PART|.52

66 6 0
                                    

Penasaran nggak sih sama Queenzha dan Rey? Ini aku kasih kisah mereka. Jangan kaget loh sama mereka berdua. Plus jangan baper sama kisah cintanya.

<><><>

Kanada, Toronto~~

Siang ini Kanada terasa sangat dingin, tak seperti biasanya. Untung saja suasana didalam rumah tak sedingin diluar rumah. Queenzha keluar dari dalam kamarnya saat mendengar suara mobil milik suaminya. Pasti Rey sudah pulang.

Queenzha membuka pintu rumahnya, dan benar itu adalah mobil milik sang suami. Namun dia tak sendirian, ditemani seorang wanita bule yang tak ia kenali. Queenzha terbakar api cemburu melihat wanita itu sangat dekat dengan Rey.

"Assalamualaikum." Rey mengarahkan tangannya kearah istrinya, namun Queenzha malah memalingkan wajahnya.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Rey sambil mengusap pipi Queenzha. Mata Queenzha melirik kearah wanita yang berdiri dibelakang Rey. Ahh Rey paham kenapa istrinya seperti ini.

"Siapa?" Bahkan Queenzha tak menatap Rey saat bertanya.

"Ohh jadi karena dia? Dia itu penggantinya Matthew sebagai sekretaris aku. Namanya Samantha, maaf aku buat kamu kecewa." Jelas Rey pada sang istri.

"Udah ribuan kali aku ngasih tau kamu kalau aku nggak suka sekretaris kamu itu perempuan, apalagi cantik dan sexy. Kamu ngeyel bangat sih jadi suami! Aku nggak mau tau, kamu harus pecat dia sekarang!" Cerocos Queenzha.

Sekarang Rey bingung harus bagaimana, dia harus profesional dong sebagai CEO perusahaannya. Rey tak bisa seperti ini. "Nggak bisa dong sayang, aku itu nggak bisa egois sama perusahanku. Lagian kerja Samantha bagus kok."

"Ihh mulai dari sekarang jangan pernah kamu tidur sama aku lagi! Kamu tidur diluar aja! Nggak akan ada jatah buat kamu!" Cerocos Queenzha yang langsung masuk kedalam rumahnya.

Rey mengusap kasar wajahnya, baru pulang sudah dimarahi oleh istri tercintanya. Dia tak mungkin memecat Samantha secara sepihak, itu tidak profesional namanya.

"Nanna he ati ksamisi, Samantha." Ucap Rey walau Samantha tak mengerti apa yang diucapkan Queenzha tadi.

'Maafkan istri saya, Samantha.'

"Tondare illa, Sar." Jawab Samantha.

'Tidak masalah, Tuan.'

"Nivu idiga bi abahudu, mattu nanna karina uttama araikeyyanu tegeduka abahuda." Jelas Rey yang langsung diangguki Samantha.

'Yaudah sekarang kamu boleh pergi, dan jaga mobil saya baik-baik.'

Rey segera masuk kedalam rumahnya dan menghampiri sang istri yang sedang duduk didalam kamarnya. Rey bingung harus bersikap bagaimana menghadapi Queenzha yang seperti ini. Sungguh dia tak tau harus seperti apa lagi.

Tangan kanan Rey mengusap puncak kepala Queenzha, namun tangannya ditepis oleh Queenzha. Jantungnya berdetak tak karuan saat melihat ekspresi istrinya yang menyeramkan menurutnya. Queenzha memang jarang marah, namun sekalinya marah akan sangat menakutkan.

"Sayang aku itu nggak akan ninggalin kamu sama Arga. Kamu itu prioritas aku, nggak ada yang lain. Cinta aku itu cuman buat kamu aja." Queenzha bahkan tak mendengarkan ucapan Rey.

"Yaudah aku bakal suruh Samantha berhenti kerja, tapi aku harus cari sekretaris baru dulu, setelah itu aku suruh dia berhenti." Sontak mata Queenzha berbinar mendengar ucapan Rey. Biarlah kata orang Queenzha egois, tak masalah baginya.

"Makasih sayang, kamu emang suami paling the best deh." Queenzha langsung memeluk Rey dengan erat.

"Kalau gitu nanti malam aku dikasih jatah dong." Ucap Rey sambil tersenyum jahil, Queenzha langsung menampar pipi Rey tanpa sadar.

"Enak aja! Kamu tuh cuman mau enaknya doang yah, nggak tau apa kalau kita gitu nanti aku bisa hamil lagi?"

"Bagus dong sayang kalau kamu hamil lagi, justru itu yang aku mau, kamu hamil lagi."

"Hamil gundulmu? Kamu fikir hamil terus ngelahirin itu gampang? Kamu nggak tau aja gimana perjuanganku buat ngelahirin Arga, susah! Apalagi aku harus hamil lagi, jangan dulu deh. Aku belum bisa."

Rey tak masalah jika istrinya ini tak mau hamil lagi. Rey juga ingat betul bagaimana pengorbanan Queenzha saat melahirkan Arga dulu. Untuk saat ini biarkan Queenzha yang menentukan ingin hamil lagi atau tidak. Yang jelas Rey tak pernah memaksa istrinya untuk hamil.

"Iya sayang aku paham." Rey langsung mengecup kening Queenzha dengan sayang, tak lama setelah itu tangisan Arga menggema dikamar.

'Huh ganggu aja kamu nak, orang Papi lagi pengen iya-iya sama Mami kamu malah nangis.' Batin Rey.

"Huaaaa!!"

"Uh sayang anak Mami udah bangun, nyenyak banget yah bobonya? Masih ngantuk yah? Yaudah kita bobo lagi aja." Queenzha mengeluarkan Arga dari box bayi dan menidurkannya diatas tempat tidurnya.

Rey menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Dari pada kaku sendiri, lebih baik bermain bersama jagoan kecilnya, Arga. Arga terlihat sangat menikmati susu formula yang diberikan Queenzha padanya. Bibirnya terus mengenyot dot yang ada dalam genggamannya.

"Jagoan Papi jago banget sih nyusunya, Papi jadi pengen juga deh kayak kamu." Queenzha memutar bola matanya mendengar kode keras dari suaminya.

"Ga, bilangin ke Papi kalau dia udah gede, nggak boleh nyusu lagi." Ucap Queenzha.

"Emang cuman Arga aja yang boleh nyusu? Aku enggak? Kan aku juga masih pengen nyusu." Queenzha langsung mendaratkan pukulan dikepala Rey.

"Aduh sakit sayang." Ringis Rey.

"Makin hari makin mesum aja! Dasar yah kamu nggak bisa berubah sedikit aja! Ketularan otaknya kak Kevin yah kamu? Dasar!" Cerocos Queenzha.

Akhir-akhir ini otak Rey memang rada gila setelah mendengar saran dari Kevin. Apalagi saran yang Kevin berikan sangat tidak berfaedah untuk rumah tangganya. Namun mendengar saran gila Kevin, Rey juga tertarik untuk terus menggoda istrinya dengan fikiran liarnya.

"Zha.."

"Ya?"

"Kamu satu-satunya wanita yang bisa buat aku jatuh cinta. Aku harap kamu nggak berubah." Wajah Queenzha langsung bersemu merah.

"Kamu juga pria yang aku cinta didunia ini. Aku nggak bisa janji untuk terus dengan sikapku ini. Tapi aku akan buktikan kalau dengan berubahnya diri aku saat ini adalah caraku untuk tetap bisa bersama kamu." Rey langsung menarik Queenzha kedalam pelukannya.

"Makasih sayang kamu selalu ada untuk aku. Mungkin sekarang aku masih belum bisa jadi suami impian kamu, tapi aku janji suatu saat nanti akan jadi pria yang selalu menjadi impian kamu."

<><><>

Holllaaa Gengs!

Author comeback! Aduh jadi baper deh ngeliatnya. Oya buat para readers yang ngira ini cerita dewasa, kalian salah. Walaupun ada sih dikit. Tapi Author merasa itu cuman buat lucu-lucuan aja.

Ingat yah Author nggak bakal UP kalau belum di voment sama kalian!

Jangan lupa voment yah!

Bye..

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang