37

7.1K 237 5
                                    

Happy Reading!.... 😍

.....

Situasi sangat genting, menambah kepanikan yang berlebih di mana seseorang ada di dalam ruangan dan sedang di tangani oleh dokter.
Ken,Sally,Velysia,dan Aland berada tepat di depan ruangan, di mana Diandra di tangani semua menatap kecewa ke pada Ken sebagai suaminya, dianggap telah lalai dalam menjaga Diandra.

"Ceritanya bagaimana Sally sampai Diandra seperti itu?,tante sangat khawatir, dia putri tante dan sedang mengandung cucu tante kenapa sampai seperti itu Sally hiks hiks.." Tanya Velysia meminta penjelasan asal mula Diandra sampai mengalami pendarahan.

"Emm.., tadi habis tugas di rumah sakit, terus pulang tante habis itu kita makan terus belanja dan kebetulan Sally di ajak menginap di rumah Diandra, yang dulu terus kita pulang kerumah Diandra, pas turun dari mobil Diandra langsung sakit perut tiba-tiba pendarahan" Jelas Sally dengan perlahan.

"Menginap di rumah yang dulu? mengapa tidak di rumah barunya? dan jarang sekali jika sudah menikah lebih memilih bersama teman sahabat sekalipun, apakan Diandra sedang bertengkar dengan Ken?" Tanya Velysia pada Sally meminta penjelasan kembali padanya.

"Hm maaf tante bisa langsung di tanyakan pada Ken nya ajah Sally kurang faham cerita Diandra" Jawab Sally dengan senyum kikuk.

Tatapan Velysia begitu kecewa menatap Ken penuh dengan amarah, seperti ingin menyerang bertubi tubi, karna telah berani melukai putri menantu tercinta nya.
"Sini bunda perlu bicara sama kamu!" Ucap Velysia menyeret Ken dengan kata yang penuh penekanan.
Ken hanya mengikuti langkah sang bunda, sedangkan Aland membiarkan masalah di tangani oleh istrinya dulu.

"Jelaskan apa penyebab Diandra sampai seperti ini! kau bagaimana jadi suami tidak becus menjaga istri! apa yang menyebabkan Diandra tinggal di rumahnya sendiri? dan bukan di rumah kalian!?" Tanya Velysia yang bertubi-tubi seperti menyerang tanpa henti.

"Kita bertengkar" Jawab Ken singkat lalu menjelaskan cerita nya

Flashback on.

Kau jadi cek up?" Kata Ken dengan nada datar, Diandra masih memaklumi dengan keadaan kerja yang mungkin membuat nya emosi.

"Jadi" Jawab Diandra singkat.

"Bunda jadi mengantarmu?" Kata Ken bertanya.

"Tidak aku di antar Vanno ia kesini katanya di suruh bunda" Jawab Diandra lagi dengan nada datar.

"Vanno?!, hanya berdua kenapa kau tak meminta izinku Diandra?!" Balas Ken dengan nada tinggi, sedikit membentak dan penuh penekanan.

"Bukan kah Vanno adikmu jadi apa salahku? Kau saja tak ada waktu untuk menyempatkan menemaniku bahkan kerjaanmu lebih penting." Ujar Diandra berdiri menghadap Ken.

"Kau harusnya paham perusahaan sedang dalam situasi genting rugi karna penyalahgunaan dana mencapai miliaran!" Jawab Ken dengan nada tinggi lagi.

"Apa kau jelaskan dulu ke aku sebelum pergi? Apa harus sekarang itu juga?!,menemani ku tidak butuh waktu lama tak bisakah kau usaha sedikit meluangkan waktu siang tadi untuk calon anakmu?"

Jawab Diandra dengan mata berkaca kaca amarahnya meluap.

"Pekerjaan ku lebih penting Diandra?!,  mengerti lah jangan egois!" Jawab Ken dengan nada tinggi sedikit teriak dan membentak Diandra lagi.

Flashback off.

"Suami macam apa kau sepenting apapun pekerjaan kau pikiran istri mu dulu! kau fikir waktu untuk cek up itu membutuhkan waktu lama tidak Daniel!  Kandungan Diandra masih sangat muda hanya kesehatan janin yang bisa di periksa kau waktu untuk anak dan istri mu saja tak ada, awas saja jika terjadi apa apa dengan Diandra namamu akan bunda coret dari warisan perusahaan! Camkan Daniel!" Ancam Velysia dengan tegas.

Ken hanya diam mengacak rambutnya frustasi

Aland sangat khawatir menunggu di depan pintu ruangan, berdiri nya tak bisa tenang hingga pintu terbuka, dan menampakkan wanita paruh baya yang menggunakan jas putih khasnya, dia seorang dokter spesialis kandungan.
Aland langsung berdiri dan menghampiri wanita itu dan di ikuti sally.
"Bagaimana putri saya dan bayinya?" Kata Aland begitu panik.

Wanita itu hanya tersenyum dan perlahan menjelaskan

"Anda ayahnya pasien? tidak perlu terlalu khawatir pak pasien hanya mengalami stress banyak pikiran dan kelelahan, lalu menyebabkan pendarahan tapi beruntung tidak terjadi apa apa janinnya baik baik saja" Jelas sang dokter.

"Boleh saya masuk?  Saya ingin melihat putri saya" Ijin Aland kepada dokter.

"Silahkan pak, saya permisi" Pamit wanita paruh baya itu dan berlalu pergi.

Velysia merasa sangat muak, dan memutuskan kembali ke tempat suaminya, yang sedang menunggu diandyra tepatnya di depan ruangan rawat Diandra.

Dan melihat pintu ruangan yang terbuka, Velysia segera menghampiri berjalan dengan tergesa-gesa, lalu memasuki ruangan dan melihat Diandra yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Ken pun mengikuti langkah sang bunda, dia hanya terdiam melihat Diandra yang seperti itu dirinya sangat merasa bersalah.
Aland yang menyadari kedatangan istrinya pun berdiri,mempersilahkan untuk istri nya duduk.
Velysia terdiam menitikkan air mata, lalu memegang tangan Diandra hingga tetesan air matanya jatuh menetes di tangan Diandra.

Perlahan Diandra mulai membuka matanya, dan mencoba menetralkan cahaya yang masuk ke retinanya.
Ia melihat sang bunda, ayah,serta sahabatnya, dan satu lagi lelaki yang ia cintai dan melukainya.

Diandra teringat darah yang mengalir, ia takut terjadi apa apa dengan bayinya,
"Bundaaaaaa hiks hiks bayi Diandra bundaaaa hiks hiks" Rengek Diandra penuh kesedihan tangis yang pecah,
Ken yang melihat pun hatinya semakin sakit.

"Tenang sayang kamu setres dan kecapean bayi mu baik baik saja" Ucap Aland menjelaskan
Tangisan nya langsung berhenti mendengar bahwa bayinya baik baik saja.

"Terimakasih Tuhan, kau masih baik baik saja sayang tetap bersama mama sampai kapan pun" Ucap Diandra mengusap perutnya dan air mata bahagia yang menetes.

Kini tatapan Aland begitu membunuh terhadap Ken, ia hampir saja membuat cucunya dalam bahaya.

"Ayah ngga abis pikir sama pikiran yang ada di otak kamu Ken, menghargai wanita sama saja kau menghargai ibumu paham!" Tegasnya dan Ken hanya bungkam.

THE PERFECT WIFE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang