PART|.56

63 4 0
                                    

8 Bulan Kemudian...

Saat ini usia kandungan Michelle sudah hampir memasuki 9 bulan. Kevin sangat bahagia sekali melihat perut sang istri yang kian membesar, terlebih lagi saat Kevin tau bahwa Michelle mengandung dua bibitnya sekaligus, atau bisa dibilang kembar. Kevin dan Michelle masih belum tau jenis kelamin kedua anak yang ada dalam kandungan Michelle. Bagi mereka anak laki-laki atau perempuan sekalipun mereka berdua sangat bersyukur.

Seperti sekarang, Kevin dan Michelle sedang sibuk mempersiapkan barang-barang bayi mereka. Kevin sibuk memposisikan dua box bayi yang cukup besar, sedangkan Michelle sibuk melipat pakain bayinya. Mereka berdua sudah memebeli berbagai keperluan bayinya, seperti box bayi, stroller, pakaian bayi, lemari bayi, bedak bayi, dan masih banyak lagi.

"Sayang kamu mau nggak kita pergi kedokter buat USG lagi." Tawar Kevin.

Michelle memutar bola matanya, mereka berdua baru pergi kedokter seminggu yang lalu. "Yaampun kandungan aku ini baik-baik aja kok, nggak usah khawatir."

"Tapi aku takut sayang kalau kandungan kamu kenapa-napa, aku tuh harus siaga."

"Kamu tuh udah siaga banget malah, dari kandungan aku masih empat bulan aja kamu udah booking dokter buat bantu aku proses lahiran nanti. Bahkan kamu udah nyiapin kamar rumah sakit buat aku lahiran. Kurang siaga apa lagi sih?" Kevin cengengesan sendiri, betul juga.

Kevin berjalan mendekati Michelle yang duduk disofa sambil melipat pakaian bayinya. Tangan Kevin mengelus perut Michelle yang sangat besar. Semua kebahagiaan Kevin sebentar lagi akan benar-benar lengkap. Istri cantik dan juga anak kembar yang sudah pasti sangat menggemaskan.

"Anak Daddy kamu harus jadi anak yang hebat yah kayak Mommy, kamu harus kuat menghadapi semua masalah yang ada." Michelle tersenyum haru melihat Kevin yang mengelus perutnya.

"Iya Daddy pasti anak-anak Daddy itu kuat dan tangguh kayak Mommy dan Daddynya." Ucap Michelle meniru suara anak kecil.

Kevin mengelus puncak kepala Michelle dengan lembut. "Kita belum nyiapin nama buat jagoan kita, mau nama apa?" Tanya Kevin.

"Terserah kamu aja sayang, aku ngikut aja sama kamu."

"Kalau nanti anak aku kembar cowok namanya Atalla Tristan Jovanka dan Atilla Triksa Jovanka." Ucap Kevin dengan sangat bangga.

"Nama yang bagus, kalau anak kita cewek mau kasih nama siapa?"

"Kalau anak aku kita cewek bakal aku kasih nama Aletta Trisia Jovanka dan Alitta Triska Jovanka."

"Namanya cantik banget, kamu pintar banget sih buat namanya." Michelle mencubit gemas pipi Kevin.

"Iya dong, tapi kalau anak kita kembar cowok cewek bakal aku kasih nama Atalla Tristan Jovanka dan Aletta Trisia Jovanka." Michelle mengangguk mendengar nama yang diucapkan Kevin. Michelle tau Kevin sangat ingin dikaruniai anak kembar cowok dan cewek.

Kevin menarik Michelle kedalam pelukannya, agak sulit sebab dihalangi perut buncit Michelle. Kevin menangkup kedua pipi sang istri, dengan sangat perlahan Kevin melumat bibir Michelle. Sangat lembut tanpa nafsu. Michelle juga membalas ciuman Kevin.

"I love you my wife." Bisik Kevin lalu melanjutkan ciuman mereka.

<><><>

Kevin dapat melihat dengan jelas ketakutan Michelle saat melihat ponselnya berdering. Tertulis nama Mami disana. Dari seminggu yang lalu memang keluarga Michelle selalu menghubunginya, entah itu menanyakan kabar atau apalah. Namun hanya kakak, saudara iparnya, dab juga adiknya yang menelfonnya. Namun hanya ini Maminya yang menelfon.

"Angkat sayang, jangan buat Mami nunggu." Ucap Kevin berusaha memberikan kekuatan pada istrinya.

Dengan tangan yang sedikit bergetar, akhirnya Michelle berhasil menerima panggilan dari Maminya. "Halo.."

"Hiks.. Michelle pulang yah sayang, hiks.. Mami kangen banget sama kamu, jangan pergi." Satu tetes air mata lolos dari mata Michelle. Sakit rasanya mendengar isakan Maminya.

"Mami baik-baik aja kan disana? Aku harap sih iya. Mi maafin Icel yah nggak bisa nurutin permintaan Mami, aku udah cukup bahagia disini sama Kevin." Ucap Michelle berusaha tetap tegar walau sebenarnya dirinya sangat rapuh.

"Sayang kalau kamu nggak pulang, Mami bakal nyusul kamu kesana, kamu kirim alamatnya ke Mami yah. Tolong sayang Mami butuh kamu saat ini. Mami kangen." Hati Michelle mencelos mendengar suara lirih Maminya.

"Michelle nggak mau hubungan Mami sama Papi rusak lagi. Papi juga udah nggak nganggap Michelle anaknya kok, cukup kayak gini aja Mi." Michelle tak mau menangis saat ini, sudah cukup dia menangis selama ini.

"Mami sama Papi pisah sayang."

Jleb. Rasa sakit dalam hati Michelle bertambah lagi. Luka yang dibuat Papinya dulu kini bertambah. Ahh Michelle benci mengatakan jika dia sangat menyayangi Papinya. Namun itu kenyataannya bahwa dia sangat menyayangi pria nomor satu dihidupnya. Papinya kembali mengulang kesalahan dimasa lalu.

Tiba-tiba perut Michelle terasa sangat sakit. Apa mungkin ini adalah hari yang ditunggu Kevin dan Michelle? Namun kenapa hari yang seharusnya menjadi kebahagiaan mereka berdua harus dicampur dengan luka yang digores Papi Michelle sendiri.

Kevin dapat melihat dengan jelas wajah kesakitan Michelle. Dengan sigap Kevin langsung membopong tubuh Michelle kedalam mobil. Tak butuh waktu lama mereka berdua sudah tiba dirumah sakit. Michelle segera masuk kedalam ruang bersalin diikuti Kevin. Air mata Kevin lolos saat melihat wajah kesakitan dari sang istri, begini kah perjuangan Mommy nya dulu saat melahirkannya kedunia ini?

"Vin aku benci banget hari ini, tapi dengan adanya mereka aku harap rasa benciku ke Papa bisa berkurang."

Kalimat itu lah yang Michelle ucapkan ditengah proses persalinannya. Michelle berjuang untuk membawa kedua anaknya melihat bagaimana indahnya dunia. Kevin sangat bangga melihat perjuangan sang istri. Tak lama setelah itu terdengar tangisan bayi, hanya membutuhkan waktu lima menit terdengar lagi tangisan bayi.

"Mereka udah lahir sayang." Ucap Kevin sambil menggenggam kedua tangan Michelle.

"Maaf Pak boleh tunggu diluar sebentar? Kami harus membersihkan bayinya dan juga melakukan tindak lanjutan pada Bu Michelle." Ucap sang suster pada Kevin. Dengan terpaksa Kevin keluar dari ruangan tersebut.

Kevin mengeluarkan ponselnya dari kantung celananya. Dia ingin segera menghubungi keluarganya bahwa istrinya telah berhasil melahirkan anaknya. Panggilan pertama masih belum dijawab, hingga panggilan kedua akhirnya dijawab oleh Mommynya.

"Iya halo kenapa sayang?" Kevin mendengar suara kegirangan dari Mommy nya.

"Halo Mom Kevin ada berita bahagia buat Mommy. Michelle udah ngelahirin, anak Kevin cowok sama cewek." Ucap Kevin.

"Hah? Serius? Yaudah Mommy berangkat sama Daddy dan adik kamu, Mommy cari tiket pesawat dulu sekarang."

TunTutTut

<><><>

Hollaa Gengs!!

Jangan lupa voment yah!

SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang