PART|.38

55 7 0
                                    

Siang ini Ezzell akan pergi kerumah Michelle untuk menjenguknya. Kemarin Michelle sudah diperbolehkan untuk pulang. Ezzell harus pergi sendiri, tak mungkin juga meminta bantuan dari kakaknya yang sedang molor. Motornya sedang diservis. Paling tak mungkin lagi minta tolong dengan pacar pura-puranya, Devano.

SOMVLAK's THE GENGS x BOYS

EzzellRavika12: Guys gue datangnya agak lambat yah.

Angel.Nadella: Yah kita udah mau otw, gue sama Axel.

AxelSanjaya20: Suruh Devano yang antar.

EzzellRavika12: Nggak enak gue.

AxelSanjaya20: Sama pacar sendiri kok gak enak?

LeeChaeyoung: Aku perginya sama kak Dino.

Angel.Nadella: Kita perginya bawa pasangan masing-masing. Lo juga bawa Devano kali.

DevanoJulio_: Tunggu dirumah @EzzellRavika12, aku jemput.

KevinAndika.15: Woi kalian pada dimana? Gue udah dirumah Michelle.

Angel.Nadella: Otw

AxelSanjaya20: Otw(2)

LeeChaeyoung: Otw(3)

EzzellRavika12: Belum ada tanda otw.

Close

Ezzell memutar ponselnya. Ezzell baru ingat, tadi Devano bilang dia akan menjemputnya. Apa maksudnya? Berarti Ezzell harus menunggu Devano? Biarlah, hitung-hitung hemat ongkos pulang pergi.

Sepuluh menit menunggu, motor Devano sudah terparkir manis didepan rumah Ezzell. Sang pemilik rumah juga sudah menunggu didepan rumah. Devano tersenyum kecil saat melihat Ezzell yang terlihat lucu. Ahh apa yang dia pikirkan?

'Kok Ezzell makin cantik yah? Ingat Van, lo itu cuman mau deketin Michelle, bukan temennya.' Batin Devano.

"Sori nunggu lama, lo mau berangkat sekarang?" Tanya Devano.

"Nggak! Tahun depan! Yah sekarang lah Devano sayang!" Seru Ezzell.

Deg..

Sayang? Jantung Devano berdebar tak karuan saat mendengar satu kata yang diucapkan Ezzell. Apa Ezzell menganggap lebih dari hubungan skenario yang mereka jalani sekarang? Jika iya, maka ini adalah bencana bagi Devano.

"Tunggu apa lagi sih Devano? Ayo buruan! Lo mau nunggu nenek gue bangkit dari kubur?" Gerutu Ezzell.

"Ngaco lo!" Devano naik keatas motornya dan mulai melajukan motornya.

Entah mengapa Devano jadi tak fokus mengendarai motornya. Ekor matanya menangkap wajah Ezzell yang dipantulkan lewat spion motornya. Devano tak fokus sampai dia hampir menabrak gerobak cendol yang lewat didepannya. Devano langsung menarik remnya secara mendadak, sehingga Ezzell menabrak punggungnya.

"WOI MAS KALAU NGGAK BISA BAWA MOTOR, JANGAN BAWA MOTOR DONG! NYAWA NIH MAS!" Teriak tukang cendol itu pada Devano.

"Maaf mas saya nggak sengaja, sekali lagi maaf mas." Ucap Devano.

"Jangan diulangi lagi mas, kalau nyetir jangan ngelamun, biar aman terkendali." Jelas tukang cendol itu.

Devano kembali melajukan motornya, dari pada harus bermasalah dengan mas-mas tukang cendol. Bisa-bisa wajahnya dilempari toples gula merah sama cendolnya. Kan kalau benar dilakukan tukang cendol itu nggak lucu. Malu!

Tadi Devano merasakan sesuatu yang berdetak cukup kencang. Detak jantung Ezzell berdetak tak beraturan. Kenapa dia? Apa Ezzell degdegan dekat dengannya? Entahlah.

Mereka berdua tiba disebuah rumah yang cukup megah. Terparkir dua motor sport milik Kevin dan Axel, satu mobil pajerro sport milik Dino. Devano menarik punggung tangan Ezzell, dan menggenggamnya.

Tak tahu apa yang dirasakan Devano sekarang. Devano terus saja salah tingkah saat bermesraan dengan Ezzell. Kali ini Devano ingin memantau kondisi Michelle, dan kedekatan Michelle bersama Kevin.

"Ehh hai Zell!" Ezzell tersenyum saat melihat Michelle duduk dikursi rodanya sambil mendekat kearahnya.

"Kangen banget gue sama lo, gimana keadaan lo?" Tanya Ezzell.

"Baik." Ezzell membantu mendorong kursi roda Michelle. Michelle melirik kearah kiri Ezzell. Devano tak pernah memalingkan wajahnya. Michelle jadi salah tingkah.

"Ehh gimana perkembangan Syena? Ada kabar baik?" Tanya Ezzell.

"Syena udah lewatin masa kritisnya, tadi Syena kejang-kejang gitu. Kata dokter kondisi Syena udah membaik, jadi kita tinggal tunggu kapan dia siuman aja." Jelas Kevin.

"Sih Arka masih setia nungguin Syena?" Tanya Dino.

"Yaiyalah, tuh orang nggak mungkin berpaling dari Syena. Secara Syena itu udah baik, cantik pula." Jelas Angel.

"Btw Queenzha mana?" Tanya Ezzell.

"Dia lagi nemenin Rey wisuda. Hari ini cowoknya wisudaan." Jawab Axel.

"Ehh besok lusa kita udah harus masuk sekolah loh, ingat jangan sampai ada yang telat." Jelas Chaeyoung.

"Yaampun Chae, kita disini mau jenguk Michelle bukan mau ngomongin soal sekolah, lo mah rajin banget!"  Gerutu Angel.

"Heh ratu telat sejagad, lo itu diingetin biar nggak telat!" Seru Ezzell.

"Udah jangan berantem, mending sekarang kita happy-happy aja. Kan bentar lagi kalian sekolah." Ucap Axel.

Ting..Tong.. (anggap aja bunyi bel)

"Bentar yah aku buka pintu, mungkin Papi aku." Ucap Michelle.

"Aku temenin." Ucap Kevin.

Kevin mendorong kursi roda yang digunakan Michelle menuju depan rumah. Alangkah terkejutnya Michelle saat melihat orang yang berdiri didepan pintu rumahnya. Pria dengan stelan jas sambil memegang
sekeranjang buah.

Sama dengan Michelle, Kevin sama kagetnya saa melihat pria yang berdiri dihadapannya saat ini. Pria itu juga terkejut saat melihat Kevin dirumah calon istrinya. Ralat orang yang nggak mau dijodohin sama dia.

"Bang Duta?" Ucap Kevin kaget.

<><><>

Holllaaa Gengs!

Hayo loh ngapain Duta kerumah Michelle? Apakah akan ada perang dunia selanjutnya? Atau Kevin akan menyerah dan membiarkan Duta pacaran sama Michelle? Tunggu kisah selanjutnya.

Michelle: Mak ngapain dia datang kerumah gue sih?

Author: Disuruh sama bokap lo!

Michelle: Tapi kan Mamak yang buat, jadi nggak usah hadirin dia deh!

Author: Serah gue dong!

Michelle: Yaelah tega banget sih Mak ama gue!

Jangan lupa voment yah!

Bye..

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang