengan lelaki es itu.

upatnya dalam hati, namun ini sudah takdir Tuhan, cerita hidup yang harus ia perankan, tanpa tau skenarionya terlebih dahulu.

mau tak mau, ia harus bersama dengan lelaki es itu, dan bersama bunda mertuaku melaju dengan perjalanan sedang, dengan beberapa menit berlalu hingga sampai di sebuah butik.

sungguh ini indah, gaun yang cantik anggun nan mewah, terpampang di sini memang benar indahnya moment saat persiapan menikah.

sht! bahagianya redup seketika menyadari, yang akan menikah dengannya bukan lelaki yang dicintainya. Bahkan lelaki itupun tidak mencintai Diandra.

lebih tepatnya pernikahan tanpa cinta.

miris memang sudah nasib, Diandra
memilih dan melihat lihat gaun di depannya,pandangnya terpaku pada gaun dengan model atasnya lurus dan lengan kesamping , lebih tepatnya sabrina.

gaun berwarna putih dan model belakang yang lumayan panjang sungguh ini cantik.

"mau pilih mana di?" Ujar Velysia membuyarkan lamunannya

"em ini ajah bun" Tunjuk Diandra pada gaun di depan nya.
"mba tolong yang ini gaunya" Ucap Velysia pada pegawai butik.

seorang pelayan menghampiri dan membawa gaun agar di coba terlebih dahulu.

"mari non saya bantu di coba dulu gaunya" Ujar mbak mbak penjaga butik
"oh iya mba" Jawab Diandra mengikuti pegawai menuju ruang ganti.

Diandra sudah jelas memilih gaun dan kini tinggal Ken , selera nya hilang malas sekali rasanya, menikah dengan orang yang tidak di kenal, sungguh ini lelucon macam apa.

"terserah bunda ajh" Jawabnya pasrah
"yaudah ken ini ajah bagus" Ujar Velysia menentukan.

velysia menunjuk jas yang berwarna silver dan memanggil pelayan untuk membantu putranya.

"mari tuan di joba jasnya" Ken mengambil jasnya "saya bisa sendiri" Ujarnya.

Velysia menggeleng pelan, harus dengan apa agar anaknya tak seperti ini. Emosi terus hanya membuat nya naik darah.
~

THE PERFECT WIFE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang