Arka menatap lekat wajah Syena yang sedang terbaring diatas bankar. Hanya satu yang Arka inginkan, Syena sadar dari tidur panjangnya. Ini hari ke-14 Syena tidur dirumah sakit lengkap dengan alat bantu pernafasan. Arka merindukan tawa dari wajah kekasihnya itu.
Apa mungkin Syena akan meninggalkannya? Arka takut jika itu terjadi. Dulu Syena pernah berjanji untuk selalu bersamanya. Syena tak boleh melanggar janjinya. Arka akan selalu mengingat janji yang pernah keluar dari mulut kekasihnya itu.
"Tuhan jika engkau ingin mengambil nyawa Syena, tolong kau ambil nyawaku disaat bersamaan. Jangan membuatku menderita karena melihat Syena terus seperti ini. Kumohon!" Arka terus mendoakan agar Syena cepat sadar.
Air mata Arka jatuh tepat dimata Syena. Arka tak sanggup lagi jika menanggung penderitaan seberat ini. Arka merasa ada pergerakan pada tubuh Syena. Jemari Syena ikut bergerak. Senyuman tipis tercetak diwajah tampan Arka.
Mata indah yang Arka rindukan selama dua minggu terakhir ini akhirnya kembali terbuka. Tuhan mengabulkan doa Arka. Arka mengusap pelan pipi Syena, Arka dapat melihat jelas senyuman Syena tercetak dikedua sudut bibirnya.
"Syen.." Lirih Arka. Arka hampir putus asa, dan sekarang semuanya kembali.
"Arka.." Lirih Syena.
"Kamu butuh apa sayang? Badan kamu sakit? Kamu laper? Atau kamu haus?" Tanya Arka, Syena menggeleng pelan.
Satu tetes air mata Arka jatuh dipipi kekasihnya itu. Arka mengusap pipi Syena. Arka dapat melihat ada senyuman tipis dikedua sudut bibir Syena. Kekasihnya itu memang selalu terlihat cantik dalam keadaan apapun. Mata sayu Syena menggambarkan bahwa dirinya belum sepenuhnya sembuh.
"Maaf.." Lirih Syena.
"Maaf? Buat apa? Justru aku yang seharusnya minta maaf, karena aku nggak bisa nganter kamu waktu itu, kamu jadi gini." Jelas Arka.
"Aku minta maaf udah buat kamu nunggu lama. Makasih juga udah mau nunggu aku sampai sadar kayak gini." Suara serak Syena terdengar merdu ditelinga Arka. Arka mengangguk dan mengecup kening Syena.
"Segalanya akan selalu aku lakukan untuk kamu Syena. Aku nggak akan pernah mengeluh dalam keadaan apapun." Arka mencium punggung tangan Syena yang tidak diinfus.
"I love you Arka Angkasa." Ucap Syena.
"I love you more Syena Risyana Jovanka." Arka kembali mengecup kening Syena.
<><><>
Dino dan Chaeyoung berjalan menyusuri setiap lorong rumah sakit tempat Syena dirawat. Setelah mendengar kabar bahwa Syena telah sadar, mereka langsung menuju rumah sakit selepas pulang sekolah. Mungkin hanya mereka berdua yang bisa menjenguk Syena dulu, kebetulan Angel dan Ezzell sedang sibuk mengurusi pemilihan ketua OSIS yang baru.
"Kamu capek?" Dino menatap lekat wajah Chaeyoung. Kekasihnya itu sedang mengatur nafasnya yang memburu karena lelah berjalan.
"Sedikit." Tentu bohong jika Chaeyoung bilang jika dirinya tidak lelah. Terlihat jelas dari wajahnya jika gadis itu sedang kelelahan.
"Yaudah kamu duduk dulu, kalau udah hilang capeknya baru kita lanjut jalan lagi." Ucap Dino sambil mengarahkan Chaeyoung duduk.
Dino dan Chaeyoung duduk dikursi yang sudah disediakan pihak rumah sakit. Tangan Dino terus menggenggam tangan Chaeyoung. Chaeyoung masih terus mengatur nafasnya, wajahnya sudah memerah karena terlalu lelah.
"Kamu pasti capek banget, maaf yah tadi langsung ngajak kamu lari, soalnya aku penasaran banget sama kondisi Syena." Jelas Dino.
"Nggakpapa, aku juga penasaran sama kondisinya." Ucap Chaeyoung.
Dino mengusap puncak kepala gadisnya itu. Senyuman Chaeyoung memang selalu membuat hati Dino lebin tenang. Apalagi Chaeyoung juga tak pernah mengeluh terhadap semua beban hidupnya. Dino bersyukur bisa memiliki gadis secantik dan sebaik Chaeyoung.
"Kenapa?" Tanya Chaeyoung saat melihat ada gelagat aneh pada Dino.
"Aku pengen.." Dino mendekatkan wajahnya kearah wajah Chaeyoung. Gadis itu menutup matanya, apakah Dino akan melakukannya disini?
"Kamu cantik." Bisik Dino tepat ditelinga Chaeyoung. Chaeyoung merasa seperti ada aliran listrik yang menjalar disekujur tubuhnya.
"Mas, Mba kalau mau ciuman jangan disini dong, banyak anak kecil disini. Masih SMA aja udah berani buat mesum." Tegur seorang bapak-bapak yang sedang menggendong anak kecil.
Dino menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan Chaeyoung hanya tertunduk karena malu. Dino meminta maaf pada bapak yang menegurnya tadi, lalu menarik Chaeyoung untuk menghindari beberapa orang yang sudah berkumpul ditempatnya tadi.
Dino masuk keruang rumah Syena, ternyata ada Kevin. Dino duduk disamping Kevin, sedangkan Chaeyoung duduk disamping Syena yang sedang duduk diatas bankar. Tak lupa Arka yang selalu duduk dikursi yang ada disamping bankar Syena.
"Ehh btw Michelle tadi udah pulang apa gimana?" Tanya Kevin saat menyadari teman sekelas kekasihnya ada diruangan Syena.
"Iya kak Michelle udah pulang, tadi pulang bareng Queenzha. Soalnya pacarnya Queenzha tadi yang jemput, jadi bareng deh." Jelas Chaeyoung, Kevin hanya manggut-manggut.
Kevin baru menyadari jika ruangan ini diisi dua pasangan. Dia baru sadar jika dirinya hanya menjadi nyamuk diruangan ini. Walau mereka tak melakukan adegan mesra, namun tetap saja mereka berpasangan.
"Yaelah gue jadi nyamuk, enak yah lo pada bawa pasangan, lah gue? Sih Michelle paling lagi dirumah." Gerutu Kevin. "Gue cabut dulu mau jemput kekasih hati gue."
"Ehh lo mau jemput Michelle dirumah lo? Dirumah lo nggak ada orang Vin! Nanti lo malah buntingin anak orang lagi." Cerocos Arka, Kevin menoyor kepalanya.
"Yang harusnya khawatir itu gue! Bukan lo! Selama gue ninggalin lo disini berdua sama Syena kagak tenang gue!" Kevin meraih kunci mobil yang terletak didepannya.
"Ihh bang Kevin ngomongnya ngaur, nggak jelas!" Syena mengerucutkan bibirnya.
"Serah lo Syen! Gue cabut, bye!"
Semua yang ada diruangan Syena geleng-geleng kepala saat melihat tingkah Kevin yang seperti abg saja. Walau usia Kevin sudah menginjak dua puluh tahun, namun tetap saja Kevin seperti abg.
<><><>
Holllaaa Gengs!
Sekali lagi maafin Author yang selalu berbuat salah. Maaf yah kalau pendek terus nggak nyambung. Serius Author lagi UNBK, lagi sibuk. Apalagi bentar lagi Author bakal lulus.
Jangan lupa voment yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•
Teen FictionSOMVLAK's THE GENGS, itulah nama geng yang cocok untuk mereka. Otak mereka sama-sama gesrek. Yah mereka sama-sama gila. Memiliki karakter yang berbeda, tapi mereka saling melengkapi, dan saling mengisi kekurangan masing-masing. Dibalik seluruh perbe...