PART|.26

75 6 0
                                    

Ezzell masuk kedalam kelas, masih sangat sunyi hanya ada sih anak baru alias Queenzha. Ezzell duduk dibangkunya, Queenzha duduk bersama Angel. Ezzell ingin membuka pembicaraan dengan Queenzha, namun Ezzell takut jika Queenzha tak berpihak padanya, takut jika Queenzha berada dipihak Angel saat ini.

Tak lama setelah Ezzell datang, anak baru yang cowok alias Devano datang. Tapi Devano tidak langsung duduk ditempatnya, Devano malah duduk disamping Ezzell. Ezzell memutar bola matanya malas saat melihat Devano. Menurutnya laki-laki seperti Devano hanya akan menggodanya saja.

"Hai!" Sapa Devano, Ezzell diam.

"Lo tau kan nama gue, dan gue juga harus tau nama lo." Ucap Devano.

"Emang gue yang nyuruh lo buat ngasih tau nama lo? Enggak kan? Jadi gue nggak perlu ngasih tau nama gue ke lo, oke?" Jelas Ezzell.

"Ayolah gue mau minta tolong sama lo, pliisss." Ucap Devano.

"Oke, nama gue Ezzell, lo mau minta tolong apa?" Tanya Ezzell.

"Mm.. Lo temenan kan sama Michelle? Gue mau minta tolong buat lo deketin gue sama dia." Jelas Devano.

"Apa untungnya buat gue? Lagian gue nggak temenan sama dia, dan gue nggak mau bantu lo! Titik!" Seru Ezzell.

"Gue mohon, dulu gue pernah nyakitin dia, dan sekarang gue mai perbaiki semuanya." Jelas Devano.

"Gue nggak peduli, lagian Michelle itu udah punya pacar." Ucap Ezzell.

"Siapa? Anak sekolah sini? Kok gue nggak tau." Ucap Devano.

"Gue nggak tau sih mereka pacaran atau nggak, tapi keknya pacaran. Cowoknya bukan anak sini, dia kakaknya Syena, temennya Michelle." Jelas Ezzell.

"Gue minta id line lo dong." Ucap Devano.

"EzzellRavika12." Ucap Ezzell.

"Thanks." Ucap Devano.

Devano lalu pergi meninggalkan Ezzell dan duduk ditempatnya. Ezzell tak bisa lagi duduk sendirian tanpa teman ngobrol. Akhirnya Ezzell mendekati Queenzha yang masih asik dengan bukunya. Keknya dia kutu buku.

"Hai!" Sapa Ezzell.

"Oh hai!" Balas Queenzha.

"Boleh duduk?" Tanya Ezzell.

"Silahkan." Jawab Queenzha.

"Kenalin nama gue Ezzell Ravika, lo panggil gue Ezzell aja, nama lo Ratu atau siapa sih?" Ezzell malah bergelut dengan pikirannya yang terus mengingat nama Queenzha.

"Nama gue bukan Ratu, nama gue Queenzha Azzara, lo boleh panggil gue Queen atau Zha." Jelas Queenzha.

"Gue panggil Zha aja, biar lebih gampang." Ucap Ezzell. "Kalau gue boleh tau lo itu kutu buku atau lo emang suka baca aja?" Ezzell mulai kepo.

"Gue cuman suka baca, tapi gue bukan kutu buku, buat apa buku diciptain kalau bukan dibaca atau dipelajari, kan kasian penciptanya." Jelas Queenzha.

"Bener, gue juga jadi kasian sama penciptanya, percuma dia ciptain buku kalau cuman disimpan jadi pajangan dirumah." Jelas Ezzell.

Mereka asik ngobrol berdua tanpa menyadari kehadiran Chaeyoung. Chaeyoung tersenyum, dia memang tau kalau Ezzell paling tidak betah kalau sendirian. Apalagi dia tak ada teman ngobrol, pasti Ezzell akan uring-uringan.

<><><>

Bel pulang sudah dibunyikan. Michelle dan Syena langsung menuju parkiran, kebetulan pagi ini Michelle bawa kendaraan kesekolah. Mereka berdua akan pergi kerumah sakit untuk memastikan kondisi Arka. Dari tadi Angel tak memberi kabar sama sekali.

Syena dibuat panik oleh Angel. Dari tadi Syena hanya bisa menatap layar ponselnya. Tak ada satupun notifikasi yang masuk keponselnya. Syena takut jika terjadi sesuatu pada Arka.

"Syena, jangan panik oke? Lo harus kuat." Ucap Michelle.

"Apa gue kena karma? Waktu itu gue udah ngancurin hubungan kak Axel sama Ezzell, sekarang gue lebih parah lagi." Jelas Syena.

"Nggak boleh ngomong gitu, lagian lo nggak ada sangkut pautnya sama hancurnya hubungan kak Axel dan Ezzell." Jelas Michelle.

"Iya Chelle, sekarang gue kena karma, tuhan udah balas perbuatan gue selama ini, tuhan balas perbuatan gue lewat Arka, bahkan lebih dari apa yang gue lakuin ke Ezzell." Jelas Syena lagi.

"Lo nggak boleh nyalahin diri lo sendiri oke? Lo nggak pernah salah, yang salah itu gue, gue yang udah jadi ular dalam persahabatan kita." Jelas Michelle.

"Gue harus minta maaf sama Ezzell, gue harus minta maaf." Ucap Syena.

"Lo yakin?" Tanya Michelle.

"Gue yakin, tapi sekarang kita kerumah sakit dulu, kita kasih tau Angel kalau gue mau minta maaf sama Ezzell, lo juga harus minta maaf." Jelas Syena.

"Oke."

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi kerumah sakit. Sekalian memberitahukan Angel soal keputusan Syena. Syena takut jika harus kehilangan Arka dalam hidupnya. Apalagi Syena sudah terlanjur mencintai Arka, sangat mencintai Arka.

Michelle dan Syena masuk kedalam ruang inap Arka. Kemarin Arka langsung menjalani operasi, dan operasinya berjalan lancar. Michelle dan Syena tersenyum kecil saat melihat keberadaan Jennie, Mamanya Arka.

"Halo tante!" Sapa Syena.

"Kamu Syena kan? Tadi Arka sempat panggil nama kamu, Arka itu cinta banget sama kamu, tante mohon kamu jangan tinggalin Arka." Jelas Jennie, air matanya mulai mengiringi ucapannya.

"Ma.." Lirih Angel berusaha menenangkan Jennie.

"Tante mohon sama kamu, udah cukup tante kehilangan kakaknya Arka, tante nggak mau kehilangan Arka juga, apa perlu tante sujud dikaki kamu? Hanya kamu harapan hidup untuk Arka, tolong tante." Jelas Jennie.

"Tante, aku ini mencintai Arka bukan hanya fisik, tapi aku cinta Arka dari hati, aku nggak mandang fisik tante, aku tulus." Jelas Syena.

"Makasih yah sayang, tante rasa Arka nggak salah pilih." Ucap Jennie.

Syena tersenyum, melihat Jennie sebahagia ini membuatnya ikut bahagia. Mata Syena menatap tubuh Arka yang dipasang beberapa alat rumah sakit, Syena benci semua itu. Syena ingin melenyapkan semua alat itu.

<><><>

Holllaaa Gengs!!

Duhh sih Syena jahat banget, masa sih alat yang bisa bantu Arka tetap hidup pengen dilenyapin. Ganas deh! Author tatut sama Syena. Uhh tatut...

Jangan lupa voment yah!!

Bye..!!

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang