Hari sudah sore, namun Angel tak kunjung pulang. Bagaimana mau pulang, sang penjemput tak kunjung tiba. Angel memberengut kesal, sudah berbagai jenis umpatan keluar dari mulut cantiknya.
"Ihh sih Axel mana lagi! Udah dua jam gue nunggu disini! Anjing banget. Untung gue sayang!" Cerocos Angel.
PipPip!
Angel mendongak menatap pria yang dia tunggu dari dua jam yang lalu. Angel menatapnya tajam, sedangkan yang ditatap malah cengengesan tak jelas. Angel masuk kedalam mobil Axel sambil menghentak-hentakan kakinya.
"Maaf sayang." Ucap Axel sambil mengelus puncak kepala Angel.
"Nggak usah pegang-pegang! Belum halal!" Angel menatap Axel tajam.
"Yaudah aku halalin kamu sekarang aja." Ucap Axel mantap.
"Dih itu mah mau-maunya kamu aja, jangan aneh-aneh deh Xel. Aku tuh masih kuliah." Angel memalingkan wajahnya dari Axel.
"Emang kalau masih kuliah kenapa sayang? Emangnya ada larangan dikampus kamu kalau mahasiswinya nggak boleh nikah? Pasti nggak ada dong." Axel menaik turunkan alisnya.
"Ihh bodo amat! Aku mau pulang sekarang! Buruan badan aku udah lengket semua Axel! Ihh kok kamu makin nyebelin aja sih?" Gerutu Angel.
Axel menoel-noel pipi Angel yang menggembung. Wajah Angel terlihat sangat menggemaskan jika seperti itu. Axel melajukan mobilnya dengan kecepatan ekstra. Sedangkan Angel sibuk dengan ponselnya.
"Oya sayang, nanti kamu mampir kerumah yah. Mama ngundang buat makan malam." Jelas Angel, matanya masih fokus pada ponselnya.
"Ini kan masih sore sayang, aku juga harus kecáfe dulu. Nanti jam tujuh aja aku kerumah kamu." Ucap Axel sambil mengelus puncak kepala Angel. Angel hanya mengangguk.
"Apasih yang menarik didalam hp kamu? Aku aja dianggurin. Kacang mahal yah sayang?"
"Hehehe maaf sayang, soalnya aku lagi chatting sama Michelle. Katanya kak Kevin tuh ngambek. Ada cowok Bali yang deketin Michelle. Hahaha kak Kevin kayak anak perawan aja, suka ngambek." Angel tertawa lepas.
Axel melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Angel tak terlalu peduli dengan tingkat kecepatan mobil yang diatas rata-rata ini. Toh Angel tau kalau kekasihnya ini seorang anak motor dan mobil, jadi dia merasa aman.
Tak butuh waktu lama mereka berdua sudah tiba dirumah Angel, paling tepatnya keluarga Angel. Sudah ada Jennie yang sedang duduk santai sambil menikmati teh hangat yang terletak disampingnya.
Axel dan Angel menghampiri Jennie yang sedang duduk manis diteras rumahnya. Setelah kedua anaknya lulus SMA Jennie memilih berhenti bekerja dan menikmati sisa waktunya bersama kedua anaknya. Mungkin sebentar lagi kedua anaknya akan menjumpai masa depan yang indah.
"Assalamualaikum Ma." Salam Angel.
"Waalaikumsallam sayang, untung kamu udah pulang." Jawab Jennie sambil mengusap bahu Angel.
"Ma acara makan malamnya jam tujuh kan?" Tanya Angel.
"Iya sayang acara makan malamnya jam tujuh. Ingat yah Xel kamu harus datang, nggak boleh ngecewain calon Ibu Mertua." Ucap Jennie yang membuat Axel salting, salting karena dua kata terakhir yang Jennie ucap.
"Hehehe iya pasti Tan, kalau gitu aku pulang dulu. Ngel aku pulang yah, nanti kalau udah sampai dicáfe aku chat." Ucap Axel sambil mengusap puncak kepala Angel.
"Iya hati-hati yah Kak, ingat jangan ngebut mulu." Ucap Angel yang membuat Axel tertawa renyah.
"Pasti sayang. Tante aku pergi dulu yah, nanti balik lagi."
"Iya Nak."
<><><>
Acara makan malam dilangsungkan dengan hikmat dan tenang. Kali ini makan malam keluarga ditemani Axel dan Syena. Ada kebahagian tersendiri dalam diri Arka dan Syena, tak lupa Axel. Namun tak terlihat diwajah Angel.
Setelah selesai makan malam, mereka berkumpul diruang keluarga. Tadi saat makan malam Kai mengatakan jika ada yang ingin dibicarakan Arka untuk mereka semua.
"Oke aku mulai sekarang. Begini aku mau bilang kalau sebentar lagi aku akan melamar Syena." Ucap Arka, semua yang ada diruangan terbelalak, kecuali Syena.
"Serius Ka? Emang lo udah siap apa nafkahin dia?" Tanya Angel.
"Arka apa kamu serius dengan ucapan kamu? Ingat Ka pernikahan bukan permainan." Nasihat Kai pada putra sulungnya.
"Aku udah siap kok buat nikahin Syena, lagian aku nggak mungkin mainin Syena. Percuma dong pacaran hampir enam tahun terus aku cuman mainin dia aja." Jelas Arka.
"Yaudah kalau itu keputusanmu, ingat pesan Papa jangan sakiti hati perempuan yang akan menjadi ibu dari anak-anak kamu." Ucap Kai.
"Kalau kamu Axel?" Tanya Jennie.
"Axel? Selalu siap kapanpun Angel siap nikah. Axel nggak maksa Angel buat nikah kok Tan, lagian nggak guna." Jelas Axel.
"Angel sebaiknya kamu buruan siapin diri kamu untuk menikah. Ingat kamu itu anak perempuan Papa satu-satunya." Ucap Kai sambil mengusap bahu Angel.
"Pa aku itu masih mau kuliah, masih pengen kerja dan hidup bebas. Bukan ngurus rumah tangga. Apa gunanya pendidikan tinggi-tinggi kalau aku langsung nikah." Cerocos Angel.
"Papa nggak mau tau, setelah Arka menikah kamu juga harus menikah, nggak ada penolakan." Putus Kai.
"Tapi Pa.."
"Nggak ada tapi-tapian Angel, pokoknya kamu akan menikah dengan Axel." Tegas Kai.
'Yess.' Batin Axel.
Angel hanya bisa pasrah dengan semua keputusan Ayahnya. Untung saja dia tidak dijodohkan dengan orang lain, jika tidak bisa mati muda karena nggak nikah sama sang pujaan hati. Tak masalah lah harus nikah muda, yang penting nggak nikah sama orang lain.
"Gitu dong nurut." Bisik Axel tepat ditelinga Angel. Angel memutar bola matanya.
<><><>
Holllaaa Gengs!
UP lagi yah!
Maaf kalau jarang Up. Soalnya ada masalah dikit sama pacarku, handphone tercinta. Selain itu juga aku lagi USBN jadi nggak bisa sering-sering UP. Makasih udah mau baca S'sTG.
Jangan lupa voment yah!
Bye..
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMVLAK's THE GENGS •SEVENTWICE•
Teen FictionSOMVLAK's THE GENGS, itulah nama geng yang cocok untuk mereka. Otak mereka sama-sama gesrek. Yah mereka sama-sama gila. Memiliki karakter yang berbeda, tapi mereka saling melengkapi, dan saling mengisi kekurangan masing-masing. Dibalik seluruh perbe...