46

6.2K 182 10
                                    

.....

Matanya sayu pikiran nya kacau, entahlah semua terasa membuat nya frustasi.
Diandra mengendarai mobil dengan kecepatan di atas normal dirinya sangat muak, marah.

Sampai dirumah, Diandra memarkirkan mobilnya sembarang, kunci pun di lempar ke mana pun dengan tas tergeletak di lantai dirinya hanya membawa handphone.

Diandra memasuki kamar, dengan sangat emosi dan menangis tersendu-sendu, Diandra duduk di meja rias melepas jas putihnya, dengan menatap cermin meratapi nasib dirinya.

"Bajingan kau dasar lelaki bajingan suami macam apa kau Ken aku benci aaaarghhhhhh!" Maki Diandra dan berteriak frustasi.
Suaminya begitu tega, entah di mana pola pikirnya, dengan keadaan istri yang sedang hamil anaknya malah bertingkah seenaknya.

Ken sangat khawatir dengan keadaan ini, Diandra terutama dia termasuk orang yang nekad kapanpun dia mau.
Ken segera berlari, menuju mobilnya dan memutuskan pulang takut trjadi apa-apa dengan Diandra.

Ketika sampai di rumah, ia melihat mobil Diandra terparkir, lalu memasuki rumah, melihat tas yang berada di lantai dan kunci mobil.
Ken segera berlari ke atas, ke kamarnya ia akan memastikan Diandra baik baik saja.
Kamar terkunci rapat dan tak ada suara apapun dari dalam.

"Sayang buka pintu aku bisa jelasin" Kata Ken mengetuk-ngetuk pintu kamar.

"Pergi kau jauh jauh! aku benci! ceraikan aku aku muak dengan lelaki bajingan seperti mu!" Teriak Diandra dari dalam.

"Ini semua bukan seperti yang kau kira tolong dengarkan aku Di" Ucap Ken memohon.

Setengah jam menunggu, tak ada respon sedikitpun, Ken memutuskan ke ruangan kerjanya.

"Hallo kau urus dulu semua tentang perusahaan, aku sedang mengurus masalah yang sangat rumit" Ucap Ken pada Affan.

"Baik bos" Balas Affan lalu telfon terputus.

Affan sedang di perintah Ken, untuk mengurus perusahaan yang sedang bermasalah, di kota bagian timur wilayah Indonesia ,dan mencari dalang di balik semua itu Ken hanya turun tangan jika sudah sangat genting selain itu Affan lah yang selalu mengatasinya.

Affan sangat berat sebenarnya, ia ingin segera melangsungkan pernikahan nya dengan Devi, namun kerjaan menjadi penghalang.

Tiba-tiba handphone ken berdering pertanda pesan masuk

Devi
"Nikahi aku atau istri mu akan celaka beserta bayinya"

Emosi nya memuncak ancaman si wanita licik itu membuatnya semakin pusing.

To Devi
"Bajingan memang kau urus semuanya, aku tak mau tau jika kau ingin menikah denganku, dengan syarat setelah bayi itu lahir kita bercerai! Ingat itu jalang!" Balas Ken padanya.

Diandra menyelinap keluar rumah, dengan mengambil kunci mobil yang ia tinggal di bawah, dengan cepat ia keluar takjub ketika melihat mobil Ken masih berada disini mobilnya, Diandra pun segera memarkir dan melajukan mobilnya.

Ia memutuskan menuju rumah mertuanya, ia rasa ini sudah keterlaluan, mobilnya melaju kencang di barengi hujan dan angin lebat, Diandra tak perduliitu.  Ia hanya ingin cepat sampai.

Ketika rumah sang mertua sudah terlihat, Diandra segera meminggirkan mobilnya, untuk memasuki garasi rumah dan security pun membukakan gerbang, Diandra merapikan parkiran mobilnya dan segera turun.

Tok tok tok

Ting nong ting nong

Diandra menunggu karna pintu tak kunjung terbuka.
Di dalam Velysia sedang menonton televisi, di ruang bawah bersama Aland.
"Yah siapa ya kira-kira hujan seperti ini tumben ada tamu" Kata Velysia pada suaminya.

"Ngga tau bun coba bunda cek saja, keluar siapa tau orang dalam soalnya ini pintu depan bukan gerbang" Kata Aland meluruskan,
Velysia segera kedepan memastikan, siapa yang bertamu hujan hujan seperti ini.

Terkejut nya Velysia, saat ia membuka pintu ternyata putri menantunya, dengan baju piama tidur nya agak sedikit basah.

"Hmm hiks..hiks..bundaaaaaa.." Ucap Diandra sesenggukan dan langsung memeluk Velysia.

"Sayang kenapa ko ujan ujan kesini kamu sendri?, ayo cepat masuk ganti pakaianmu" Kata Velysia menggandeng Diandra masuk menuju kamar Diandra.

Diandra duduk di tepi ranjang, dengan handuk yang sudah menyelimuti tubuhnya dan Velysia menuju lemari untuk mengambil baju ganti Diandra.

"Ganti baju dulu lalu, cerita sama bunda ada apa sampe kamu seperti ini sayang" Kata Velysia menyerah kan baju dan Diandra segera ke kamar mandi.

Velysia keluar kamar Diandra dan memanggil asisten rumah tangga nya
"Bii?" Panggil Velysia dari atas

"Iya bu ada apa?" Jawabnya

"Bawakan teh manis hangat kesini ya saya tunggu" Ucap Velysia dan memasuki kamar Diandra lagi.
Diandra duduk kembali di tepi ranjang, dan menangis Velysia menghampiri dengan sangat khawatir.

"Kenapa sayang tarik nafas dulu baru cerita sama bunda, kasian bayimu jika kau menangis" Kata Velysia menenangkan dengan memeluk dan mengsusap kepala Diandra.

Tiba-tiba pintu kamar ada yang mengetuk, dan ternyata Aland ia masuk dalam kamar Diandra, dirinya bingung apa yang sedang terjadi.

"Bun kenapa Diandra menangis?" Kata Aland menghampiri.

"Bunda juga tak tau yah Diandra belum bisa menceritakan nya" Jawab velysia.

"Kamu kenapa sayang cerita ayo ada ayah sama bunda, yang selalu suport kamu, tenang lah mari bercerita" Kata Aland menenangkan.

"Hmm hiks..hiks..Ken ayah, bunda, hiks..hiks.." Jawab Diandra tidak jelas.

"Iya Ken kenapa cerita biar ayah yang berbicara langsung nanti denganya" Tenang Aland.

"Bilang sayang ayah sama bunda bakal menghukum suami mu itu"

"Satu minggu yang lalu Ken pergi meeting dengan klien, Diandra ijinkan dia bilang Diandra tidur dulu saja jika Ken pulang kemalaman, Diandra tak usah menunggunya," Diandra terdiam.

"Ya lalu lanjutkan sayang" Kata Velysia.

"Devi. Ayah paham Devi yang sekarang menjadi sekertaris baru di kantor Ken?" Tanya Diandra tak sanggup menjelaskan.

"Iya ayah tau lalu?" Jawab Aland.

"Tadi siang, Devi menghampiri ku di parkiran rumah sakit, ketika aku hendak ke kantor mengantarkan makanan untuk Ken, Devi memberikan sebuah tespek dengan hasil positif hamil, awalnya Diandra bingung entah apa maksudnya Diandra coba untuk tidak emosi, lalu stelah itu Devi menjelaskan bahwa malam itu satu minggu yang lalu, Ken tidak meeting melainkan di sebuah club malam dan ia menginap dengan Devi, dan siang tadi Devi menyatakan bahwa dia hamil dengan ken" Jelas Diandra lalu kembali menangis hebat.

"Dasar anak kurang ajar tega dan berani nya dia berbuat seperti itu bajingan!" Ucap Aland segera pergi.

"Kamu sabar dulu ya sayang bunda tau perasaan kamu" Ucap Velysia
Aland pergi menuju rumah Ken dirinya sangat emosi dengan ulah putranya.

Setelah sampai aland segera masuk dan Ken berada di ruang bawah.

"Ayah ko ga bilang mau kesini, oh iya Diandra lagi ada urusan diluar yah" Kata Ken basa basi.

Bukk bukk bukk! 
Ken tersungkur ke lantai, dengan darah ngalir dari sudut bibirnya.

"Bajingan kau lelaki macam apa menghamili wanita lain disaat istrimu sedang hamil!" Pekik Aland dengan emosi.

"Takusah basa basi Diandra di rumahku, mulai sekarang kalian tak usah serumah!" Lanjut Aland

"Tapi yah dia istri ku!" Jawab Ken tak kalah emosi.
Dan Aland berlalu pergi tanpa niat menjawab.

THE PERFECT WIFE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang