PART|.53

61 7 0
                                    

Seoul, Korea~~

Setelah selesai dari kampus Dino dan Chaeyoung memutuskan untuk makan siang diluar saja. Mereka berdua sudah tiba dirumah makan cepat saji yang terletak ditengah kota Seoul. Tinggal di Korea membuat mereka berdua harus terbiasa dengan makanan yang tersedia disini.

Mereka berdua memesan makanan yang sudah biasa mereka makan. Kimchi, bulgogi, bimbimbap, dan juga ramyeon. Untuk minumannya mereka memesan soju(alkohol) yang sangat pas dinikmati bersama kimchi. Rasanya sangat lezat.

"Siksa haseyo. (selamat makan.)" Ucap Chaeyoung.

Dino langsung menyambar makanannya dengan terburu-buru. Dia sudah sangat lapar saat ini, dari tadi harus menahan lapar. Chaeyoung yang melihat tingkah kekasihnya itu langsung menegurnya.

"Cheoncheoni mani deuseyo. (makanlah pelan-pelan.)" Tegur Chaeyoung.

"Mianhe. (maaf.)" Dino kembali melanjutkan makannya, kali ini tidak terburu-buru seperti tadi.

Dino menatap Chaeyoung sejenak, lalu kembali melanjutkan makannya. Ada sesuatu yang ingin dia bicarakan pada kekasihnya itu. Namun ada perasaan ragu yang menjalar dalam hatinya. Jika tak ia bicarakan maka hatinya tak akan tenang, tapi Dino juga takut kalau Chaeyoung marah.

Setelah selesai makan, Dino dan Chaeyoung memilih untuk duduk sejenak sebelum kembali keapartemen. Rasanya masih lelah untuk mereka berdua kembali berjalan ke halte yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka saat ini.

"Chae.."

"Hm?"

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi jangan marah sama aku yah." Ucap Dino sambil menggenggam tangan Chaeyoung. Chaeyoung mengerutkan keningnya.

"Gimana kalau kita nikah setelah kita berdua sidang." Mata Chaeyoung membola mendengar ucapan Dino. Secepat ini kah?

Chaeyoung tersenyum tipis, ada perasaan bahagia saat mendengar lamaran Dino, namun tak secepat itu bagi Chaeyoung. "Din untuk sementara aku fikir-fikir dulu yah, aku nggak mau salah langkah. Aku nggak nolak lamaran kamu, tapi aku mau ingin mempertimbangkan. Aku harap kamu ngerti." Jelas Chaeyoung, ada perasaan kecewa dalam hati Dino saat mendengar jawaban Chaeyoung yang tak sesuai dengan ekspektasinya.

Dino tersenyum miris, ternyata sakit juga yah ditolak, apalagi yang ditolak adalah sebuah lamarannya. Setelah semua Dino perjuangkan demi Chaeyoung. Rela mengemis dihadapan Papanya hanya untuk berkuliah di Korea dan rela menunggu selama setahun. Tak apa, yang penting Chaeyoung tak menolaknya dengan alasan tak ingin serius. Yah Dino bisa menerima semuanya.

Sedangkan Chaeyoung merasa sangat bersalah. Chaeyoung kenal betul dengan sifat kekasihnya itu, tatapannya tak bisa berbohong. Dino sangat kecewa. Namun Chaeyoung benar-benar belum memikirkan soal pernikahan, apalagi menikah muda. Mungkin ketiga sahabatnya sudah merasakan yang namanya menikah muda, namun tidak dengan Chaeyoung. Tak pernah dirinya berfikir seperti itu.

"Sayang aku nggak nolak lamaran kamu kok, cuman aku masih belum bisa untuk menikah muda." Ucap Chaeyoung masih berusaha menjelaskan pada Dino.

"Kenapa nggak bisa? Kan aku mau nikahin kamu setelah lulus, bukan sekarang." Dino butuh penjelasan yang lebih masuk akal.

Chaeyoung menarik nafasnya. "Yaudah kalau misalnya kamu serius sama aku, besok kita ketemu sama Oppa Woozi."

<><><>

"APA MENIKAH?!!" Dino memejamkan matanya.

"Dino gue tau lo itu orang kaya, mapan, dan punya segalanya. Tapi nggak segampang itu dong lo mau nikahin ade gue!"

Saat ini Dino dan Chaeyoung sedang berada diapartemen Woozi dan kekasihnya. Setelah kemarin membahas tentang keseriusan Dino pada Chaeyoung, sekarang Dino memberanikan diri bertemu Woozi.

"Lo sama Chaeyoung itu masih kuliah! Waras nggak sih lo?!! Astaga ade gue tuh masa depannya cerah! Masa sih harus nikah dan ngurus rumah tangga?!" Dino memejamkan
matanya berusaha menetralkan perasaannya. Masih melamar Chaeyoung dihadapan Woozi saja sudah membuat perasaannya acak-acakan, apalagi melamar Chaeyoung dihadapan ayahnya. Mungkin Dino bisa pingsan berdiri.

"Oppa Chaeyoung dan Dino akan menikah setelah lulus kuliah. Soal pekerjaan bisa dicari setelah lulus kuliah." Chaeyoung membantu Dino untuk menjelaskan pada Woozi.

Woozi menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskan secara perlahan. Semua ini terlalu mendadak bagi Woozi. Youra-- kekasih Dino hanya mampu mengelus punggung sang kekasih agar tidak terpancing emosi. Woozi menatap Dino sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Tiga bulan lagi Appa akan datang ke Korea. Gue harap lo harus siapin mental buat nemuin bokap Din, bokap gue itu keras." Putus Woozi pada akhirnya.

Dino langsung mengangguk. "Gue siap kok ketemu sama Om Somin." Ucap Dino.

"Gue pegang kata-kata lo, sekali lo kecewain gue dan Chaeyoung jangan harap ada kesempatan kedua lagi buat lo."

Dino dan Chaeyoung langsung merasa lega setelah mendapat restu dari Woozi. Tinggal satu langkah lagi Dino pasti berhasil untuk menikahi Chaeyoung. Namun Dino tau betul kalau restu dari ayah Chaeyoung sangat sulit untuk dimiliki. Ahh Dino tak akan pernah menyerah untuk bisa mendapatkan restu dari ayah kekasihnya itu. Dino harus berusaha.

"Makasih yah lo udah mau ngasih restu buat gue. Gue janji nggak akan pernah ngecewain lo sama Chaeyoung."

Chaeyoung tersenyum bahagia setelah mendapat restu dari kakaknya. Entah keputusan yang dia ambil ini benar atau tidak, namun Chaeyoung akan tetap menerima lamaran Dino. Chaeyoung akan tetap menikah dengan Dino. Karena hanya Dino yang bisa memberikannya kebahagiaan sebesar ini. Orang tuanya saja tak pernah menganggapnya ada. Mereka tak peduli pada Chaeyoung dan Woozi.

"Aku akan selalu berjuang buat dapatin kamu. Semuanya akan aku lakukan untuk kamu." Ucap Dino sambil mengusap puncak kepala Chaeyoung.

Chaeyoung tersenyum. "Saranghae Oppa. (aku cinta kamu.)"

"Yaudah kalau gitu kita pulang dulu, besok kita ada kuliah pagi. Makasih udah nyempatin waktu buat ketemu kita. Komawoyo. (terima kasih.)" Ucap Dino, Woozi mengangguk.

Dino dan Chaeyoung memutuskan untuk pulang keapartemen. Sekarang waktu menunjukkan pukul empat sore, jadi mereka harus segera pulang. Besok pagi mereka harus kuliah pagi, jadi jangan sampai pulang terlalu malam.

<><><>

Hollaa Gengs!!

Sori yah kalau selama ini aku jarang UP, soalnya aku tuh nggak punya ide lagi. Aku juga udah nyiapin part buat endingnya nih. Oya buat kalian yang agak bingung sama cerita ini mohon dipahami aja yah. Author ini soalnya masih amatir, gaje.

Jangan lupa voment yah!

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang