PART|.34

54 6 0
                                    

Semua mata tertuju pada Chaeyoung yang sedang terbaring sambil menutup matanya. Sekarang mereka semua sedang berada didalam kamar hotel Chaeyoung dan Syena. Tadi Dino langsung memberitahukan mereka kalau dia sudah menemukan Chaeyoung didepan sebuah toko.

Tak semuanya Dino jelaskan. Hanya tentang dia menemukan Chaeyoung yang pingsan dijalan. Dino tak ingin memperkeruh suasana. Apalagi keadaan Chaeyoung sekarang yang masih dalam keadaan kurang baik.

Perlahan mata Chaeyoung mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang ada. Netra matanya langsung bertemu dengan netra mata milik Dino. Tanpa aba-aba Chaeyoung langsung memeluk tubuh Dino. Air mata Chaeyoung langsung mengalir deras. Dino mengusap punggung Chaeyoung, memberikan sedikit ketenangan pada gadis itu.

"Udah jangan nangis, nanti kepalanya tambah sakit." Ucap Dino.

"Chae maafin gue, gara-gara gue lo jadi kek gini. Andai aja tadi gue nggak minjam ponsel lo, pasti lo nggak akan kek gini." Ucap Ezzell.

"Nggak usah dibahas dulu, mending kalian istirahat dulu. Besok kita pulang." Ucap Dino.

"Hah? Pulang? Kok gitu? Jangan jadiin cewek lo alasan dong Din, kita juga baru dua hari disini Din, yaelah lo!" Gerutu Kevin.

"Lo nggak ngerti gimana keadaan Chaeyoung sekarang? Mata lo dimana Vin?! Lo nggak liat Chaeyoung lagi sakit!" Seru Dino.

"Gue tau cewek lo itu segalanya, tapi lo nggak boleh egois gini! Kita itu juga ngerti, tapi lo juga harus ngertiin kita! Nggak asik lo!" Seru Kevin.

"Coba kalau Michelle yang ada diposisi Chaeyoung?! Gue yakin lo bakal ngelakuin hal yang sama kayak gue." Ucap Dino.

"Setidaknya gue nggak egois kayak lo! Jangan jadi banci! Jangan mentingin urusan lo sendiri! Tujuan kita disini itu mau liburan, bukan mau nurutin ego lo!" Seru Kevin.

"Udah puas berantem? Dengan emosi nggak bakal nyelesain masalah! Emosi sama emosi nggak ada gunanya, justu malah buat masalah bertambah." Ucap Axel melerai pertengkaran antara Dino dan Kevin.

"Cukup! Disini kita semua salah! Chaeyoung kayak gini karena kita semua! Kita siap kok pulang besok, malam ini pun bisa!" Seru Michelle.

Michelle keluar dari kamar Chaeyoung dan Syena. Michelle merasa bahwa dirinya yang disalahkan karena ucapan Kevin. Memang semuanya salah disini. Andai Ezzell tak meminjam ponsel Chaeyoung, pasti Chaeyoung tak akan seperti ini. Andai mereka tak meninggalkan Chaeyoung dan menunggunya, pasti Chaeyoung tidak akan seperti ini.

"Puas lo Din?! Lo udah buat cewek gue nangis!" Seru Kevin.

Semuanya keluar dari kamar Chaeyoung. Hanya tersisa Chaeyoung dan Syena didalam. Syena memutuskan untuk membiarkan Chaeyoung istirahat dulu. Syena keluar dari kamar hotel dan menemui Arka. Syena hanya ingin melepas kelelahannya bersama Arka.

"Kenapa nyariin aku?" Tanya Arka yang sekarang berdiri berhadapan dengan Syena.

"Aku capek Ka, aku takut ngeliat bang Kevin berantem. Aku kasian liat Michelle." Jawab Syena.

"Kita jangan ngobrol disini, kita cari tempat aja." Ucap Arka.

Arka dan Syena duduk direstoran hotel. Sebenarnya Arka tau apa yang dirasakan kekasihnya ini sekarang. Namun Arka memilih untuk diam, daripada akan membuat Syena tambah sedih. Arka dapat melihat wajah lelah Syena. Mungkin dia lelah seharian mencari Chaeyoung.

"Syen aku tau apa yang kamu rasain sekarang, tapi kamu juga harus ngertiin posisi Dino juga. Dia khawatir sama sahabat kamu. Aku pun kalau diposisi dia pasti akan lakuin hal yang sama." Jelas Arka.

"Plis kita harus ngertiin keadaan sekarang. Kita nggak boleh menyikapi semua masalah dengan emosi. Kamu jangan takut kalau Kevin bakal lakuin hal yang aneh, oke?" Jelas Arka, Syena mengangguk.

"Makasih Ka kamu udah mau selalu ada disamping aku. Selalu bisa menyeimbangi sifat kekanak-kanakan aku." Ucap Syena.

"Always for you babe." Ucap Arka.

"Jangan ninggalin aku, aku nggak bisa hidup tanpa kamu." Ucap Syena.

"Aku akan selalu berdoa sama tuhan untuk mencabut nyawa kita disaat bersamaan. Aku nggak mau liat kamu nangis saat liat aku udah nggak bernyawa, begitu juga sebaliknya Syen." Ucap Arka.

"Janji?" Syena mengangkat satu jari kelingkingnya dan dibalas dengan satu jari kelingking Arka.

"Aku nggak mau janji, aku mau buktikan ke kamu kalau aku bukan orang yang melanggar ucapannya. Aku akan membuktikan ke kamu kalau aku cinta kamu lebih dari apapun." Jelas Arka.

Syena langsung menghambur dipelukan Arka. Entah kenapa ada rasa takut kehilangan didalam hati Arka. Syena tak terlihat seperi biasa.
Ada yang aneh pada diri Syena sekarang. Namun apa itu? Arka pun tak tau apa yang terjadi. Mungkin itu hanya perasannya saja.

Arka mengusap pipi Syena, lalu mengacak-acak puncak kepala Syena. Syena terlihat sangat menggemaskan dan kecantikannya bertambah jika tersenyum. Kekasihnya itu memang selalu terlihat cantik.

"Yaudah jangan nangis lagi, kalau nangis nanti cantiknya hilang loh, udah yah nangisnya?" Arka kembali mengusap bekas air mata dipipi Syena.

"Love you." Ucap Syena.

"Love you too babe." Ucap Arka.

Arka dan Syena memutuskan untuk kembali kekamar hotel masing-masing. Besok mereka harus berangkat pukul sepuluh pagi.

<><><>

Holllaaa Gengs!

Gimana part kali ini? Kalau bagus alhamdulillah, kalau enggak bagus maap yah. Mamak lagi nggak ada ide buat part kali ini. Mamak punya kejutan loh dipart selanjutnya, makanya baca terus.

Jangan lupa voment yah!

Bye..

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang