.....
Beberapa bulan setelah itu.
Cuaca pagi begitu menyegarkan,terlihat sisa hujan semalam yang tertinggal di dahan pohon, kicauan burung-burung yang terlihat seperti menikmati sejuknya pagi ini.
Diandra terbangun, lalu berdiri beranjak menuju gorden dan membukanya, cuaca ini sangat membuat ketenangan tidak mendung dan tidak panas.
Diandra beranjak menuju kamar sang buah hatinya, terlihat mereka masih terlelap dengan mimpi mimpinya.
Dengan tetap menggunakan piama tidur, ia memutuskan untuk menuju ruang bawah membuat sarapan dan susu coklat.
Ketika dirinya sedang menikmati sepotong roti dengan selai coklat, satu tangan yang menetap di bahunya
Ken iya lelaki itu suami tercintanya.
"Morning sayang" Sapanya dengan lembut
"Hay morning sayang, sebentar aku buatkanmu susu hangat" Diandra beranjak
"Oke"
"Hari ini ke kantor kan?" Tanya Diandra sesekali melirik.
"Ohh tentu, kau libur kah?"
"Nggak, hari aku berangkat pagi"
"Kenapa tak bersiap?"
"Iya pagi tapi ngga sepagi buta ini lah sayang" Jawab Diandra diakhiri tertawa.
"Ini minumlah" Ujar Diandra sambil memberi segelas susu coklat hangat.
Diandra terdiam sejenak, sejak dua hari kemarin selera makanya terganggu oleh mual mual yang tak jelas, Diandra berfikir positif, hanya masuk angin, karna beberapa malam ini ia bertugas di malam hari.
"Kapan kita akan memasukkan Calla dan Candra sekolah?" Tanya Ken serius.
"Minggu depan mungkin,kita harus mementingkan sekolah mereka, untuk beberapa hari ini persiapan apa saja yang harus di butuhkan" Ucap Diandra panjang lebar, dengan masih menikmati roti dengan selai coklatnya.
"Oke biar ku urus semuanya" Tutur Ken tenang.
"Mr.Daniel tetaplah Daniel" Sinis Diandra
"Makusdnya?" Ken menaikan sebelah alisnya heran.
"Tidak."
"Oh, oke" Ucap Ken beranjak pergi.
"Untung masih suami" Kesal Diandra ,lalu menyusul Ken.
***
Diandra sudah bersiap untuk kerumah sakit pagi ini, sedangkan Ken sudah berangkat limabelas menit yang lalu.
"Sayang mamah berangkat yah" Pamit Diandra pada kedua anaknya.
"Hati-hati mom, cepat pulang aku merindukan mu" Ucap keduanya dan berpelukan.
"Iya sayang"
Membelah ibu kota dengan jalanan pagi yang sedikit macet,sudah menjadi pekerjaan tercinta bagi Diandra menurutnya berguna bagi orang lain itu sangat menyenangkan.
Setibanya di rumah sakit Diandra langsung bersiap, memeriksa pasien di bagian bangsal yang Diandra tugas.
"Dok" Sapa seorang suster
"Iya kenapa sus?"
"Ada pasien kecelakaan dok, hari ini dokter ruddy tidak berangkat, dan di mohon dokter yang menggantikan" Jelasnya pada Diandra
"Baik Sus kita kesana sekarang" Dan keduanya langsung bergegas.
Keadaan pasien cukup parah, Diandra menangani dengan teliti dan di bantu beberapa suster.
Cukup lama untuk menangani hingga sampai akhirnya selesai, Diandra keluar ruangan dan seperti biasa, keluarga korban sudah menunggu di depan ruangan.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya ibu dari pasien yang sangat khawatir bahkan terlihat telah menangis.
"Tenang dulu ibu, memang keadaannya lumayan parah tapi hanya luka luka biasa tidak ada yang serius, pasien hanya butuh di rawat inap beberapa malam untuk proses penyembuhan yang lebih intens" Tutur Diandra dan tak lupa senyum manisnya yang tak pernah hilang.
"Trimakasih dok"
"Sama sama ibu, baik saya permisi dulu" Pamit Diandra dan berbalik ke tugasnya.
Hari ini Diandra juga menggantikan dokter UGD yang tidak berangkat, maka hari ini Diandra sangat di buat lelah bolak balik untuk mengurus pasien-pasiennya.
Dengan kondisi yang tidak begitu fit, sesekali Diandra merasa hampir tak sadarkan diri, mual yang dirasa cukup mengganggu aktivitas nya.
Diandra menuju kantin, untuk sekedar menyantap makanan, karna di rasa perutnya mulai kosong.
Baru saja beberapa suap, Diandra serasa ingin memuntahkan makanannya kembali, Diandra beranjak berdiri untuk kembali ke ruangnya.
Baru hendak melangkah, kepalanya terasa pusing, pandangan nya mulai buram,dan Diandra limbung tak sadar kan diri.
Diandra di bawa ke ruangan dan di beri perawatan intensif, saat ini dokter Veera yang menangani nya.
"Apa yang terjadi dengan dokter Diandra?" Tanya Veera pada suster yang melihat kejadian itu, dan duduk di dekat Diandra.
"Dokter Diandra sedang makan, dan mual mual dan saat akan berdiri dokter Diandra tak sadarkan diri"
"Oke" Lanjut dokter Veera memeriksa
"Seperti nya dokter Diandra sedang hamil, saya bisa pastikan"
"Syukur jika memang benar dok" Ucap sang suster merasa senang mndengarnya.
"Baiklah kita biarkan dia istirahat" Ucap dokter Veera dan berlalu pergi juga di ikuti suster.
Tiga puluh menit Diandra baru sadar, ia bingung kenapa dirinya disini apa yang terjadi.
"Sus?.."
Seorang suster pun masuk kedalam bilik tirai yang terdapat Diandra yang sudah tersadar.
"Iya dok ada yang bisa saya bantu?"
"Apa yang terjadi dengan saya sus?"
"Pas di kantin dokter sempat tak sadarkan diri lalu di bawa kesini, dokter di tangani oleh dokter Veera, dan kabar baiknya menurut dokter Veera dokter Diandra sedang hamil" Jelasnya.
Diandra hanya terdiam menyimak pnjelasan sangat suster.
"Baik terimakasih Sus"
"Dokter Diandra di perbolehkan pulang untuk istirahat oleh pihak rumah sakit"
"Yasudah terimakasih Sus" Diandra berjalan perlahan dan memutuskan untuk pulang.
Di sela perjalanan Diandra memutuskan untuk ke apotek.
"Apa mungkin jika aku hamil lagi?" Tanpa pikir panjang Diandra menepikan mobilnya,setelah sampai di apotek terdekat dia turun dari mobil dan bergegas menuju apotek.
"Mba testpack dua"
"Ini mba"
"Ini uang nya mba"
"Terimakasih"
Diandra berlalu menuju mobilnya dan berlangsung pulang.
Sesampainya di rumah Diandra disambut oleh kedua anaknya, yang berhambur memeluk Diandra dan Diandra membalas nya hangat.
"Mamah mau ke kamar ayo ke atas"
"Ayoooo!!" Ucap
Diandra memutuskan untuk mandi, sedangkan kedua anaknya hanya bermain dan menonton televisi sambil menunggu Diandra selesai mandi. Diandra mandi dan akan melakukan tes urine, Diandra sangat kepikiran apakah benar pesan dari dokter Veera, yang di sampai kan lewat suster tadi.
Diandra coba melakukan perlahan sambil menunggu hasil, Diandra menutup matanya dengan hati berdebar perasaan campur aduk tak jelas, seperti ada yang meletup letup di hatinya.
Satu, dua, tigaaaa..
Diandra membuka matanya perlahan, Diandra langsung menutup mulutnya untuk tidak teriak.
Hatinya begitu bahagia.
Berulang kali Diandra bersyukur pada Tuhan, telah memberikan kepercayaan begitu besar pada Diandra.
Setelah itu Diandra lanjut untuk mandi dengan cepat, Diandra menyelesaikan acara bersih bersih nya, dan langsung menemui kedua anaknya yang sudah menunggu.
"Mom ko papa belum pulang?" Tanya Calla dengan wajah cemberut, wajah gemasnya dan pipi chubby tak pernah melunturkan keimutan anak kecil itu.
"Sebentar lagi juga pulang sayang" Jawab Diandra yang sedang berias.
"Mom nanti makan di luar ya?" Ajak Candra antusias.
"Oke sayang tunggu papa pulang" Jawab Diandra tersenyum hangat.
"Yeay!!"
"Hey hey kesayangan papah" Ucap Ken dari balik pintu.
"Dadyyyyyy!!" Histeris Keduanya berhambur memeluk.
"Papah aja kali" Sungut Diandra.
"Kan sama aja mom" Celetuk Calla membuat gelak tawa Ken.
"Ada bunda sama ayah dan vanno sayang di bawah, siap siap kita jalan jalan dan makan di luar malam ini" Tutur Ken menjelaskan.
"Oke aku siap siap dulu nanti aku juga ganti in baju mereka berdua"
"Oke tunggu di bawah" Jawab Ken berlalu pergi.
Diandra bersiap siap dan menggantikan baju kedua anaknya,Diandra akan membawa bukti kejutan yang akan Diandra tunjukkan pada semuanya.
Hari ini hari yang cukup membahagiakan untuknya, tak henti henti sudut bibirnya terangkat dan bersyukur atas karunia yang Tuhan selalu berikan padanya.
"Ayo sayang turun ke bawah kita berangkat" Ajak Diandra pada kedua anak nya.
Diandra menuruni anak tangga dan menggandeng dua anaknya, terlihat sangat anggun dengan gaun selutut brwarna biru navy.
Di bawah semua sudah menunggunya dan bersiapp untuk pergi, tanpa pikir panjang semuanya pergi bersama, dan di tengah perjalanan semuanya bercanda ria tanpa terkecuali.
Hingga sampai nya di sebuah restoran mereka memesan, sambil menunggu pesanan datang mereka ngobrol ringan.
"Ku dengar kau pulang cepet sayang?" Tanya Ken serius
"Iya sempat tak enak badan aku tadi, tapi ngga papa" Jawab Diandra bibir nya terasa kelu.
"Tidak enak badan bagaimana sayang?" Tanya Velysia khawatir.
"Mual mual bun Diandra masuk angin"
"Serius hanya masuk angin?" Velysia menatap curiga pada putri menantu nya itu seperti sedang ada yang di sembunyikan.
"Iyabun"
"Sudah lah percaya saja, Diandra jauh lebih faham tentang kesehatan nya" Ucap Aland menengahi.
"Yakin kamu nggapapa?" Tanya Ken penuh selidik.
"Yakin sekali" Jawab Diandra mantap.
Makanan yang di pesan pun datang, semuanya menikmati sajian yang ada, tanpa ada yang membuka suara sedikitpun, hanya perbincangan pengunjung lain yang terdengar.
Seusai makan, keluarga Alexander pun berbincang mengenai rencana Vanno yang akan bertunangan minggu depan.
"Serius Van tunangan minggu depan?" Tanya Ken menatap tak yakin.
"Iya dong gue nyusul lo tuan Daniel" Jawab Vanno menohok.
"Yes om Vanno akhirnya nikah" Kata Diandra bersorak dan di ikuti kedua anaknya.
"Horee punya aunty " Teriak sikembar
"Ayah yakin pilihan mu pasti tidak salah" Ucap Aland serius.
"Jangan ikuti jejak kakamu" Ucap Velysia menyindir
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT WIFE (SELESAI)
RomanceDaniel vickenzo alexander, pengusaha sukses dan pewaris utama keluarga Alexander. Diandra Anastasya, mahasiswi di fakultas kedokteran. Mereka di jodohkan dengan alasan krna orang tuanya bersahabat sejak kecil. Menikah atas dasar paksaan bukan cinta...