.....Matahari mulai kembali keperadabannya, meninggalkan cahaya jingga yang begitu indah, meninggalkan sepi menyisakan gelap yang begitu menggema.
Jam 19:00
Diandra seusai mandi memutuskan kebawah untuk, membantu mbo Inah menyiapkan makan malam."mbo biar didi bantu yah" kata Diandra sambil mengambil masakan, dan menaruhnya kedalam piring saji.
"nda usah non biar mbo saja non masih belum sembuh" kata mbo Inah sambil berjalan mndekati Diandra
"ah gappa mbok didi kuat didi bisa ko, oh iya jangn panggil non mnding didi ajah" kata Diandra berlalu, dengan membawa makan untuk di siapkan ke meja makan.
Ken yang sedang menuruni anak tangga melihat Diandra yang sudah rapi, dengan piayama tidur navy blue nya dengan rambut dgerai dan kepala masih terlilit perban.
Dan dia sedang sibuk di dapur bersama mbo Inah, sedangkan keadaanya baru membaik.
Diandra yang mengetahui tatapan Ken yang begitu tajam terhadapnya, pun hanya tersenyum manis,mengisyaratkan bahwa dirinya sudah baik baik saja."Hay selamat malam sayang" Sapa Diandra,mendekati Ken dan mencium singkat "Selamat malam sayang,cupp kau sudah yakin membaik?" ucap Ken yang berjalan kearah meja makan sambil merangkul Diandra.
Mbok Inah yang melihat kehangatan keluarga itupun merasa sangat senang, mempunyai majikan yang baik tidak sombong pula bahkan sangat menghargai orang yang lebih tua diantara nya.
Semua sudah di hidangkan di meja keduanya akan memulai makan, dan mbo Inah akan berlalu.
"Mbo makan disini saja bareng kita, anngap saja didi anak Mbok karna orang tua Didi juga sudah tidak ada semua, Didi percaya sama mbok" Kata Diandra sambil memegang tangan mbo Inah.
Dan mbok inah hanya terdiam saja tanpa menjawab apapun,
"benar kata Diandra mbok anggep saja kita keluarga" kata Ken.Dan mbo Inah ikut duduk bersama an meski keadaan tidak nyaman baginya, semua hanya diam hanya suara denting sendok yang terdengar begitu nyaring.
Selesai semuanya mbo Inah pun bergegas membereskan meja makan, di bantu dengan Diandra yang memaksa untuk membantu, selesai mencuci piring Diandra pun beranjak menyusul Ken ke kamarnya.
Disana lah pria duduk di tepi ranjang yang sibuk dengan leptopnya,
Diandra masuk dan mengunci pintu dan mendekati Ken lalu membaringkan tubuhnya."kau mau tidur sekarag?" kata Ken dengan mengusap lembut lengan Diandra
"lantas jika tidak sekrang menunggu apa?" Tanya Diandra polos
"hm mari kita bersenang senang senang" ucap Ken dengan senyum jahilnya, sambil menaruh leptop di nakas .
Mencumbu Diandra dengan halusnya lembut dan penuh kasih sayang, kini pukul 21.00 Ken memutuskan untuk tidur dengan alasan Diandra butuh istirahat yang cukup, tak lebih dari sekedar ciuman itu saja.
Pagi pun kembali menjemput pukul lima tigapuluh pagi Diandra bangun, dan memutuskan untuk mandi seperti biasa, agar suami nya terbangun keadaanya sudah segar walafiat.
selesai Diandra mandi dan mengganti baju Ken belum kunjung bangun, apakah tidak akan ke kantor pikir Diandra.
"Sayang bangun ke kantor hari ini kan?" kata Diandra sambil mengusap kepala Ken
"Besok saja aku masih merindukan mu"kata Ken menarik selimut hingga menutup kepalanya.Diandra yang faham ia melanjutkan langkahnya ke arah meja rias,
tiba tiba ketika ia akan memoles wajahnya telfon berdering entah siapa pagi buta menelfon.AYAH ALLAND sebuah nama terpampang di sana segera Diandra menjawab telfon itu
"iya hallo Yah" kata Diandra
"Ayah akan kerumah barumu bersama bunda di"kata Alland
"oke baik yah kebetulan Ken juga tak ke kantor hati-hati di jalan ya ayah bunda" kata Diandra dan menutup tlfon."Ken ayah sama bunda mau kesini cepet mandi" kata Diandra yang masih sibuk di meja riasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT WIFE (SELESAI)
RomanceDaniel vickenzo alexander, pengusaha sukses dan pewaris utama keluarga Alexander. Diandra Anastasya, mahasiswi di fakultas kedokteran. Mereka di jodohkan dengan alasan krna orang tuanya bersahabat sejak kecil. Menikah atas dasar paksaan bukan cinta...