Chaeyoung masih terus mengusap air matanya. Pagi ini Chaeyoung datang lebih awal karena ia tak mau kakaknya melihat wajahnya yang sembab karena menangis. Kejadian semalam itu sangar menyakitkan bagi Chaeyoung. Selama ini ia sangat percaya pada ibunya, namun segampang itu ibunya menghancurkan kepercayaannya.
Seorang ibu menjalin hubungan dengan mantan kekasih anaknya, bagiamana bisa itu? Tak ada yang mampu melewatinya. Terutama Chaeyoung. Apalagi pria itu orang yang pernah dia cintai.
Ezzell akhirnya datang. Dia melihat Chaeyoung sedang menangis. Apakah gadis ini menangis semalaman? Ezzell tau betul bagaimana perasaan sahabat dekatnya itu. Seorang Andreas datang merusak kehidupannya. Bahkan Ezzell sangat membenci seorang Andreas.
"Chae mau sampai kapan lo nangis kek gini sih?" Tanya Ezzell.
"Sampai ibuku memutuskan hubungannya dengan Andreas, kau kenal kan bagaimana sifat Andreas yang hanya mempermainkan perempuan?" Ujar Chaeyoung.
"Iya gue tau, tapi bukannya lebih baik lo berdoa buat hubungan nyokap lo? Biar Andreas itu berubah jadi lebih baik gitu." Ucap Ezzell.
"Sampai kapanpun seorang Andreas tak akan pernah berubah, dia tetap lelaki brengsek yang pernah kukenal selama ini." Ucap Chaeyoung.
"Gue janji bakal bantu lo buat hancurin hubungan nyokap lo dan Andreas." Ucap Ezzell.
"Yaksok?(janji?)." Tanya Chaeyoung.
"Yaksok!" Jawab Ezzell.
Ezzell langsung memeluk tubuh mungil Chaeyoung. Dari dulu Ezzell sudah tau masalah keluarga Chaeyoung, namun baru sekarang dia tau jika ibu Chaeyoung akan bercerai dari ayah Chaeyoung.
<><><>
Sore ini mereka berencana untuk main dirumah Syena. Itu permintaan Michelle, karena mau bertemu Kevin. Sih Michelle mah kerjaannya tebar pesona mulu sama Kevin.
Saat sampai dirumah Syena, mereka semua langsung masuk kedalam kamar Syena. Untung tadi Michelle bawa mobil kesekolah, jadi mereka bisa berangkat kerumah Syena bareng.
"Syen sih Kevin mana? Dari tadi gue nggak liat dia." Tanya Michelle.
"Keknya dia lagi ngecat motornya ditaman belakang, dari semalam dia ngecat motor mulu." Jelas Syena.
"Duh idaman banget sih abang lo, udah jadi anak motor, ganteng, rajin, baik, pokonya segalanya deh tuh sih Kevin." Cerocos Michelle.
"Yee kek dia mau aja sama lo!" Ledek Ezzell sambil menoyor kepala Michelle.
"Ihh jadi temen bukannya dukung gue malah noyor pala gue, sekalian deh lo, Angel, sama Syena buat geng tukang toyor pala orang, jadi tuh perkumpulan cewek tukang toyor pala orang!" Cerocos Michelle.
"Udah deh mending kalian diam kita kebelakang liatin abang sama temen-temen gantengnya ngecat motor." Jelas Syena.
"Yuk!" Ucap mereka semua semangat.
Mereka ketaman belakang rumah Syena. Dan benar saja disana banyak cowok ganteng dan cool. Mereka semua kagum melihat ketampanan teman-teman kakak Syena, kecuali Syena, dia mah liat udah tiap hari.
Mereka semua duduk diayunan yang ada ditaman belakang. Ayunannya cukup besar jadi cukup untuk mereka berlima. Mereka duduk sambil memperhatikan wajah tampan teman-teman Kevin.
"Hai cantik!" Goda salah satu teman Kevin pada mereka.
"Ihh siapa lo? Bukan lo yang diharapin datang, gue tuh harap yang datang itu kak Kevin, bukan lo! Dasar ganjen!" Cerocos Michelle.
"Setdah, tuh mulut apa cabe? Pedes banget deh." Ucap pria yang menggoda mereka tadi.
"Lo apa bilang apa tadi? Lo bilang mulut gue cabe?! Dasar yah cowok nggak tau diri! Pake ngehina gue segala lagi! Tadi godain gue, sekarang malah bilang mulut gue kek cabe, dasar!" Cerocos Michelle dengan suara cemprengnya.
"Cantik-cantik ganas amat, busyet dah neng, Syen temen lo cantik-cantik, tapi sayang temen lo ganas udah kek singa, belum lagi mulutnya udah kek cabe, PEDES!" Ucap pria itu sambil menekan kata PEDES.
"Woi cungkring, lo kira mulut lo nggak pedes? Udah kek emak-emak arisan aja tuh mulut, dasar cowok tengik!" Cerocos Michelle lagi.
"Mending gue kabur aja deh, dari pada nanti gue habisin air minum dirumah ini karena kepedesan denger nih cewek."
Lalu cowok yang menggoda Michelle tadi pergi. Michelle langsung tersenyum manis saat melihat Kevin berjalan kearahnya. Michelle nggak boleh grogi sekarang.
"Ehh maafin temen gue yah, dia emang orangnya suka gitu, aneh bin ajaib orangnya." Ucap Kevin.
"Gue maafin kok, lagian dia kan temen calon pacar gu.." Michelle menepuk dahinya karena dirinya keceplosan. "Mati gue!"
"Tadi kamu bilang apa? Temen calon apa?" Tanya Kevin dengan wajah jahilnya.
"Mm.. Itu kak.. Maksud gue.. Aduh gue nendadak mules nih, gue kedalam dulu yah, Syen temenin gue." Michelle langsung menarik tangan Syena.
Kevin tersenyum manis saat mengingat ekspresi Michelle tadi. Baginya Michelle lucu dan menggemaskan. Michelle juga anak yang humoris. Ahh entahlah.
'Ahh kenapa gue ini? Kok gue jadi aneh gini pas liat tingkah tuh cewek, gue kan nggak kenal siapa dia, jangan sampai gue punya perasaan sama dia, jangan deh.' Batin Kevin.
"Temen kalian tuh lucu juga yah, jadi gemesin deh." Ucap Kevin.
"Hehehe dia emang kek gitu kak orangnya." Ucap Ezzell.
"Ehh temen kalian orang Korea? Kok nggak dikenalin." Ucap Kevin.
"Annyeong, nama aku Lee Chaeyoung panggil aku Chaeyoung." Ucap Chaeyoung.
"Wih orang Koreanya pintar bahasa Indonesia."
"Aku orang Indonesia kok kak, akh blasteran aja." Ucap Chaeyoung.
"Oh, gue kira lo orang Korea asli, ternyata Indo." Ucap Kevin.
"Hehehe enggak kak."
"Gue ketemen-temen dulu, seneng bisa kenal kalian." Ucap Kevin lalu pergi.
<><><>
Hollaaa gengs!
Gimana part kali ini? Bagus nggak? Sori yah kalau ceritanya gaje, tapi ini murni dari kisah nyata, cuman dikit aja tuh rekayasanya.
Bye..!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•
Teen FictionSOMVLAK's THE GENGS, itulah nama geng yang cocok untuk mereka. Otak mereka sama-sama gesrek. Yah mereka sama-sama gila. Memiliki karakter yang berbeda, tapi mereka saling melengkapi, dan saling mengisi kekurangan masing-masing. Dibalik seluruh perbe...