56

5.6K 181 6
                                    

.....

Pagi dengan udara dingin, sayup sayup angin terdengar, langit yang masih kelabu tidak membuat semangat Diandra berkurang untuk mengurus si buah hati.
Diandra bangun dari tempatnya, meskipun dekapan erat sang suami masih membuatnya ingin ber lama-lama disana.

Tapi bukan itu yang terpenting, Diandra akan selalu memastikan awal harinya dengan melihat anak nya, yang semakin hari semakin tumbuh besar, itu semangatnya tidak ada yang lebih penting dari keluarganya.
Diandra menyapa anaknya satu persatu dengan mencium pipinya, jika mereka masih sangat nyaman dengan tidurnya maka Diandra tidak akan mengganggu kenyamannan mereka.

Diandra bergegas menyiapkan sarapan untuk Ken, setelah selesai baru lah Diandra mandi dan bersiap untuk kegiatannya Diandra hanya membuat nasi goreng Dan telor mata sapi dengan segelas susu coklat hangat Dan air putih.

Dirinya sangat bertanggung jawab masalah perannya sebagai istri, dia akan selalu menyiapkan apa yang Ken perlu tidak dengan campur tangan orang lain, terkecuali urusan rumah terkadang Ia juga sendiri jika ada waktu luang, karna harinya lebih sering di luar rumah.

Diandra memutuskan berangkat lebih awal, dengan niat yang Ia fikirkan kemarin.
Diandra mengirim pesan untuk Affan
"Fan bisa minta tolong ngga?"

"Iya Di tolong apa?"

"Informasi devi terus sekarang diamana aku ada perlu, jangan bilang Daniel."

"RSJ...., sekarang dia gangguan jiwa karna stress akibat masalah waktu itu dan bayinya meninggal kurang lebih infonya seperti itu"

"Terima kasih"

Diandra melajukan mobilnya menuju alamat yang di berikan, kebetulan hari ini jadwal berangkat nya agak siang, dia hanya meninggal kan pesan bahwa dia berangkat lebih awal ada kepentingan.

Beberapa menit menuju lokasi dan akhirnya sampai, Diandra mencari seseorang yang Ia cari, menyusuri setiap lorong lorong.
Sampai Ia menemukan seseorang yang mungkin tepat untuk Ia tanya.

"Permissi sus saya mau tanya pasien yang bernama Devi di mana ya dia masih muda cantik" Kata Diandra

"Oh baik saya antar mari ikut saya bu" Seru si suster itu.

Diandra mengikuti langkah suster itu, hingga ada seorang dengan rambut yang berantakan, dan menggendong boneka yang mirip bayi Dan di dekap sangat erat.

Diandra lngsung mngampiri devi setelah lngkh suster itu berhenti di samping Devi,
"Devi...." Sapa Diandra.

"Hah! hah! ini anakku! pergi! pergi!" Reaksi Devi langsung marah Dan emosi.

"Oh iya sus ini riwayat masuk karena apa?, saya kenal dekat dengan dia dulu, dia masih hamil Dan kecelakaan Dan saya baru dapet kabar Devi di rawat di sini."

"Menurut diagnosa dan keterangan yang di dapat ibu Devi sebelum nya memang betul yang ibu katakan tadi, setelah kecelakaan itu ibu Devi mengalami pndarhan dan melahirkan bayinya Karna keadaan bayi yang sangat lemah akhirnya tidak bisa di selamatkan dan ibu Devi sangat depresi.

"Kau kau yang merebut Daniel ku!! kau yang membuat anaku terluka!!kau pergi!!pergi!!" Devi merancau dan ingin menyerang ketika melihat Diandra.

"Sayang...tante ini yang merebut ayah mu dan dia yg buat kamu terluka dia sangat jahat!!hmmmmmmm, ketawa sayang kamu hahahahaha anak bunda yang cantik hmmmm" Reaksi yang di tunjukan Devi sangat membuat Diandra tidak percaya.

"Ibu Devi memang seperti itu bu, dia selalu menyalahkan wanita termasuk suster di sini juga" Jelas sang suster kepada Diandra.

"Baik sus terimakasih, saya permisi".

Pagi telah usai dan siang sudah berlalu, kini hanya sore yang tinggal hitungan menit, menjelang malam itu saja intinya.

Ken sudah di rumah sejak 30 menit yang lalu, lain dengan Diandra, yang belum menampakan batang hidung nya, Ken sedang bermain dengan kedua anak nya sambil menunggu Diandra pulang.

Baru saja d bicarakan sosoknya datang, membuka pintu kamar dengan beberapa peper bag di tangannya.

"Hampir malam ini loh sayang macet di jalan?, banyak pasien? Dokter nya cuma kamu hari ini?" Tanya Ken berbondong-bondong.

Diandra cukup lelah dan bingung dengan pertnyaan Ken yang berbondong bondong, menyerang nya seakan tidak memberi jeda untuk bernafas.

Diandra duduk di tepi ranjang dan membuka buka isi dari beberapa peperbag.
"Engga macet juga, ngga banyak pasien juga, ngga cuma aku juga, tapi aku habis dari apotek loh ngecek perkembangan, terus aku nggak sengaja dong lewat di store make-up terus aku beli beberapa yang sekiranya mau abis gitu loh yang" Jelas Diandra tenang.

"Oh gtu kirain kemana , kita lama ngga beli baju gimana weekend kita pergi? Bareng bunda ayah lama kita nggak ketemu"

"Betul kamu pa, kita perlu refreshing, oh ya aku mandi dulu" Lanjut Diandra pergi Tampa membereskan make-up yang baru di belinya itu.

"Mamah sedang kenapa kalian tau?, ko beda yah? Biasanya setiap pulang menyapa kalian lebih dulu ,Haha entah lah mungkin lebih biasa akan jauh lebih enak sesuka dia saja" Tanya Ken pada dua bocah nya dan merancau sendiri.

Tiba tiba Diandra keluar dari kamar mandi, ia masih menggunakan handuk kimono dan handuk yang bergelung di kepala nya.

"Sejak kapan mandi mu berubah secepat kilat?" Tanya Ken dengan alis terangkat.

"Manusia ya memang, mulutnya hanya punya 2 kegunaan pertama buat makan kedua buat ngomong sesukanya contoh komentar hidup orang, ngomongin orang itulah pokoknya" Cerca Diandra, dan Ken bungkam.

"Dih sejak kapan kamu jadi gini?"

"Hehe gini deh yah kita ga usah terlalu canggung biasa kan saja jadi seakan kita lebih harmonis" Jawab Diandra tenang sambil memoles wajahnya mencoba make-up baru.

"Ini buat apa yang? Namanya apa?" Tunjuk Ken mengangkat benda yang isinya berwarna pink muda.

"Yang yang yang" Cerca Diandra.

"Kan cuma kita kalo di depan anak anak ya mamah papah lah" Jawab Ken tenang.

"Sejak kapan kamu pengen tau make up? ,Mau tau ini fungsinya apa? Aku pake ya, namanya blush on" Jawab Diandra menyapukan di pipi kanan dan kirinya.

Oh jadi ini alesan cewe pipinya selalu merah merah gitu, yang ku pikir selalu karna malu dan canggung, ternyata ada bahannya toh baru tau.

Rutuk Ken dalam hati, ternyata ini alesan istrinya memiliki wajah yang pipinya bersemu pink selalu.
"Oh, jadi ini alesan cewe cewe di luar sana pipinya pada merah merah merona gitu, kecuali mbok Inah dan mba mba di rumah ini aja, ada bahannya ternyata " Ucap Ken enteng tanpa sadar Diandra menatapnya sinis seperti ingin memangsa.

"Oh jadi ini kelakuan suami di belakang istrinya, merhatiin wajah cewe cewe di luar sana oh gitu, tidur jauh jauh sana" Jawab Diandra kesal dan menata make-up nya lalu menghampiri anak anak nya.

Ken mematung di sana dengan ancaman Diandra.
"Ngga gitu maksudnya curigaan bangat" Jawab Ken meluruskan.

"Gini ya pah, sekarang tuh pelakor bisa lakuin apa aja inget kaya dulu kamu" Ucap Diandra tanpa sengaja mungkin sedikit menyinggung.

"Jagoan,princes, zevanno, zevvay, kalian bobo ya gedenya yang nurut oke anak mana" Tutur Diandra kepada kedua anaknya.

"Anak papah juga kali" Sindir Ken.

"Gak kamu jahat" Sinis Diandra, dalam hati ia ingin teriak dan tertawa sekencang mungkin memojokan Ken dengan begitu teganya.






Selamat pagi dini hari teman teman gimana reads nya TPW masih suka? Author harap masih hehe baca ya semoga kalian suka

Follow ig author ya hehe
nassavanissa_

Salam_

vanissa 🌹

THE PERFECT WIFE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang